Menjaga Keutuhan Negeri Indonesia
Oleh: Muhammad Amilurrohman (Pemerhati Politik)
Pada hari senin tgl 21 Januari 2019, Ma’ruf Amin dijadwalkan mengunjungi tiga kota di Banten dan Jawa Timur. Di antara rangkaian itu, Ma’ruf Amin menuju kota Madiun. Di 'Kota Pecel' itu, ia bakal menghadiri Halaqoh Nasional dengan tema 'Menjaga Keutuhan NKRI' di Gedung NU Center di Kecamatan Wungu, Madiun. (https://www.cnnindonesia.com)
Pada kesempatan itu, Ma’ruf Amin hanya berbicara tentang alasan mengapa ia mau menjadi cawapres jokowi. Sementara kaitannya dengan menjaga keutuhan NKRI, Ma’ruf Amin sebatas menyampaikan kilas balik perjuangan umat Islam terutama para santri yang dipimpin oleh Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy'ari melalui fatwa jihadnya. Kemudian penyampaian yang heroik itu ditutup dengan penegasan NKRI harga mati. (http://nusakini.com)
Setiap warga yang mencintai negeri ini, pasti tidak ingin negeri ini bubar. Sudah cukup kita harus kehilangan wilayah Timor Timur yang dahulunya merupakan bagian dari wilayah negeri ini. Jika kita biarkan, acuh tak acuh terhadap masalah keutuhan wilayah negara kita maka ungkapan “Indonesia dari Sabang sampai Merauke” tidak lagi bisa kita banggakan karena telah hancur terpecah belah menjadi banyak negara. Inilah problem yang harus kita selesaikan bersama-sama. Dan solusi untuk problem tersebut tidak bisa hanya sebatas berkisah tentang sejarah perjuangan Surabaya di masa lalu kemudian ditutup dengan penegasan NKRI harga mati.
Solusi itu bisa kita temukan perjalanan hidup rasulullah SAW. Beliau sebagai suri teladan yang terbaik telah memberikan contoh yang tak tertandingi oleh peradaban manapun. Contoh itu adalah kemampuan beliau untuk menyatukan suku aus dan khazraj yang telah ratusan tahun saling berperang. Permusuhan antar dua suku yang begitu mendarah daging sehingga diturunkan pada generasi selanjutnya, mampu disatukan hatinya oleh Rasulullah melalui Mush’ab bin Umair sehingga menjadi penduduk Madinah yang siap menolong Rasul mendirikan daulah Islam yang pertama kali. Lebih dari pada itu, Rasulullah mampu menyatukan penduduk Madinah dengan masyarakat Mekkah yang hijrah ke negerinya. Sebuah persatuan yang tidak hanya menjadikan penduduk Madinah rela hidup bertetangga dengan penduduk Muhajirin, melainkan juga rela memberikan segalanya yang terbaik demi kemaslahatan saudaranya seiman yang bukan satu qabilah dan satu wilayah. Apa kunci sukses Rasulullah sehingga mampu meraih persatuan yang begitu dahsyat?
Kunci sukses pertama adalah penanaman aqidah. Dengan aqidah, setiap muslim menyadari bahwa persaudaraan mereka tidak hanya dibatasi garis keluarga dan qabilahnya semata-mata. Aqidah Islam mengajarkan setiap orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat maka otomatis ia ada saudaranya. Persaudaraan dalam Islam adalah ikatan yang menuntut setiap muslim harus saling tolong menolong dalam kebaikan, menuntut seorang muslim wajib membantu dan membela muslim lainnya yang didzalimi meski ada harta yang harus diinfakkan, ada tenaga yang dihabiskan bahkan nyawa yang dipertaruhkan. Inilah dorongan persatuan yang tidak pernah akan padam hingga kematian datang. Inilah ajaran Islam yang ditanamkan oleh Rasulullah yang dibantu Mush’ab bin Umair sebagai duta pertama di Madinah.
Kunci sukses kedua adalah membumikan syariat Allah dengan pendidikan dan kebijakan. Bagaimanapun, setiap interaksi manusia berpotensi menimbulkan problem. Jangankan interaksi sosial seseorang dengan tetangga, kawan kerja, dan penguasa, interaksi dengan istri dan anak-anak yang dicintainya di dalam rumahnya sendiri juga berpotensi menimbulkan problem. Problem ini jika tidak diselesaikan dan menumpuk akan sangat berpotensi merusak persatuan yang telah dibangun. Di sinilah kemudian syariat Allah datang untuk memberikan panduan menyelesaikan segala macam problem yang menimpa individu, masyarakat, bangsa dan negara. Agar syariat Allah benar-benar menjadi panduan yang efektif dan aplikatif, Rasulullah tidak hanya bertumpu mendidik umatnya dengan begitu banyak sabdanya melainkan juga menjadikan hukum-hukum Allah menjadi kebijakan pemerintahan yang lengkap dalam aspek sosial, ekonomi, peradilan dan politik. Konsep pemerintahan inilah yang ketika dilanjutkan oleh para sahabat dan generasi selanjutnya disebut dengan Khilafah Islam.
Bercermin dengan dua kunci sukses tersebut, jika kita menginginkan kembali persatuan Indonesia kembali kuat maka dua kunci sukses itulah yang harus menjadi bahan sosialisasi secara sistematis. Kita tidak hanya bertumpu pada pendidikan aqidah, melainkan juga pada pendidikan syariat secara komprehensif dan menyeluruh. Oleh karenanya, tuduhan isu radikalisme yang disematkan sudah waktunya diletakkan di tong sampah. Hal ini dikarenakan isu semacam inilah yang membuat kaum muslimin khawatir bicara syariat Islam sebagai problem solving terutam ketika berbicara tentang sosial, ekonomi, peradilan dan politik terutama terkait Khilafah Islam. Tuduhan yang tidak berdasar itu harus ditepis oleh umat Islam dan tokoh-tokoh Islam serta elit-elit politiknya agar kaum muslimin melek hukum Islam. Dengan itu, kesadaran umat Islam akan syariatnya sendiri akan makin meningkat. Seiring dengan meningkatnya kesadaran, seiring itu pulalah problem-problem termasuk ancaman disintegrasi yang mengganggu persatuan negeri ini bisa terselesaikan. Bahkan, dengan penerapan Islam secara kaffah, persatuan negeri ini tidak hanya mampu mempertahankan keutuhan wilayahnya, melainkan juga mampu menyatukan kembali timor timur ke dalam pangkuan negeri kita, bahkan bisa lebih dari itu. [vm]
Posting Komentar untuk "Menjaga Keutuhan Negeri Indonesia"