Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Ancaman Kelaparan Meningkat di Tengah Wabah



Oleh: Herawati, S.Pd.I

Pandemi COVID-19 yang berkepanjangan telah mengancam kebutuhan paling mendasar bagi setiap manusia, yakni hak untuk hidup,  dan hak tercukupinya kebutuhan sandang, papan, pangan. Secara global, lebih dari 200 ribu jiwa melayang akibat serangan covid19. Tak sampai di situ, kini kelaparan juga jadi ancaman yang mengintai nyawa ratusan juta penduduk dunia. 

Dilansir dari TEMPO.CO, Washington - Lembaga dunia World Food Program mengatakan masyarakat dunia menghadapi ancaman kelaparan besar-besaran dalam beberapa bulan lagi akibat resesi ekonomi yang dipicu pandemi COVID-19 atau virus Corona.

Saat ini ada 135 juta orang menghadapi ancaman kelaparan. Proyeksi dari Lembaga dunia World Food Program (WFP) menunjukkan jumlahnya bisa meningkat dua kali lipat menjadi 270 juta orang.

Jumlah ini masih bisa bertambah karena ada sekitar 821 juta orang yang kurang makan. Sehingga, total warga dunia yang bisa mengalami bencana kelaparan melebihi 1 miliar orang.

Kondisi Indonesia juga tak jauh berbeda dengan negara adidaya Amerika Serikat, ekonomi indonesia mulai lumpuh akibat covid19, yang akhirnya banyak perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)  besar besaran terhadap para pekerjanya. 

Sebagai mana dijelaskan oleh Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bidang UMKM, Suryani Motik menyebut warga yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat pandemi corona
(Covid-19) bisa mencapai 15 juta jiwa. 

Angka itu lebih besar dari jumlah yang sudah dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sebanyak 2,8 juta per 20 April lalu. Sebab, kata Suryani jumlah itu belum ditambah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang juga ikut terdampak covid19. Jumat (1/5).

Jargon kesejahteraan yang dipropagandakan sistem Demokrasi kapitalisme sekular sejatinya hal yang sangat utopis. Lihat saja, negara adidaya yang dianggap negara paling kuat yakni Amerika Serikat mulai tumbang saat menghadapi covid19. 

Kegagalan rezim Kapitalisme mengatasi masalah pandemi dan pangan telah menggambarkan bahwa para pemimpin yang lahir dari sistem Demokrasi kapitalisme telah bersikap egois, tidak profesional dan hanya mementingkan sebagian elite kapitalis, abai terhadap rakyat miskin. 


Solusi Islam dalam mewujudkan ketahanan pangan. 

Sistem Islam adalah sistem. paripurna, aturan yang berasal dari Allah sebagai sang Pencipta dan pengatur kehidupan manusia.
Sepanjang sejarahnya, Daulah  Islam sangat mengutamakan tercukupinya kebutuhan pangan  bagi setiap rakyat. 

Bahkan saat teterjadi bencana kelaparan melanda negara Irlandia dan Skotlandia, Khilafah Utsmaniyah yaitu sultan Abdul Majid I mengirim tiga kapal besar bermuatan makanan, spatu dan pakaian. 

Adapun strategi Daulah Islam dalam ketahanan pangan antara lain: 

Pertama, optimalisasi produksi,  menghidupkan tanah,  mulai dari tanam hingga panen, yaitu mengoptimalkan potensi lahan subur untuk melakukan usaha pertanian, dengan benih yang unggul dan tahan terhadap hama. 
Rasulullah saw. bersabda:

مَنْ أَحْيَا أَرْضًا مَيِّتَةً فَهِيَ لَهُ

Siapa saja yang telah menghidupkan sebidang tanah mati, maka tanah itu menjadi miliknya (HR al-Bukhari).

Kedua, mengedukasi masyarakat agar tidak berlebih-lebihan dalam konsumsi pangan. Karena faktanya di seluruh dunia, masih banyak yang menyisakan makanan saat makan, sehingga menimbulkan budaya mubazir makanan, karena hanya terbuang sebagai limbah. Hal- hal yang berlebihan tidak disukai oleh Allah SWT berfirman;

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

Artinya:"hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya  allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
 (QS.Al-A'raf: 31) 

Ketiga, tersedianya logistik pertanian, bibit unggul, pupuk, sistem irigasi yang baik, serta proses panen yang cepat akan membuat stok pangan berlimpah.

Keempat, mencocokan jadwal penanaman benih pangan dengan iklim, sehingga gagal panen bisa diantisipasi dari awal,  dan hasil panen bisa berlimpah. 

Kelima, antisipasi bencana kerawanan pangan, yaitu upaya  terhadap kemungkinan kondisi rawan pangan yang disebabkan oleh perubahan alam dan lingkungan. Seperti banjir dan kemarau panjang, yang akan menjadi penyebab gagal panen. 

Begitulah Daulah Islam menjaga ketahanan pangan, sehingga kesejahteraan bisa terwujud. 
Tidak seperti pemerintah yang berlandaskan sistem demokrasi  sekular yang lebih memilih impor untuk memenuhi pangan.

Posting Komentar untuk "Ancaman Kelaparan Meningkat di Tengah Wabah"

close