Demokrat: Pak Jokowi, Kalau Anda Tak Biasa Dengar Kata “Mundur”, Jangan Jadi Presiden!
Jakarta, Visi Muslim- Kasus pembungkaman agend diskusi yang digelar Fakultas Hukum UGM dengan narasumber Guru Besar UII Prof Ni’matul Huda membuat geram Partai Demokrat.
Pasalnya, bukan hanya diskusi batal dilaksanakan, namun panitia dan narasumber juga mendapat serangan teror.
Prof Ni’matul Huda sendiri disatroni orang tak dikenal rumahnya dan mendapat serangan terhadap aplikasi WA pribadinya dengan diretas.
Maklum, tema diskusi yang batal digelar itu memang sangat sensitif tajuknya yakni soal pemakzulan atau pemecatan presiden dari segi ketatanegaraan. Ni’matul Huda sendiri memang Guru Besar di bidang Ketatanegaraan.
Namun serangan terhadap agenda itu merupakan tindakan yang bertentangan dengan kebebasan akademik dan nilai-nilai demokrasi yang dijunjung negara ini.
Meskipun pihak panitia dan kampus meyakinkan bahwa tidak ada unsur makar dalam diskusi yang digelar karena sesuai dengan nilai-nilai ilmiah akademis.
“Inilah Demokrasi. Jika tak biasa atau gampang cemas dengar kata-kata begini baiknya memang jangan jadi Presiden,” ujar Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon, Minggu (31/5/2020).
Seharusnya, lanjut Jansen, penguasa tidak perlu antipati dengan apapun diskusi yang pedas sekalipun terhadap pemerintahan, sebab tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan dengan kekuatan pemerintah saat ini.
“Kasihan, nanti rakyat banyak masuk penjara karena dikit-dikit dituduh makar. Pede ajalah toh sudah didukung 80% parlemen kan. Jd penegak hukumpun santai aja.” ujarnya. [] Sumber: Pojoksatu
Posting Komentar untuk "Demokrat: Pak Jokowi, Kalau Anda Tak Biasa Dengar Kata “Mundur”, Jangan Jadi Presiden!"