Rahasia Kekuatan Ideologi Islam


Oleh H. Luthfi H.

"إن قوة الفكرة الإسلامية مقرونة بطريقتها كافية لإقامة دولة إسلامية، ولإستئناف الحياة الإسلامية، إذا غرست هذه الفكرة في القلوب، وتغلغلت في النفوس، وتجسدت في المسلمين، فأصبحت إسلاماً حياً يعمل في الحياة. إلا أنه بالرغم من ذلك، لا بد من أن تتم أعمال عظيمة قبل قيام الدولة، وأت تبذل جهود جبارة لإستئناف الحياة الإسلامية."(مؤسس حزب التحرير الشيخ والعالم الجليل تقي الدين النبهاني رحمه الله
من كتاب الدولة الإسلامة)

“Sesungguhnya kekuatan pemikiran Islam yang serangkai dengan thariqahnya (metode penerapannya), sudah cukup untuk mendirikan sebuah Negara Islam dan melangsungkan kehidupan yang Islami. Saat pemikiran itu telah meresap ke dalam hati, merasuk ke dalam jiwa, dan menyatu di dalam tubuh kaum muslimin, maka semuanya akan menjadikan Islam hidup dan diperaktekkan oleh kaum muslim. 

Hanya saja, terlebih dahulu harus menyempurnakan “sejumlah aktivitas yang sangat besar” sebelum mendirikan negara itu, dan harus mencurahkan semua kekuatan, daya dan upaya, untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam ini”. (Al 'Alim al Jalil, Syekh Taqiyuddin an Nabhaniy --rahimahullah--, dari Kitab Ad Daulah al Islamiyah).

*****

Karena rahasia sebuah peradaban bertumpu pada pemikiran yang serangkai dengan metode praktis untuk melaksanakan pemikiran tersebut. Hilangnya pemikiran pada diri umat, kan memusnahkan peradaban itu. Sebaliknya, meski kekayaan fisik umat eksis, namun pemikirannya mulai ditinggalkan, tidak akan lama peradaban umat tersebut akan sirna.

Istilah lain dari pemikiran yang terangkai dengan metode pelaksanaanya ini adalah ideologi. Sekedar pemikiran tanpa metode pelaksanaan, namanya pemikiran-pemikiran filosofis. Dan sekedar berfilosofi, tidak akan pernah menghantarkan dan meraih keberhasilan peradaban.

Pemikiran-pemikiran Islam adalah sebuah ideologi, artinya Islam sebagai sebuah agama memiliki konsep-konsep dasar (akidah Islamiyah) yang memancarkan rangkaian sistem yang lengkap untuk menjawab semua persoalan kehidupan. 

Mulai dari sistem ekonomi, sistem pemerintahan --khilafah islamiyyah--, sistem sosial kemasyarakatan, sistem sanksi --sistem uqubat--, politik dalam negeri dan politik luar negeri, dan sebagainya. 

Islam bukanlah agama teologi seperti agama Nasrani, Yahudi, Hindu atau Budha. Yang sekedar mengurusi ibadah dengan Tuhan-nya. Tidak lebih dari masalah ibadah, talak, dan rujuk. 

Bahkan ideologi Islam bukan juga seperti ideologi Kapitalis dan Sosialis yang hampa nilai-nilai moralitas agama dan kosong dengan arti keTuhanan. Ideologi Islam adalah peradaban yang memiliki akidah ruhiyah dan akidah siyasiyah. 

Rahasia kekuatan berikutnya adalah, bahwa Islam sebagai ideologi ini harus niscaya ada dalam diri umat. Antara umat Islam tidak boleh terpisah dengan Islam secara idelogi ini. Umat harus memeluk, memandang, dan menerima Islam ini dengan sudut pandang ideologis. Tidak dengan padangan yang lain. Tujuannya agar ideologi tersebut meresap dalam hati, merasuk dalam jiwa, dan menyatu dalam diri umat. 

Keadaan demikian akan menjadikan seorang muslim memiliki kesadaran ideologis dan kepekaan yang tinggi atas beragam peristiwa dan kejadian di sekelilingnya. 

Muslim yang sadar ideologis, akan menjadikan aqidah Islam sebagai dasar dalam berpikir, melihat, menilai, dan menghukumi segala persoalan kehidupan dengan sudut pandang Islam. 
Muslim yang memiliki kesadaran berpolitik dalam Islam, akan melihat bahwa sistem politik dan kenegaraan dalam Islam adalah sistem Khilafah Islamiyah, bukan demokrasi dan bukan pula teokrasi. Bukan juga Demokrasi Parlementer maupun Demokrasi Presidential.

Muslim yang memiliki kesadaran dalam persoalan ekonomi, melihat bahwa Islam tidak membenarkan sistem riba dan perseroan saham (syirkah musahamah) dalam sendi-sendi perekomian. Pencabutan subsidi di berbagai sektor publik, privatiasai berbagai sektor BUMN, utang menjerat dengan nama investasi, perangkap berbagai blok ekonomi, semuanya adalah bentuk sistem penerapan Ekonomi Kapitalis yang sangat bertentangan dengan Islam.

Termasuk dalam upaya "mentajassudkan" ideologi Islam dalam benak umat adalah dengan membersihkan debu-debu yang mengotorinya dari pemikiran-pemikiran yang asing, untuk mendekatkan umat pada pemikiran Islam yang jernih.

Islam ideologis itu bukanlah “Islam asing” buatan dan rekayasa asing. Kita memandang Islam ini harus dengan kacamata kita, bukan kacamata Amerika. Adalah Islam Libaral, Islam Moderat, Islam Radikal, Islam Nusantara, Islam teroris, sampai pada khilafah abal-abal ala ISIS, merupakan pemikiran yang bukan saja berbahaya, namun juga akan merusak dan menyimpangkan umat dari ajaran Islam yang sesungguhnya. Islam yang menjadi rahmat untuk sekalian alam, disandingkan dengan kata-kata yang bertentangan dengan Islam. 

Kaum muslim..

Satu hal yang harus disadari , bahwa meretas jalan untuk membangun peradaban umat --dengan ideologi Islam ini-- tidak cukup dilakukan dengan sekedar membayangkan kesenangan dan harapan keindahan semata. Meretas jalan membangun peradaban ini juga tidak cukup dengan sekedar semangat dan cita-cita yang tinggi.

Pengemban misi ideologi Islam ini harus sadar bahwa, saat dia mengambil jalan dakwah ini, dia berada pada jalan perjuangan orang yang memahat jalan di batu cadas yang sangat keras. 

Namun dia juga harus yakin bahwa dia memiliki cangkul yang tajam dan besar, yakni pemikiran Islam ideologis yang jernih, yang akan menjamin kemampuan dia memecahkan semua batu cadas tadi. 

Betapa perang arus seks bebas dan LGBT, arus pengopinian terorisme dan radikal kepada umat Islam, HAM yang selalu menohok Islam dan kaum muslimin, persekongkolan Barat dan Timur dalam memerangi kaum muslim di Afganistan, Irak, dan Suriah, serta dilengkapi dengan pengkhiatan penguasa negeri-negeri Islam yang melicinkan proyek arogansi Negara Barat atas umat Islam, adalah contoh “batu cadas” yang harus kita toreh dengan “cangkul” pemikiran ideologi Islam. 

Cangkul yang tajam dan terus diatas insya Allah akan mampu membongkar kebusukan ide HAM, rusaknya paham Islam-Liberal, bahaya-nya ide Islam-Nusantara, akar persoalan penyakit dan penyimpangan perilaku LGBT, hakikat sebenarnya dari perang melawan terorisme dan proyek deradikalisasi, dan lain sebagainya. 

Jalan ini memang terjal. Memerlukan eksta waktu, dana, keseriusan, pengorbanan, dan kontinyuitas perhatian untuk melihat segala persolan yang melanda umat.

Namun disinilah rahasia kebahagiaan hidup seorang muslim, dan di sanalah letak kekuatan Islam sebagai ideologi kehidupan. Sikap hidup seperti inilah yang akan berkontribusi mengukir peradaban dan masa depan umat. Khilafah Islamiyah ala minhaj Nubuwwah. [VM]

Posting Komentar untuk "Rahasia Kekuatan Ideologi Islam"