Wahai Pejuang, Tetaplah Istiqomah di Jalan Dakwah
Siapakah yang lebih utama dari pengemban dakwah, yang senantiasa berlomba melaksanakan kebaikan, bersegera meraih ampunan, surga, dan keridhaan Allah Yang Maha Besar?
Pengemban Dakwah....
Mungkin tak pernah terlintas di benak kita tentang profesi agung yang sangat sedikit sekali orang menyadarinya, apalagi di sistem sekular kapitalis seperti sekarang ini. pengemban dakwah, yang lisan dan perbuatannya selalu melakukan amar ma’ruf nahi munkar kepada umat manusia dan aktif melaksanakan muhasabbah (melakukan kritik dan koreksi) terhadap kemungkaran. Amar ma’ruf nahi munkar merupakan wujud cinta seorang pengemban dakwah kepada sesamanya. Mereka selalu mengingatkan dan mengajak manusia pada kebaikan, agar terikat kepada hukum-hukum Allah, memperbaiki apa-apa yang telah dirusak oleh manusia. Karena banyak umat islam sekarang abai terhadap nasib saudaranya, nasib negerinya, apalagi nasib saudara muslimnya di negeri-negeri lain yang ditindas oleh kaum kuffar.
Semakin banyak umat yang disibukkan dengan perkara-perkara duniawi semata yaitu untuk memenuhi tuntutan ekonomi yang semakin membelit kehidupan karena diterapkannya sistem kapitalisme. Siang dan malam yang mereka pikirkan hanya sebatas bagaimana mencari materi belaka. Karena memang umat sekarang, dijajah pemikirannya dan disetir pemikirannya oleh para kaum kapital (pemilik modal), agar fokus hidupnya hanya untuk mencari materi dan keuntungan, hingga mereka lupa akan kewajibannya beribadah secara khusyuk & mengkaji islam, mengurus anak dan rumah tangga, serta abai akan nasib generasi sekarang yang pemikirannya makin liberal. Padahal Rasulullah sudah mengingatkan dengan sabda beliau:
“Barangsiapa bangun diwaktu subuh (pagi), tidak memikirkan masalah kaum muslimin, maka dia bukan termasuk golongan kaum muslimin” (HR. Ahmad)
Berbahagialah bagi kalian yang sekarang menjadi seorang pengemban dakwah. Profesi mulia sebagai penyambung lisan Rasulullah yang senantiasa menyampaikan isi dari al-qur’an agar diterapkan di dalam kehidupan. Pengemban dakwah memiliki visi dan misi hidup yang mulia, yaitu membangkitkan umat islam agar agama islam tegak diterapkan diseluruh segi kehidupan. Mereka yang memiliki benteng pertahanan yaitu aqidah yang kuat menjadikan hidupnya tak mudah goyah saat diiming-imingi dengan pernak-pernik kesenangan dunia. Jika mereka lelah mengusung kebenaran, maka Allah senantiasa menguatkan langkahnya kembali. Tetapi, jika mereka lelah karena tergoda kesenangan dunia, maka akan ada banyak pejuang baru yang rela menggantinya. Sesuai firman Allah:
“Dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain; dan mereka tidak akan seperti kamu ini”. (QS. Muhammad 38)
Pedihnya berbagai perlawanan dan propaganda negatif, banyak umat yang menolak dakwah kita, ada yang sinis saat kita membawa-bawa islam, sesama muslim saling gontok-gontokan, menjadikan perkara khilafiyah menjadi ajang perpecahan antar harakah (pergerakan), islamophobia yang menjangkiti pemikiran umat karena pengaruh media massa, isu teroris yang disematkan pada seorang pengemban dakwah yang mengajak umat untuk terikat islam secara kaffah (menyeluruh), umat yang semakin disibukkan dengan perkara dunianya hingga tak punya waktu untuk mengkaji islam dan peduli akan nasib bangsanya yang sekarang telah dikepung Amerika dan Cina, pemimpin yang abai terhadap berbagai penindasan yang terjadi pada saudara kita di Suriah, Palestina, Rohingya, Aleppo, dan saudara muslim di negeri lain yang menjadi kaum minoritas dan tertindas, berbagai serangan pemikiran asing yang meracuni umat sehingga takut untuk memeluk agamanya sendiri, al-Quran sebagai pedoman dan kalamullah dihinakan tapi proses hukum yang ditunda-tunda dan tidak tegas, atau bahkan dari internal pengemban dakwahnya sendiri masih ada rasa ragu dengan pemikiran islam yang dibawanya, atau bahkan masih ada rasa malas pada diri pengemban dakwah untuk mendatangi satu persatu umat dan menyerukan ide penegakan kembali syariah islam dalam bingkai sistem islam (khilafah).
Para pengemban dakwah yang dirahmati Allah, segala rintangan, hambatan, gangguan, serta halangan yang menimpa pada kita, semuanya pun pernah di lalui oleh rasulullah Saw. Rasul Muhammad Saw. sebagai uswatun hasannah (suri tauladan) kita pun pernah mengalami kondisi yang amat terpuruk sekalipun yang menimpa beliau dalam menyampaikan risalah dakwahnya kepada umat agar islam diterima dan membawa manusia pada penghambaan secara kaffah (menyeluruh) kepada Allah dengan terikat kepada syariatNya. Penyiksaan, pemboikotan, tekanan, melempari Rasul dengan batu, melempari dengan kotoran, meludahi dan menaburkan debu dimuka rasul, mengolok-olok dan mengejek, mencaci maki, tawar-menawar dengan harta tahta dan wanita, propaganda negatif, menghalangi hijrah Rasul, berusaha membunuh dan mengancam Rasullullah.
Segala bentuk dan berbagai penindasan telah rasullulah rasakan menandakan bahwa dakwah tak pernah menjanjikan keadaan yang baik-baik saja, yang datar-datar saja. Mungkin kita sebagai pengemban dakwah pernah merasakan salah satu atau beberapa ujian yang dirasakan Rasulullah Saw. saat kita menyampaikan dakwah ditengah-tengah umat. Ternyata hal itu merupakan sunnatullah dan wajar terjadi. Saat kita berazam beriman kepada Allah, maka Allah meminta bukti keimanan kita terhadapNya yaitu berupa ujian yang Allah berikan.
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS. Al-Baqarah: 214)
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar. (QS. Ali Imran: 142)
Sesungguhnya telah didustakan pula rasul-rasul dan nabi terdahulu selayaknya yang dialami Nabi Muhammad Saw. begitupun kita yang melayakkan diri sebagai pengemban dakwah yang meneruskan perjuangan Rasulullah dan para Sahabat, pasti kita pun akan menemui berbagai ujian di jalan dakwah. Para pengemban dakwah di Indonesia, bersyukurlah dengan keadaan kalian disini yang masih diberikan kelapangan oleh Allah untuk tetap bisa menyeru kepada umat dan tetangga kanan kiri kita, diberi kelapangan menghadiri majelis untuk menuntut ilmu, diberi kemudahan beribadah secara khusyuk oleh Allah, sedangkan di luar sana ada saudara kita yang harus keluar pulau untuk menghadiri majelis ilmu, yang kesulitan sarana dan prasana, yang dikekang agar tidak menutup aurat, harus menyembunyikan identitas keislamannya, dibombardir dengan nuklir setiap waktu. Semoga kelapangan ini tak membuat kita terlena. Jika kita pengemban dakwahnya mudah putus asa, mau jadi apa negeri dan dunia ini nanti?? Bagaimana hujjah saat hari pertanggungjwaban kelak? Setidaknya kita berusaha seoptimal mungkin di sisa hidup kita untuk memberikan persembahan terbaik untuk tegaknya dienul islam agar syariat islam diterapkan di seluruh lini kehidupan dalam bingkai khilafah agar tercipta islam rahmatanlil’alamin. Sesuai yang dicontohkan Rasulullah Saw. bahwa kita harus tetap menggenggam bara islam ini sekalipun perih, kita tetap sabar sekalipun itu berat, kita tetap yakin sekalipun perjuangan ini lama. Karena tanpa kesabaran, keistiqomahan, dan keyakinan dari rasullullah, cahaya islam tak akan sampai pada kita. [VM]
Pengirim : Viki N. Muswahida, S.Pd (Guru, Banyuwangi)
Posting Komentar untuk "Wahai Pejuang, Tetaplah Istiqomah di Jalan Dakwah"