Tanah Papua Dalam Jebakan Politik Belah Bambu Rand Corporation
Oleh : Mela Ummu Nazry Najmi Nafiz (Pemerhati Generasi)
Politik belah bambu berjalan mulus di Indonesia. Antar ormas Islam saling dibenturkan, mereka berhasil diadu domba, saling bermusuhan saling menghalangi dan melakukan persekusi dakwah. Antar suku dibuat bergolak, hingga satu persatu wilayah Indonesia memisahkan diri dari wilayah kesatuan.
Tanpa disadari politik belah bambu ini berjalan mulus tanpa rintangan dan hambatan sedikitpun. Para elit politik hampir tidak menyadari hal ini. Mereka malah disibukan dengan pembicaraan Khilafah, bahkan terjebak dalam aktivitas mengkriminalisasi Khilafah yang nota bene adalah ajaran Islam. Para politisi terjebak dalam pusaran agenda rand corporation yang sengaja dihembuskan oleh asing dan aseng penjajah, tanpa mereka sadari. Padahal sejatinya Khilafah yang mereka tuduhkan dapat mengancam persatuan bangsa sejatinya adalah tawaran solusi atas seluruh permasalahan bangsa, mulai dari masalah ekonomi, sosial budaya bahkan pertahanan dan keamanan bangsa.
Sehingga akibat "negative thinking" terhadap ide Khilafah, para politisi hampir tak menyadari jika masalah disintegrasi bangsa tengah terjadi didalam tubuh umat dan negeri ini. Satu persatu wilayah lepas, mulai Timor Timur dan tidak menutup kemungkinan wilayah Papua dan Aceh. Jika tetap para elit politik tidak "melek politik" yang benar dan masih terjebak dalam praktek politik pragmatis yang diciptakan sistem sekuler-kapitalis yang saat ini mencengkeram negeri, sehingga mereka tersibukkan dengan agenda kriminalisasi diksi Khilafah.
Patutlah jujur diakui, jika pergolakan suku tidak terkecuali di tanah Papua yang timbul dan terjadi saat ini adalah akibat timpangnya pelayanan publik atau masyarakat oleh pemerintah, dan hal ini luput dari perhatian para elit politik, yang seharusnya banyak memberikan masukan terbaik terkait proses pelayanan publik oleh pemerintah.
Pemerintah luput dari koreksi para elit politik, terkait agenda mereka dalam menjalankan sistem sekuler kapitalis yang banyak memberikan dampak buruk dan negatif terkait dengan pelayanan publik. Menimbulkan banyak masalah, ketimpangan sosial dimasyarakat, apalagi antara pedesaan dan perkotaan, tidak meratanya pembangunan disektor publik sehingga hal ini menimbulkan kecemburuan sosial yang sangat tinggi dikalangan masyarakat. Belum lagi pemenuhan kebutuhan pokok manusia berupa sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan yang tidak merata diseluruh pelosok daerah. Maka wajarlah jika potensi daerah bergolak sangat besar dan tinggi. Tersebab tidak meratanya proses pemenuhan kebutuhan manusia diseluruh pelosok tanah air dengan pemenuhan yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan jiwa.
Pemerintah saat ini terjebak dan menjebakan diri dalam pusaran permainan sistem sekuler kapitalis. Terbukti dari banyaknya program kapitalisasi sektor publik yang banyak merugikan bangsa dan negara utamanya terkait dengan kepentingan umum tanpa mereka sadari. Bukti konkrit yang menunjukkan hal ini adalah semakin berkurangnya subsidi untuk rakyat juga masuknya program investasi asing dan aseng atas seluruh sektor kepemilikan umum, sebagai contoh minyak bumi dan gas dan tidak lama lagi PLN akan berubah menjadi sektor publik yang dikuasai oleh kapitalis asing dan aseng.
Maka, jelaslah jika sumber gejolak berbagai daerah di Indonesia terjadi akibat pantikan rasa cemburu. Yaitu kecemburuan sosial yang ditunggangi akibat ketimpangan pembangunan dan pemenuhan kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh seluruh manusia tanpa melihat ras, suku atau agamanya.
Rasa cemburu ini lahir dari penerapan sistem sekuler kapitalis yang mencengkeram negeri. Yang sudah pasti dalam melakukan aktivitas pelayanan publiknya hanya berazaskan nilai untung-rugi, bukan lagi nilai hak dan kewajiban apalagi halal dan haram.
Karenanya, wajar saja jika dalam melakukan pelayanan publik, sistem sekuler kapitalis akan selalu menimbulkan banyak masalah, tersebab hitungan pelayanannya adalah berdasarkan nilai kepentingan semata, nilai untung-rugi.
Karenanya, politik belah bambu akan berjalan santai, tanpa ada yang mampu menghalanginya tersebab politik belah bambu ini adalah bagian dari makar sekuleris kapitalis yang ingin melanggengkan cengkeramannya dibumi pertiwi.
Politik belah bambu akan membuat wilayah nusantara akan dikerat-kerat sesuai kepentingan para kapitalis kakap yang menyedot habis kekayaan alam Indonesia. Maka menjadi wajar saja jika pada akhirnya satu persatu wilayah lepas dari Indonesia, dan berganti menjadi wilayah-wilayah kecil yang akan dijadikan sebagai agen penghisap kekayaan milik umat.
Maka kondisi seperti ini haruslah segera disadari oleh para elit politik. Mereka terpaksa harus segera melek politik yang benar terkait dengan pengurusan pelayanan kepentingan umat manusia. Dan cara berpolitik yang benar adalah dengan mencontoh politik yang telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW, dan para Khalifah sesudahnya, utamanya dalam pengurusan urusan umat manusia. Karena terbukti jika hanya sistem Khilafah saja yang mampu meredam gejolak politik belah bambu yang memang dari dulu berusaha untuk dipasarkan dan diterima oleh negeri-negeri Muslim, tidak terkecuali di Indonesia oleh para penjajah.
Karenanya jika para elit politik dan pemerintah segera dapat melek politik yang benar dengan menjalankan politik yang dicontohkan oleh Baginda Nabi Muhammad SAW dan para Khalifah sesudahnya. Maka energi elit politik tidak akan terbuang percuma, tersebab tidak mampu menyelesaikan permasalahan publik atau masalah real yang terjadi ditengah masyarakat. Tersebab energi elit politik tidak digunakan untuk memikirkan kepentingan segolongan kaum dan kepentingan segelintir elit politik saja. Akan tetapi betul-betul digunakan untuk mencari solusi atas praktek disintegrasi bangsa yang saat ini nyata didepan mata, akibat politik belah bambu yang dihembuskan penjajah asing dan aseng. Semacam kisruh yang terjadi dibumi Papua saat ini.
Maka, sudah saatnya kita semua berfikir untuk mencari solusi terbaik atas seluruh kisruh yang terjadi dibumi nusantara. Dan solusi itu tidaklah mungkin diambil dari sistem busuk sekuler kapitalis yang justru hari ini semakin membuat kondisi negeri semakin terpuruk. Maka haruslah untuk mengakhiri pemberlakuan sistem sekuler kapitalis yang saat ini menenggelamkan kehidupan bernegara negeri ini. Dan manusia harus kembali pada sistem hidup yang sesuai dengan fitrah manusia, memuaskan akal dan menentramkan hati. Dan sistem itu bernama sistem Islam kaffah.
Mengapa harus Sistem Islam Kaffah ?, karena catatan sejarah menunjukkan jika pemberlakuan sistem Islam Kaffah oleh seorang Khalifah dalam bingkai Khilafah telah terbukti mampu menyatukan tiga benua dengan tingkat keberagaman manusia yang sangat tinggi, baik latar belakang agama, ras, suku maupun bahasa. Semua mampu disatukan oleh Khalifah. Selain itu Khilafah mampu menyejahterakan seluruh individu masyarakat, baik muslim maupun non muslim, dengan tingkat kesejahteraan yang tidak mampu ditandingi oleh sistem manapun yang diberlakukan didunia.
Walaupun kegemilangan Sistem Islam Kaffah berusaha ditutup-tutupi dan diihilangkan dari catatan sejarah, namun selalu saja, bukti keberhasilan Khilafah dalam menyejahterakan manusia semakin dikenal dan semakin diketahui khalayak ramai. Sama dengan diksi Khilafah itu sendiri. Semakin sistem sekuler kapitalis mengkriminalisasi sistem Khilafah maka semakin banyak manusia yang ingin mengetahui apa itu Khilafah. Maka semakin banyak pula manusia yang semakin tertarik untuk mempelajari apa itu Khilafah. Dan semakin terbuka pengetahuan manusia tentang Khilafah. Belum lagi dengan dukungan teknologi yang membuat ide Khilafah semakin diketahui khalayak ramai. Maka wajarlah jika sistem Khilafah saat ini mulai banyak dipelajari justru oleh orang-orang non muslim dengan banyak metoda pendekatan, mulai pendekatan sejarah sains dan teknologi.
Maka jika kita masih melihat buruk sistem Khilafah, sungguh kita adalah manusia yang ketinggalan zaman. Tersebab saat ini Khilafah sudah mulai masuk memenuhi relung hati masyarakat ramai yang sedang mencari solusi terbaik atas seluruh permasalahan yang terjadi saat ini, bagaikan benang kusut akibat diterapkannya sistem sekuler kapitalis.
Karenanya cepat atau lambat manusia yang masih memiliki hati nurani akan berkata dan berani mengambil sikap jika hanya sistem Khilafah saja yang mampu menjaga keutuhan bangsa dan negara, dengan keutuhan yang sebenarnya bukan hanya sekedar wacana dan pencitraan politik yang sering kali terjadi dan dilakukan oleh para elit politik pragmatis sistem sekuler kapitalis. Wallahhualam. [vm]
Posting Komentar untuk "Tanah Papua Dalam Jebakan Politik Belah Bambu Rand Corporation"