Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siapakah Ulama’?


Dalam sebuah acara seseorang  petinggi negeri ini dengan secara simpilikatif mendifinisikan ulama adalah orang yang kalau ceramah menyejukkan hati. Jika ceramah membuat hati tambah gelisah maka dia bukan ulama’. Kalau ada masjid ceramahnya bikin panas hati maka masjidnya gak benar. Sesederhana itukah melihat seseorang itu ulama atau bukan? Andai yang bicara itu orang kampung maka tidak terlalu bahaya akibatnya. Tetapi jika yang berbicara adalah petinggi negeri ini, maka sudah bisa dipastikan akan banyak orang yang mendengar bahkan mengaminkan perkataan itu, kerena melihat siapa yang bicara. Dia pun mengatakan itu tanpa mengutip siapa ulama yang mengatakan itu, kitab mana yang jadi rujukan, semua meluncur dari mulutnya tanpa satu rujukan yang bisa di telusuri. 

Jika ingin tahu makna ulama, tidak ada rujukan selain al quran. Karena Al Quran menggunakan kata itu dalam surat Al Fathir : 32.

انما يخشى الله من عباده العلماء
“ Hanyalah Orang orang takut kepada Allah dari hamba-hambanya adalah Ulama’ “ ( Al fathir 32 )

Ibnu Katsir dalam tafsir Al Quraanul Adzim menafsirkan  ulama dengan mengutip pendapat shahabat Abdullah Ibnu Abbas bahwa Ulama adalah mereka yang tidak menyekutukan Allah dengan yang lain, menghalalkan yang halal, mengaharamkan yang haram, menjaga perintah Nya dan meyakini bahwa dirinya akan bertemu Allah dan dihisab seluruh amal-amalnya. 

Sementara Said bin Jubair menjelaskan apa yang dimaksud Takut Kepada Allah. Dia memaparkan bahwa yang dimaksdu takut kepada Allah adalah menjauhkan diri dari maksiat kepada Allah. 

Ulama adalah seseorang yang berani mengatakan benar itu adalah benar dan salah adalah salah meski di hadapan penguasa dzalim sekali pun. Meski kadang kebenaran itu di rasa pahit bagi pendengarnya. Ulama adalah mereka yang mangatakan apa adanya dari Allah swt. Jika memang demokrasi bertentangan dengan Islam maka dia pun akan mengatakannya meski itu terasa panas dalam hati pengagum demokrasi. 

Ulama akan mengatakan riba itu haram meski itu akan menyakitkan hati para pelaku riba dan pebisnis riba. Dia tidak menacari keridhoan Manusia dengan mengingkari Allah. Ulama adalah penerus Rasulullah.  Dan beliau mengatakan kebenaran itu walau pun harus berhadapan dengan kemarahan Abu Jahal dan pembesar Quraisy lainnya. 

Ulama bukanlah seseorang yang menjual fatwa fatwa untuk menyenangkan para pembuat kedzaliman. Dia tidak menjual agamanya untuk harta yang sedikit. Dia tidak akan menghalalkan pemimpin kafir karena Allah lah sebenarnya yang mengharamkannya. 

Ulama adalah orang yang terdepan memperjuangkan agama ini secara kaafah dengan tegaknya khilafah. Meski karena itu dia menadapatkan kebencian dari munafik dan kafirin. Karena ulama ulam terdahulu pun telah melakukan hal yang sama. Bahkab seluruh ulama Ahlussunnah menwajibkannya, bahkan menganggapnya sebagai taj al furudh atau mahkota kewajiban. Karena dengan itulah seluruh simpul Islam bisa disatukan dalam satu kekuatan khilafah Islamiyah. 

Ulama bukan orang hanya bermanis muka dengan menyampaikan ayat ayat  yang menenangkan hati pendengarnya. Seraya menyembunyikan ayat ayat lainnya yang dirasa tidak cocok dengan kebiasaan hidup pendengarnya. 

Dari sini, simplikasi pendefinisian ulama dengan mengatakan bahwa mereka hanya mengatakan yang sejuk, adem, renyah, tenang dan enak adalah terminologi yang tidak ada faktanya baik dalam dalil maupu dalam sejarah Islam. Jika ulama itu hanyalah apa yang disebutkan diatas, bagaimana dengan sejarah Imam Ahmad bin Hanbal yang dipenjara oleh Khalifah AL Makmun karena mengkritik pendapat AL Makmun tentang Khaqul Quran. Bagaimana Said Bin Jubair yang di hukum Mati oleh Hajjaj Bin Yusuf  karena muhasabah kepadanya. Bagaimana Ibnu Taimiyyah yang mati dipenjara karena mengkritik penguasa ketika itu. Kematiannya dihadiri 100,000 orang masa itu. Dan kisah heroik lainnya para ulama yang memanaskan telinga penguasa ketika itu. 

Mensimplikasi definisi ulama untuk mendukung kebijakan dzalim penguasa. Dengan tujuan agar setiap ulama bersikap seperti dirinya tentu Sebuah kejahatan yang nyata. Dan itu tidak dibenarkan dari sisi manapun. Dia tergilas oleh putaran sejarah dengan kebangkitan Islam.[vm]

Penulis : Muhammad Ayyubi

Posting Komentar untuk "Siapakah Ulama’?"

close