Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahagia Itu Sederhana…


Oleh : Endah Sulistiowati S,P. 
(Pengasuh Sanggar Remaja Kediri)

Sobat kawula remaja, banyaknya persoalan akan mengantarkan kita pada upaya mencari solusi alias pemecahannya. Masalah yang mendera remaja kurang bahagia ini kan lumayan banyak ya. Apa aja tuh? Tawuran, pergaulan bebas, pacaran, seks bebas, narkoba, miras, perundungan alias nge-bully, selera dan ekspresi musik, kecanduan game online, pornografi, penyalahgunaan internet, tren mode pakaian, dan lain sebagainya dan lain sejenisnya. Buwanyak buwanget. 

Btw, terkait bahagia, sebenarnya apa sih bahagia itu? Apakah bahagia itu ketika punya pacar ganteng, keren sholeh... eits, yakin itu pacar sholeh? Inget ya sobat yang sholeh itu gak pernah akan ngajak pacaran, yang sholihah juga gak bakal mau diajak pacaran.. loh..loh kok jadi kemana-mana. Kembali ke topik awal tentang apa sih bahagia itu? Apakah punya banyak uang, gadget keren super lengkap, atau mendapat gelar sarjana dari uneversitas ternama dan mendapatkan pekerjaan yang sesuai? Apakah semua itu bisa menjamin dan mendatangkan kebahagiaan? 

Monggo flashback dulu, pengusaha kaya dan terkenal Chung Mong-hun pemilik industry raksasa Hyundai Motor memberikan sogokanRp 5.000.000.000.000 untuk bisnisnya di Korea Utara bunuh diri dengan melompat dari lantai 12di gedungnya padat ahun 2003. Dia punya kekayaan yang didambakan banyak orang. Jabatan tinggi, gaji tinggi, kurang apa coba? Dilihat dari kacamata kita mungkin dia orang yang bahagia karena punya segalanya. Tapi sobat, fakta berbicara sebaliknya, dibalik kemewahannya itu dia tidak bahagia, hidupnya hampa, karena hartanya melimpah sehingga semua materi yang ada di dunia sudah di dapatkan. Dia tidak mempunyai tujuan hidup dan akhirnya mengakhiri hidupnya.Ibnu Qoyyim Rahimahullah mengklasifikasikan kebahagiaan menjadi tiga, 

Petama, kebahagiaan berdasarkan faktor eksternal, kebahagiaan ini mengyangkut hal-hal yang dapat di indera dan diukur orang lain, seperti banyak harta, jadi kalo kebutuhan primer dan sekundermu sudah terpenuhi bisa deh dikatakan bahagia versi kebahagiaan eksternal. Kedua, kebahagiaan berdasarkan faktor internal, kebahagiaan ini menyangkut nikmat jasmani seperti tubuh sehat, kemolekan, dll. Jadi kalo kamu merasa punya tubuh seksi bisa deh dikatakan bahagia versi kebahagiaan internal. Kemudian kebahagiaan yang ketiga ini sangat spesial dan war biasa. Pasti pada tanya kenapa kebahagiaan yang ketiga ini spesial..hehe karena kebahagiaan yang ketiga ini berbeda dengan kebahagiaan yang sebelumnya.

Jika kedua kebahagiaan yang sebelumnya tadi bersifat semu, tidak abadi, dan terbatas atau bisa dikatakan hanya berorientasikan dunia, kita ambil contoh seseorang yang cantik, seksi, tampan, gagah ketika memasuki usia setengah abad pasti akan berubah. Orang yang bahagianya karena harta akan mudah kehilangan kebahagiaan karena kebahagiaanya ditentukan oleh banyak sedikitnya harta, jika hartanya berkurang atau hilang maka kebahagiaannya juga akan ikut hilang. Tapi kebahagiaan yang ketiga adalah kebahagiaan yang hakiki atau berorientasikan dunia dan akhirat. Kebahagiaan yang ketiga ini jarang dimiliki oleh individu, saking spesialnya cara mendapatkannya pun tidaklah mudah. Bagaimana caranya? 

Karena kebahagiaan hakiki menurut islam adalah mendapat ridho Allah, jadi cara mendapakannya yaitu dengan menjalankan semua perintahNya baik yang fardhu ‘ain maupun farhdu kifayah. Termasuk menjalankan syari’at islam secara sempurna, seperti firman Allah dalam QS. Al Baqoroh ayat 208 yaitu “Hai orang orang yang beriman, masuklah kalian dalam Islam secara keseluruhan (kaaffah), dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan adalah musuh yang nyata bagimu.” Lalu adakah kaitannya ayat tersebut dengan kebahagiaan? 

Kita cari jawabannya sama-sama. Ayat tersebut adalah seruan Allah kepada manusia agar berislam secara sempurna (kaaffah) dan itu ada kaitannya dengan tujuan penciptaan manusia di bumi ini, seperti firman Allah dalam QS. Adz-dzariyat ayat 56 “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”. Tujuan Sang Kholiq menciptakan kita adalah untuk mengabdi dan beribadah kepadaNya. Dan di dalam QS. Al-baqoroh ayat 30. “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" 

Allah berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Ketika kedua hal ini bisa dilaksanakan maka akan terbentuk aqidah islamiyah sebagai prinsip hidup manusia. Tujuan hidup manusia ditentukan oleh pemikirannya akan jawaban tiga pertanyaan berikut, darimana manusia diciptakan? Apa tujuan manusia diciptakan di bumi? Akan kemana manusia setelah kematian? Ketiga pertanyaan tersebut adalah dasar dari aqidah islamiyah, jika pertanyaan itu terpecahkan, maka terpecahkan pula permasalahan kehidupan dan kita akan menemukan kebahagiaan yang hakiki. Di dalam Islam semua makhluk itu ada yang menciptakan yaitu Allah Sang Kholiq. 

Sobat muda, kalo kalian pernah mempelajari teori darwin bahwa manusia berevolusi dari kera, itu bener-bener teori yang menyesatkan, karena Allah lah yang menciptakan manusia.Setelah kita berada di dunia kita harus patuh dan tunduk kepada pencipta kita, yaitu Allah SWT. Allah sudah mengatur hubungan manusia denganNya, manusia dengan manusia. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik buat hambaNya, maka dari itu kita harus menaati semua peraturan Allah, baik yang menurut kita enak ataupun gak enak, ingat ya sobat, hukum islam itu bukan prasmanan yang seenaknya kita pilih-pilih, yang enak diambil, yang gak enak ditinggalkan. 

Di dunia kita sangatlah terkait dengan hukum Allah, begitupula kehidupan ini sangat terkait dengan kehidupan setelah mati. Apa saja yang telah kita perbuat akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Allah telah mempersiapakan surga dan neraka. Sudah jelas sobat, kalo kita tunduk kepada aturan Allah, maka Allah membalasnya dengan keindahan yaitu surga, begitu sebaliknya jika kita tidak mau di atur dengan hukum Allah dan malah membuat aturab sendiri, sudah jelas tempatnya neraka, dan itu adalah janji Allah, Allah tidak pernah mengingkari janjiNya. Sobat, mari kita meraih kebahagiaan kita dengan menegakkan aturan Allah. Jika aturan Allah yang diterapkan itu adalah bekal di akhirat kelak, dan itulah kebahagiaan yang sesungguhnya.

Sobat muda, penulis hari ini mengasuh Sanggar remaja. Nah, dalam setiap pertemuan ini santriwati dirangsang cara berpikirnya untuk mendata apa saja sih permasalahan remaja itu, lalu menilainya dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Ini standar lho. Sebab memang begitu adanya. Nggak ada asap kalo nggak ada api. Sebab-akibat terhadap suatu fakta itu menjadi langganan santri Pesantren Media dalam membaca dan memahami fakta. Maka, seharusnya cara pandang seperti ini bisa menghantarkan kita untuk tahu permasalahan dan solusinya.

Ngaji sebagai langkah awal remaja tangguh untuk bisa nyebur di arena dakwah, adalah sebuah keharusan. Umpama kita mau renang, tentu saja nggak asal nyebur. Perlu sedikit teori dasar dan perlu bimbingan yang sudah tahu seluk-beluk renang. Sama halnya ketika mau nyebur dalam medan tempur, setiap individu prajurit kudu tahu teori pake senjata, bertahan di medan perang, strategi memukul mundur musuh, strategi gerilya, taktik menyerang melalui darat, laut, dan udara. Semua teori itu dipelajari terlebih dahulu. Bahkan, sebelum berperang pun tetap ada briefing untuk menyatukan tujuan dan target serta cara mencampainya. Semua butuh ilmu sebelum amal. Itu sebabnya, bagi para remaja wajib juga untuk mengkaji Islam, sebelum terjun langsung dakwah.

Melalui ngaji kita akan tahu kewajiban, keutamaan, cara, tujuan, target, dan bagaimana mencapainya. Selain itu, kita juga diajarkan untuk senantiasa menjadikan niat sebagai ukuran dalam melakukan perbuatan. Niatnya salah, maka salah pula hasil yang kita dapat meski caranya benar. Shalat nggak diterima kalo niatnya bukan karena mengharap keridhoan Allah Ta’ala, meski caanya benar. Rugi, kan? Ngaji dan dakwah juga nggak diterima sebagai amal shalih kalo niatnya bukan karena Allah Ta’ala. Tuh, tebelin dah catetannya. [VM]

Posting Komentar untuk "Bahagia Itu Sederhana…"

close