Jangan Inferior!


Kaum Muslim, baik secara politis maupun diskursif, sering dikaitkan dengan terorisme. Ancaman yang ditimbulkan oleh Muslim, bahkan ketika mereka terlibat dalam kegiatan berbahaya, menimbulkan rasa takut atau dicurigai menjadi ancaman keamanan nasional. Program-program deradikalisasi di beragam negara yang sudah dibuat, dengan slogan yang hampir sama yaitu melawan ekstrimisme dan radikalisme Islam, menggambarkan bagaimana Islamophobia hanya merupakan persepsi berlebih masyarakat dan kesalahan persepsi terhadap Muslim, juga menjadi alat bagi para pejabat setempat.

Para pemuda Muslim di Barat tidak luput dari Islamofobia dan jaring kepolisian. Meskipun para pemuda tersebut sangat baik, tidak memiliki catatan kejahatan, catatan yang baik langsung hilang sewaktu-waktu ’hanya’ karena dia adalah Muslim. Realitas palsu itu diberikan oleh bayangan pendidikan Negara-negara barat akan ancaman teror, sehingga mengubah remaja muslim menjadi seorang yang takut dan tertekan. Bahaya berikutnya adalah meningkatkan kemungkinan bahwa rasisme anti-kulit hitam saling tumpang tindih dengan Islamophobia sehingga melemparkannya menjadi orang yang mencurigakan dan mengancam.

Selain dipolisikan dan profiling dari lembaga-lembaga pendidikan di barat, para remaja Muslim, khususnya di Amerika sering menjadi target bullying siswa lain. Ide-ide dan gambar-gambar yang menghubungkan kaum Muslim dengan “teroris”, “ekstrimis”, dan “subversif” menembus melintasi batas-batas sekolah, dan mempersenjatai para siswa dengan kebencian yang diarahkan pada teman-teman sekelas mereka yang Muslim. Parahnya lagi, stereotip berbahaya ini telah dilebih-lebihkan di media berita dan film, para pemuda dan remaja menyerapnya pada tingkat yang semakin tinggi lewat saluran media sosial.

Dalam jajak pendapat tahun 2013, 50 persen siswa Muslim Amerika yang disurvey mengaku mereka mengalami intimidasi “karena agama mereka”. Ancaman bullying lebih mengancam bagi para siswa Muslim Amerika yang mengungkapkan agama mereka secara mencolok, terutama para gadis-gadis muda muslim yang berjilbab. Namun, 35 persen dari siswa yang disurvei menyatakan bahwa laporan mengenai bullying (bagi administrator sekolah) “tidak pernah, jarang, atau kadang-kadang” membantu. Hanya 17 persen yang menyatakan bahwa pelaporan itu “sering” atau “sangat sering” membantu. Hal ini menggambarkan rendahnya tingkat kepercayaan diri, dan sangat mungkin, keyakinan di antara para siswa Muslim di mana para administrator sekolah sendiri memiliki pandangan Islamophobia.

Sekelumit fakta inilah yang berlaku bagi para siswa Muslim Amerika dan Negara-negara barat sekarang, yang menjadi korban karena memeluk Islam, keluarga, dan penampilan fisik mereka pada setiap kesempatan. http://bit.ly/2qrCbX1 mengonfirmasi hal tersebut, hampir setengah siswa Muslim di California mengatakan mereka pernah mengalami beberapa bentuk intimidasi, menurut laporan pertama yang dirilis hari Kamis. “Growing in Faith: California Muslim Youth Experiences with Bullying, Harassment and Religious Accommodation in Schools” disampaikan oleh Dewan Hubungan Amerika – Islam Cabang California (CAIR – CA), yang kantornya di Los Angeles (LA) berada di Anaheim. “Dipanggil dengan sebutan ‘teroris’ atau ‘Bin Laden’ masih menjadi kenyataan bagi banyak siswa Muslim Amerika, ” kata Manajer CAIR- LA Hak Sipil, Fatima Dadabhoy dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan laporan tersebut.

Salah satu kelemahan utama umat Islam sekarang ini adalah ketidakmampuan untuk melihat potensi sendiri. Akibatnya umat Islam selalu menjadi negara pengekor (follower) yang diperparah dengan penyakit rendah diri (inferior) dan mental peminta-minta . Kondisi ini membuat umat Islam selalu bergantung kepada negara-negara Barat , tunduk mengadopsi ideologi Kapitalisme Barat. Meskipun Barat dengan ideologi kapitalisme sendiri sedang mengalami kemunduran yang parah.

Nyatalah, kaum muslim masih belum merdeka secara hakiki baik di barat maupun di negeri-negeri muslim. Tak lain karena Islam belum ditegakkan, negeri-negeri muslim mengambil sistem sekular kapitalis demokrasi sebagai petunjuk dan sistem untuk mengatur kehidupan. Akibatnya, berbagai bentuk kerusakan (fasad) melanda seluruh negeri muslim. Negeri ini pun tak bisa lepas dari penjajahan, eksploitasi dan kontrol dari penjajah. Dengan negara Khilafah , umat Islam akan memiliki negara Adi Daya pembawa kebaikan untuk dunia, negara pemimpin bukan pengekor yang terpuruk. [VM]

Penulis : Ainun Dawaun Nufus (pengamat sospol)

Posting Komentar untuk "Jangan Inferior!"