Mencontoh cara Rasulullah dalam Mengatasi Wabah
Oleh: Ulfah Husniyah, S.Pd
Pertambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia setiap hari selalu bertambah dan jumlahnya semakin mengkhawatirkan, per 7 April 2020 total ada 2.738 pasien Covid-19 di tanah air, dengan demikian terdapat penambaha 247 kasus dalam 24 jam terakhir.
Fakta di lapangan ternyata masih banyak masyarakat yang berkerumun di tempat sosial seperti pasar dll, selain itu masih kita jumpai masyarakat yang keluar rumah tidak memakai masker, ditambah dengan mudiknya masyarakat dari zona merah ke kampung halamannya yang notabene belum tersentuh oleh Covid-19.
Jika kita lihat peranan pemerintah dalam mencegah dan menangani pandemik ini terkesan lamban dan banyak keluar istilah-istilah yang membuat masyarakat bingung. Jika diingat, sedari awal Gubernur DKI Jakarta sudah mewanti-wanti akan wabah Covid-19 ini, beliau menginginkan adanya tindakan persiapan pencegahan dengan mempelajari laju perkembangan Covid-19 ini dari negara lain. Sampai akhirnya wabah ini masuk ke Indonesia, kita semua masih belum mempersiapkan nya sebaik mungkin, termasuk APD untuk tenaga medis yang masih minim, sampai ada yang mengenakan jas hujan.
Anies Baswedan beberapa hari yang lalu sempat mengungkapkan usulannya terkait karantina wilayah DKI Jakarta kepada Pemerintah Pusat, namun akhirnya hal itu ditolak. Penanganan pemerintah yang lamban dan tidak tegas ini, sangat berdampak pada laju persebaran virus.
Semua hal tadi sebenarnya memperlihatkan ketakutan pemerintah terhadap anjloknya perekonomian di Indonesia daripada kehilangan rakyatnya sendiri. Beginilah jika negara sudah dikuasai Kapitalisme, maka orientasinya pada Ekonomi. Jika saja pemerintah bergerak sigap sedari awal, mau memgorbankan sebentar saja aspek Ekonomi, maka kasus Covid-19 sudah pasti tidak akan menyebar seperti saat ini. Ketika sudah ada beberapa kasus di Jakarta, pemerintah bisa mengarantina wilayah Jakarta saja, dengan mengeluarkan biaya lebih sedikit untuk memenuhi kebutuhan tenaga medis serta masyarakat yang kekurangan dibanding dengan harus membiayai kebutuhan masyarakat seluruh Indonesia, dengan mobilitas yang rendah bisa dipastikan penyebaran virus dapat ditekan, sehingga laju Ekonomi bisa segera pulih serta tenaga medis maupun masyarakat tidak akan banyak yang berguguran seperti saat ini.
Jika kita ingin melihat ke belakang, pada masa Rasulullah Saw. pernah terjadi sebuah wabah penyakit menular yaitu kusta yang pada saat itu belum ditemukan obatnya. Maka sikap yang diambil Rasul saat menjadi pemimpin Daulah (Negara) saat itu adalah memerintahkan agar orang yang berada diluar wilayah terjadinya wabah, agar tidak dekat-dekat/masuk wilayahnya, sedangkan orang yang berada di wilayah yang terjadi wabah, agar tidak meninggalkan wilayahnya. Seperti sabda Rasulullah Saw.: "Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, janganlah keluar darinya. (H.R. Al-Bukhari). Maka dengan cara seperti ini, daerah yang terisolasi hanya daerah yang terdapat wabah. Sementara daerah yang diluarnya masih tetap beraktifitas dengan normal. Jika seperti ini maka kasus ODP yang tersebar dimana-mana tidak akan terjadi. []
Wallahu'alam
Posting Komentar untuk "Mencontoh cara Rasulullah dalam Mengatasi Wabah"