Dalam Dentuman Pergolakan


Oleh : Taufik S. P. (Aktivis Mahasiswa Muslim)

Kawan-kawan, Bangkitnya seseorang dengan ideologi Islam akan membawa kesejukkan jiwa, menyegarkan  dan menjernihkan pikiran, kalian akan berani dalam situasi apapun. Akidah harus dibela dengan nyawa. Jika akidah Islam hilang, niscaya tak ada gunanya hidup! Kalian harus berani meningkatkan nyala semangatmu untuk selalu berbuat merobohkan  kelaziman, dan membongkar segala bentuk racun kebijakan yang disuarakan oleh para penguasa.

Kawan- kawan, setiap hari orang membersihkan badan, namun jangan lupa membersihkan hati dan pikiran dari polusi dan dosa-dosa. Saudara-saudari, dimanapun berada, mari berjuang menegakkan Islam. Nilai diri kita ditentukan dari kita berani berkorban atau memilih bersikap pecundang dan pengecut.

Kawan-kawan, di tengah kubangan demokrasi yang makin terasa menikam rakyat, kejumudan pergerakan mahasiswa harus dihempaskan, harus dirubah segera. Jika sekarang ini banyak sekali mahasiswa sangat apolitis, mereka harus segera sadar dengan kondisi rakyat yang semakin lama semakin menjerit terzalimi oleh kebijakan-kebijakan.

sebuah realitas yang menyakitkan di Indonesia di tahun-tahun belakangan ini, dengan ‘mendinginkan’ sikap kritis mahasiswa, dengan diajak makan-makan di istana bersama Presiden, membungkam suara kritis mahasiswa atas nama netralitas kampus, jadi apakah ini yang tersirat dinyatakan oleh rejim yang berkuasa? 

Kawan-kawan mahasiswa, janganlah nyaman ketika rakyat sedang menjerit, nyaman dengan keadaan berdiam diri di dalam kos dengan menonton video bokep lalu beronani, nyaman dengan sosialitanya, nyaman dengan budaya alay, dan nyaman dengan aktivitas murahan yang justru menambah kerusakan negeri ini. Lihatlah secara sempurna, demokrasi menjadi biang pergaulan bebas, pornografi dan pornoaksi yang telah menimbulkan kemudaratan yang sangat mengerikan bagi generasi muda, seperti aborsi, narkoba, dan berbagai kejahatan remaja.

Ketahuilah, keberadaan organisasi kampus itu penting untuk mendorong robohnya rejim sekuler Orba, hingga hari ini pun perannya masih vital. Harusnya kalianlah yang menjadi garda terdepan untuk menyuarakan aspirasi rakyat. Disaat negeri ini diserang neo-liberalisme, dan neo-imperialisme, maka janganlah kaum aktivis seperti singa ompong yang terdiam dan bengong ketika melihat militansi kaum penjajahah maupun antek-antek penjajah. Sekali lagi, janganlah menjadi singa ompong, terdiam menjadi pecundang. Lihatlah negeri kaya ini yang semakin dimiskinkan karena kita membisu dan diam.

SDA yang melimpah ruah itu sudah raib menjadi milik orang asing.  Bayangkan, pada tahun 2011 minyak di negeri ini dikuasai oleh perusahaan asing seperti Chevron 44%, Total E&P 10%, Conoco Phillip 8%, Medco 6%, CNOOC 5%, Petrochina 3%, BP 2%, Vico Indonesia 2%, Kodeco Energy 1 % dan lainnya 3%, dan Pertamina & mitra hanya menguasai 16%.

Bidang Perambangan hampir 70 % dikuasai asing. Dominasi Froport menguasai 80% di sektor pertambangan di papua dengan membubukan pendapatan sebesar US$ 5,9.Jika kita berfikir skritis sudah layaknya negeri kita ini makmur akan tetapi faktanya banyak rakyat yang justru mengeluh kelaparan dan mengemis kepada rezim tirani ini. Lagi-lagi rakyat yang menjadi korban....

Lalu dimanakah mahasiswa disaat negeri kita didominasi oleh neo-liberalisme dan imperealisme?, masihkah kita masih menyempatkan waktu untuk berkongkow- disudut kampus dengan tertawa lepas yang seolah-olah tidak ada beban masalah umat, hingga mereka tidak sadar kopi yang tadinya panas menjadi dingin. 

Sungguh disayangkan, mahasiswa sekarang ini justru dibajak menjadi benteng pelindung para kapitalis, mereka dicekoki dengan agenda-agenda berorientasi meteri. Inilah kondisi ketika pergerakan mahasiswa sudah melenceng dari fungsionalnya.

Sudah saatnya mengarahkan perjuangan mahasiswa kepada revolusi sistem bukan hanya reformasi semata yang mengganti rezim dengan rezim lainnya. Mulai saat ini kita ukir sejarah panjang mahasiswa muslim sebagai sejarah perjuangan untuk menggulingkan kezaliman. 

Sekarang adalah waktunya bagi mereka untuk memahami bahwa umat ini, umat Islam, tidak akan menerima sebuah pengganti untuk Islam, dan bahwa mereka tidak akan pernah terintimidasi oleh tekanan ‘alat-alat negara’ , dan bahwa tegaknya Islam adalah masalah hidup atau mati bagi mereka. Rezim saat ini harus melihat jalan ini secara serius untuk memahami bahwa mereka tidak punya pilihan selain berjuang di sisi umat dan tegaknya hukum Syariah Allah SWT, dan pada hari itu semua akan senang berada di bawah naungannya, baik para penguasa maupun yang di bawah kekuasaannya, kaum Muslim dan non – Muslim. [VM]

Posting Komentar untuk "Dalam Dentuman Pergolakan"