Jumlah Kematian Akibat Covid-19 di Jerman Mencapai 4.000 Kasus

Berlin, Visi Muslim- Jumlah kematian akibat coronavirus di Jerman mencapai 4.000 kasus pada hari Jumat, (17/4/2020) sementara jumlah total keseluruhan kasus positif mendekati angka 140.000, menurut laporan dari otoritas kesehatan Jerman.

Setidaknya ada 289 lebih kematian terbaru akibat virus itu dilaporkan selama 24 jam terakhir, sehingga jumlah keseluruhan korban meninggal menjadi 4.093 kasus, menurut perusahaan analisis data Risklayer dan Institut Teknologi Karlsruhe, yang mengumpulkan data dari hampir 400 otoritas lokal.

Dengan 3.382 kasus baru dalam 24 jam terakhir, jumlah orang yang terinfeksi virus sejauh ini naik menjadi 138.135 di negara ini.

Badan pengontrol penyakit Jerman, Robert Koch Institute, telah melaporkan bahwa hampir 82.000 orang telah pulih dari virus sejauh ini.

Meskipun data terbaru menunjukkan tingkat infeksi melambat, angka kematian harian tetap tinggi.

Jumat ini menandai hari ketiga berturut-turut, angka kematian harian di atas 280 kasus.

Jerman menjadi perio kelima terbanyak akibat infeksi COVID-19 yang dilaporkan di dunia, peringkat di belakang AS, ada Spanyol, Italia, dan Prancis. Namun jumlah kematiannya masih jauh lebih rendah daripada negara-negara lain yang dilanda bencana.

Selain pengujian coronavirus yang tersebar luas, Jerman juga secara signifikan meningkatkan kapasitas ruang perawatan intensif di rumah sakit: dari sebelumnya 28.000 ruang bertambah menjadi hampir 40.000 ruang.

Pada hari Kamis, rumah sakit di seluruh negeri ini memiliki lebih dari 11.300 tempat perawatan intensif gratis untuk pasien coronavirus.

Pemerintah Kanselir Jerman, Angela Merkel dan negara-negara federal sepakat pada hari Rabu untuk memperpanjang langkah-langkah penutupan akibat virus corona hingga 3 Mei, dengan mengecualikan toko-toko kecil dan toko-toko dengan ruang ritel kurang dari 800 meter persegi. Restoran dan kafe akan tetap ditutup hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.

Beberapa sekolah secara bertahap akan dibuka kembali setelah memasuki tanggal 4 Mei kedepan, dengan batasan siswa-siswa senior dan siswa-siswa yang akan lulus sekolah.

Pemerintah telah mengumumkan bahwa mereka "sangat merekomendasikan" bahwa warga negara mengenakan masker saat berbelanja dan lebih baik menggunakan transportasi umum.

Setelah tersebar di wilayah Wuhan, Cina Desember lalu, COVID-19 telah menyebar ke setidaknya 185 negara dan wilayah di seluruh dunia, dengan pusat paling parah saat ini bergeser ke wilayah Eropa dan AS.

Pandemi ini telah menewaskan lebih dari 145.500 orang dan menginfeksi sekitar 2,16 juta orang, sementara itu hampir 550.000 telah pulih dari penyakit ini, menurut angka yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins AS. [] Gesang

Berbagi :