Keutamaan Sepuluh Hari Awal Bulan Dzulhijjah
Oleh : H. Luthfi H.
Firman Allah SWT;
{ وَالْفَجْرِ * وَلَيَالٍ عَشْرٍ}
"Demi Fajar. Dan malam yang sepuluh". (Al Fajri 1-2)
ذكر ابن كثير في تفسيره عن ابن عباس قوله: هي ليالي العشر الأول من ذي الحجة.
Ibnu Katsir mengingatkan dalam Tafsir nya bahwa dari Ibnu Abbas bahwa Firman Allah (malam yang sepuluh) tersebut adalah sepuluh malam di bulan Dzulhijjah.
Demikian pula Firman Allah SWT:
{ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ }
"...dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan..." (Al Hajj 28)
نقل البخاري في صحيحه عن ابن عباس قوله في هذه الأيام أنها: أَيَّامُ الْعَشْرِ.
Bukhari dalam Kitab Sahih nya telah menukilkan bahwa yang dimaksudkan dengan "pada hari yang ditentukan" adalah sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنه، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "أفضل أيام الدنيا أيام العشر".
Dalam sebuah riwayat Shahih dari Jabir bin Abdullah --semoga Allah SWT meridhoi nya-- "Bahwa sesungguhnya Rasulullah sabersabda: "Hari hari yang paling afdhal di dunia ini adalah sepuluh hari (awal bulan Dzulhijjah).
عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ مَا الْعَمَلُ فِي أَيَّامٍ أَفْضَلَ مِنْهَا فِي هَذِهِ قَالُوا وَلَا الْجِهَادُ قَالَ وَلَا الْجِهَادُ إِلَّا رَجُلٌ خَرَجَ يُخَاطِرُ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ بِشَيْء
Dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tidak ada amal yang lebih utama pada hari-hari (tasyriq) ini selain berkurban." Para sahabat berkata, "Tidak juga jihad?" Beliau menjawab: "Tidak juga jihad. Kecuali seseorang yang keluar dari rumahnya dengan mengorbankan diri dan hartanya (di jalan Allah), lalu dia tidak kembali lagi." (HR. Bukhari)
وعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنهما، عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: "مَا مِنْ عَمَلٍ أَزْكَى عِنْدَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ وَلا أَعْظَمَ أَجْرًا مِنْ خَيْرٍ يَعْمَلُهُ فِي عَشْرِ اْلأضْحَى"، قِيلَ: وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: "وَلا الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، إِلا رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ". قَالَ راوي الحديث: وَكَانَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ إِذَا دَخَلَ أَيَّامُ الْعَشْرِ اجْتَهَدَ اجْتِهَادًا شَدِيدًا حَتَّى مَا يَكَادُ يَقْدِرُ عَلَيْهِ. حسن.
Dan dari Ibnu Abbas --semoga Allah SWT meridhoi nya-- dari Nabi SAW berkata: "Tidak ada amalan yang lebih bersih dan mulia di sisi Allah 'Azza wa jalla, dan lebih agung pahala nya dari melakukan berbagai kebaikan di sepuluh hari awal (Iedul) Adha. Kemudian ditanyakan; Tidakkah jihad fi Sabilillah 'Azza wa jalla, Beliau bisa berkata: "Tidak jihad fi Sabilillah 'Azza wa jalla. Kecuali seorang laki-laki yang keluar --ke medan jihad -- bersama harta bendanya dan ia tidak pernah kembali lagi.
Berkata dia yang meriwayatkan hadits ini, yakni Said bin Jubair apabila telah masuk sepuluh hari (awal) bulan Dzulhijjah, beliau berusaha beramal baik bersungguh-sungguh dengan sesungguh sungguh nya sehingga hampir-hampir ia melakukan apa yang tidak mampu ia lakukan. (Hadits Hasan).[VM]
Posting Komentar untuk "Keutamaan Sepuluh Hari Awal Bulan Dzulhijjah"