Protes Besar-besaran yang Melanda Amerika dan Pengaruhnya Terhadap Politik Luar Negerinya
Soal:
Amerika Serikat sejak hampir dua minggu lalu dilanda protes yang tampak besar di beberapa daerah. Protes-protes itu diselingi dengan aksi-aksi kekerasan, penjarahan toko-toko dan pembakaran kantor polisi. Apakah pembunuhan seorang pria kulit hitam di Amerika dapat memicu protes seperti itu? Ini telah banyak terjadi dalam beberapa tahun terakhir dan tidak terjadi seperti protes kali ini! Apakah ada implikasi protes-protes di Amerika itu terhadap politik luar negeri Amerika?
Jawab:
Supaya jawaban atas pertanyaan di atas jelas, kami paparkan beberapa hal berikut:
1- Polisi membunuh seorang lelaki keturunan Afrika, yaitu George Floyd, di Minneapolis, Minnesota, Amerika pada 25 Februari 2020. Tindakan itu merupakan kejahatan keji. Pada kejadian itu polisi menerapkan pelatihan yang diterimanya di korps kepolisian, dengan melumpuhkan pelaku dengan cara menekan pembuluh nadi di Leher. Kejahatan itu berlangsung sembilan menit, yang mana selama itu Floyd berteriak “saya tidak bisa bernapas” sampai dia meninggal. Kejahatan mengerikan itu disaksikan oleh semua warga Amerika. Mereka melihat dengan mata kepala sendiri kebrutalan polisi Amerika terhadap orang kulit hitam. Dan meletuslah demonstrasi-demonstrasi di kota itu pada hari berikutnya, untuk mengecam tingkat kebiadaban dalam memperlakukan anak manusia itu. Kemudian demonstrasi pun menyebar ke kota-kota Amerika lainnya, seiring dengan beredarluasnya video pencekikan menyakitkan itu melalui media sosial, sampai demonstrasi pun mencakup lebih dari delapan kota Amerika di beberapa negara bagian… Kemudian pihak berwenang mengumumkan jam malam untuk mencegah demonstrasi, yang banyak di antaranya disertai dengan kekerasan, pembunuhan, penjarahan, dan pembakaran toko-toko dan kantor polisi. Polisi Amerika menangai para demonstran, menggunakan kekerasan. Polisi menangkap lebih dari empat ribu orang di berbagai kota yang berbeda, dan mengumumkan kematian beberapa orang. Garda Nasional pun dipanggil untuk menegakkan keamanan dan mengendalikan jalan, bahkan tentara Amerika juga dipanggil, satu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di Amerika, untuk menegakkan keamanan di ibu kota Washington DC. Presiden trump dilarikan ke tempat persembunyian bawah tanah karena khawatir para demonstran menerobos Gedung Putih.
2- Fenomena protes-protes Amerika itu merusak citra stabilitas dalam negeri yang dibanggakan oleh pemerintah Amerika yang silih berganti. Kebakaran-kebakaran meletus, toko-toko yang dijarah, dan kantor-kantor polisi yang dihancurkan dengan skala yang tidak kecil itu, mengingatkan kepada orang-orang Amerika tentang neraka yang selama ini dibuat oleh pemerintah mereka untuk negara-negara lain. Juga mengancam bahwa penindasan dan parangai buruk yang menjadi kebiasaan Amerika untuk berurusan dengan dunia, mulai mengambil jalannya sendiri untuk berurusan dengan rakyat Amerika sendiri. Dan hal itu menjadi fenomena yang benar-benar mengejutkan dengan semua ukuran: Presiden memperingatkan dan mengancam para demonstran damai dengan anjing-anjing buas di sekitar Gedung Putih, dan dengan senjata yang sangat mematikan di dunia jika mereka berani menerobos tembok Gedung Putih yang dikelilingi dengan penghalang kawat dan tembok-tembok beton. Dan Presiden meminta gubernur negara bagian untuk menanggapi secara keras para demonstran di negara bagian mereka, menegakkan keamanan dengan kekuatan dan mendesak mereka untuk meminta bantuan Garda Nasional, serta menempatkan tentara Amerika dalam status siaga tinggi untuk melakukan intervensi dalam waktu empat jam kapan pun diperlukan jika polisi dan Garda Nasional gagal menegakkan keamanan. Dan memang tentara benar-benar telah dikerahkan di Washington, D.C., sebelum langkah itu kemudian ditinggalkan, setelah ada kritik meluas diarahkan kepada presiden atas latar belakang dihadapkannya militer terhadap rakyat. Di sisi lain, massa yang marah tidak bisa dihentikan oleh polisi, Garda Nasional atau bahaya virus Corona. Bagian yang damai dari mereka, berdemonstrasi menuntut hak-hak sipil, meminta pertanggungjawaban para pembunuh, dan reformasi kepolisian. Sedangkan bagian kedua bermaksud menyerang pusat-pusat pemerintahan, terutama markas kepolisian, membakar dan menghancurkannya dan karenanya Presiden Trump mengumumkan bahwa itu merupakan gerakan Antifa kiri ekstrem anti-kapitalis! Dan bagian ketiga, mereka melakukan penjarahan, pencurian, dan sabotase…
3- Realitas kepolisian Amerika yang kulit putih dinilai menjadi pilarnya telah biasa menghina warga kulit hitam. Banyak dari warga kulit hitam terbunuh oleh anggota polisi. Sebagian dari kejadian itu terdokumentasi dan terekam seperti dalam kasus pembunuhan Floyd baru-baru ini. Kejadian-kejadian ini bukan kejadian yang sangat jarang terjadi, tetapi merupakan kejadian berulang. Diskriminasi rasial di Amerika Serikat, merupakan fenomena yang bisa dirasakan dan tampak menonjol di masyarakat mereka…
Tetapi ada sebab-sebab yang membuat tewasnya Floyd pada 25 Mei 2020 di kota Minneapolis itu menciptakan kemarahan rakyat yang meluas terhadap kebijakan diskriminasi rasial yang ditempuh oleh lembaga-lembaga negara di Amerika terhadap orang kulit hitam khususnya. Sebab-sebab ini sebagiannya lama dan sebagian lainnya baru. Di antara sebab-sebab itu adalah:
a- Kegagalan proses peleburan di dalam masyarakat Amerika: Masyarakat Amerika saat ini secara spesifik tumbuh secara rasial. Para imigran Inggris khususnya, dan imigran Eropa pada umumnya, menjajah Amerika di atas jutaan mayat orang Indian Amerika, penduduk asli Amerika. Karena kebutuhan koloni baru atas pekerja, didatangkanlah budak dari Afrika. Maka orang-orang Amerika memandang semua orang keturunan Afrika sebagai budak. Pandangan itu merupakan pandangan secara resmi selama berabad-abad. Selama itu orang-orang Afrika tunduk pada pemisahan ras, kerja paksa di pertanian dan industri orang kulit putih. Undang-Undang Naturalisasi tahun 1790 M memberi kewarganegaraan Amerika kepada orang kulit putih saja. UU itu menolak untuk mengakui orang kulit hitam sebagai warga negara, meskipun orang-orang keturunan Afrika mendapatkan beberapa hak seperti hak memberikan suara pada dekade 60-an abad ke-19. Hanya saja diskriminasi rasial tetap menjadi kebijakan resmi yang diberlakukan di Amerika bahkan hingga setelah berakhirnya perang sipil. Dan setelah pertengahan abad ke-20, meletus sebuah gerakan besar yang disebut “hak-hak sipil”. Di situ Martin Luther King menjadi terkenal sebagai seorang pemimpin kulit hitam di Amerika. Gerakan itu menghasilkan pengakuan resmi atas hak penuh orang-orang kulit hitam sebagai warga negara Amerika … Karena itu kemudian orang-orang keturunan Afrika berpikir bahwa mereka telah memperoleh hak-hak sipil yang tidak dimiliki oleh orang tua dan nenek moyang mereka. Tetapi hal itu tidak banyak mengubah pola pikir orang kulit putih Amerika, yang memiliki pandangan merendahkan orang keturunan Afrika itu. Praktik-praktik rasis terhadap mereka terus berlanjut. Terlepas dari kenyataan bahwa para pemimpin Amerika berbusa-busa menyatakan telah berakhirnya rasisme, namun berbagai laporan berbicara tentang pandangan rasisme yang mengakar di Amerika terhadap orang-orang keturunan Afrika … Dan di antara manifestasi rasisme terhadap orang kulit hitam di Amerika itu adalah peningkatan signifikan jumlah tahanan kulit hitam dibandingkan dengan orang kulit putih Amerika, naiknya tingkat pengangguran di kalangan orang kulit hitam, dan perbedaan besar dan jelas dalam pendapatan rata-rata antara keluarga Afro-Amerika dibandingkan dengan orang kulit putih Amerika. Demikian pula penurunan tajam dalam layanan kesehatan, dan layanan lainnya di daerah yang didominasi warga kulit hitam dan disebut lingkungan hitam. Ini berbeda dengan daerah yang sering dianggap daerah kelas atas, di situ tersedia layanan kesehatan yang layak, dan biaya perumahan untuk orang kulit putih Amerika juga tinggi.
b- Datangnya pemerintahan Trump yang rasis dan mengadopsi orang-orang yang menyerukan superioritas ras kulit putih: Kelompok–kelompok yang mendukung Presiden Trump percaya pada keunggulan ras kulit putih di atas yang lain. Yaitu kelompok-kelompok yang terungkap kadar mereka setelah datangnya Trump ke Gedung Putih. Mereka menemukan Trump sebagai seseorang pemimpin nasional bagi mereka, Orang-orang ini bercampur dengan orang Kristen evangelis yang menambahkan sentuhan keagamaan pada keunggulan ini. Dan dengan terang-terangan Presiden Trump menentang kaum Muslim dan mencegah sebagian dari kaum Muslim mendapatkan visa untuk memasuki Amerika, pernyataan Trump yang anti Meksiko dan rencana Trump yang mengimplementasikan sebagiannya dengan membangun tembok di perbatasan Meksiko, perang dagang melawan China, dia meyebut virus Corona dengan virus China, munculnya gelombang permusuhan terhadap orang-orang China di Amerika, toleransi yang diberikannya kepada demonstrasi neo Nazi di negara bagian Virginia pada 2017 dan bahasa yang tidak kosong dari penghinaan yang ia gunakan membicarakan minoritas. Demikian pula, komentarnya terhadap kematian George Floyd yang negro dan perlunya menekan gerakan protes yang mendukung hak-hak orang kulit hitam di Amerika … Hasil dari semua itu, Presiden Trump telah menjadi salah satu faktor terbesar yang menghasut diskriminasi rasial di Amerika. Oleh karena itu, aksi-aksi permusuhan terhadap orang kulit hitam, kaum Muslim, orang-orang Meksiko dan Cina meningkat di Amerika selama masa pemerintahannya. Akhirnya mereka dipandang lebih dari sebelumnya sebagai pengganggu yang datang untuk merampok kesempatan kerja orang Amerika, dan menjarah kekayaan Amerika. Dan karenanya, diskriminasi rasial menjadi menonjol di banyak sektor masyarakat Amerika …
c- Dampak virus Corona di dalam masyarakat Amerika: Salah satu sebab yang meningkatkan api protes terhadap pembunuhan Floyd di Amerika, adalah kejadian itu berbarengan dengan penyebaran virus Corona, dan karantina yang menyebabkan kesulitan bagi orang Amerika di satu sisi, dan di sisi lain, hal itu menciptakan pengangguran dalam proporsi yang besar sehingga meningkatkan keresahan warga Amerika tentang masa depan mereka. Dan di sisi ketiga, warga Amerika telah melihat kegagalan total Pemerintah mereka dalam menangani penyebaran wabah di Amerika, yang mana ada kekurangan besar dalam pasokan kebutuhan dan peralatan medis. Mereka juga melihat kegagalan Pemerintah mereka dalam mempersiapkan diri menghadapi virus, Padahal Amerika dilanda gelombang virus setelah Eropa dan China, yang mana hal itu memberikan kesempatan yang baik bagi Amerika untuk mempersiapkan diri, satu kesempatan yang tidak dimanfaatkan. Demikian juga, kegagalan pemerintah Amerika dalam menangani wabah dan konsekuensi yang dihasilkan dari hal itu berupa sebab lain bagi perpecahan dalam komunitas politik Amerika, mengenai cara pemerintahan Trump menangani krisis wabah … Di antara masalah dalam negeri yang mendalam dan penting bahwa masyarakat Amerika mungkin makin merasakan buruknya sistem kapitalisme. Proses pendistribusian kekayaan di Amerika makin memburuk dengan akselerasi yang menakutkan, untuk kepentingan sekelompok kecil kapitalis, yang memiliki lobi pengaruh terhadap kebijakan. Yaitu kebijakan yang bergerak ke arah lebih banyak pembebasan pajak mereka, pada waktu yang mana orang-orang dengan penghasilan menengah dan terbatas justru menanggung bagian lebih besar dari pajak yang mematikan. Protes-protes Amerika ini telah memunculkan kekuatan yang terus meningkat dari gerakan anti-kapitalis “Antifa” di Amerika yang Presiden Trump meminta agar gerakan itu dimasukkan dalam daftar teroris. Gerakan itu juga yang menyerukan pendudukan pasar saham di Wall Street (occupy Wall Street) sebagai simbol besar kapitalisme pasca krisis keuangan 2008. Gerakan ini makin bertambah pengikutnya dan makin mengakar di masyarakat Amerika. Gerakan ini menyerukan kekerasan melawan kapitalisme. Dan gerakan inilah yang hari ini dituduh mengarahkan demonstran untuk melakukan pembakaran dan penghancuran fasilitas-fasilitas pemerintah seperti kantor polisi …
4- Semua itu memiliki dampak pada kebijakan luar negeri Amerika. Dan itu merupakan dampak yang berpengaruh karena alasan-alasan berikut:
a- Keadaan perpecahan di Amerika: Pemerintahan Trump sejak 2017 telah menunjukkan bahwa Amerika bukan bersatu padu layaknya pikiran satu orang. Banyak kebijakan yang mana warga Amerika terbelah, seperti perang dan bantuan internasional yang diberikan Amerika kepada anteknya di seluruh dunia, kebijakan pajak, perlakuan terhadap minoritas, kebijakan imigrasi, dan banyak kebijakan lainnya. Tetapi dengan kedatangan Presiden Trump, dia sendiri telah menjadi salah satu sebab perpecahan yang paling menonjol di Amerika. Hal itu dibantu oleh kepribadiannya dengan arogansi berlebihan, keterikatan pada kekuasaan, cinta pada penampilan berlebihan, kurangnya kebijaksanaan, kecenderungan untuk terjun dalam konflik internal dan menampakkan kepuasan dengan kehancuran lawan. Semua itu telah membuat Amerika benar-benar terpecah di seputar Presiden Trump, bersama dia atau melawannya. Pengunduran diri dan pemecatan di dalam pemerintahannya telah meningkat, dengan cara yang tidak pernah terjadi bersama para mantan presiden Amerika sebelumnya dengan tingkat ini. Krisis virus Corona, dan perang kata antara presiden dan gubernur beberapa negara bagian telah menampakkan keparahan perpecahan Amerika. Perpecahan ini menyerang lingkungan politik dan keuangan Amerika, dan semua itu tercermin pada masyarakat secara keseluruhan. Dan cara presiden dan pemerintahannya menangani krisis protes rakyat, juga telah menjadi alasan fatal lainnya untuk memicu perpecahan ini. Trump menentang gerakan protes setelah pembunuhan Floyd. Dia ingin menebar keamanan dengan kekuatan. Partai Demokrat dan gubernur-gubernur negara bagian menentangnya. Bahkan juga menteri pertahanannya yang meminta maaf tidak berpartisipasi dengan presiden dalam kunjungannya ke Gereja yang berdekatan dengan Gedung Putih setelah pihak keamanan menyingkirkan para pengunjuk rasa dari sekitar gereja itu, dan hal itu dianggap sebagai propaganda politik untuk Trump… Salah satu contoh terbaru dari konflik ini dan sengitnya konflik itu, “para mantan menteri pertahanan AS dan puluhan pejabat militer -dalam sebuah surat bersama- menuduh Presiden Trump telah mengkhianati sumpah dan Konstitusi karena berpikir untuk menurunkan tentara dalam menghadapi para pemrotes. Di antara mereka yang menandatangani surat bersama itu adalah mantan Menteri Pertahanan James Matis” (Al-Jazeera.net, 7 Juni 2020) … Dan masalah ini tidak terbatas pada para mantan menteri pertahanan, tetapi juga mencakup pajabat sekarang dan secara tajam. Menurut sumber yang sama, (jaringan CNN mengutip dari seorang pejabat di Departemen Pertahanan “Pentagon” yang mengatakan bahwa Presiden Donald Trump meminta penyebaran sepuluh ribu pasukan di ibukota Washington DC dan kota-kota Amerika lainmya, untuk menghadapi protes pada pekan lalu, sementara Menteri Pertahanan Mark Esper dan Kepala Staf Gabungan Mark Milley menolak permintaan ini. Yang demikian itu setelah terjadi demonstrasi massif di Washington, dan kota-kota Amerika dan Eropa lainnya menentang rasisme dan kekerasan polisi. Majalah New Yorker menyebutkan telah mengetahui dari sumber-sumber di Gedung Putih, bahwa perselisihan verbal telah terjadi antara Presiden Trump dan Jenderal Mark Milley. Majalah itu mengutip bahwa Jenderal Milley bersuara keras di hadapan Presiden sebagai protes terhadap permintaan Trump untuk menurunkan tentara ke jalan-jalan di kota-kota Amerika untuk mengakhiri protes, sebab Milley menganggap bahwa turunnya tentara ke jalan-jalan itu melanggar hukum).
b- Periode pemilihan presiden: Masalahnya menjadi makin panas karena protes-protes ini meletus bersamaan dengan masa kampanye kedua kandidat, masing-masing adalah kandidat Demokrat Joe Biden dan kandidat Republik Trump. Jika Presiden Trump sangat resah tentang masa depannya sebagai presiden, dan ingin terpilih kembali pada bulan November tahun ini, bahkan masalah ini menjadi prioritas nomor satu baginya. Tetapi sumber utama keresahannya adalah implikasi dari virus Corona, dan dampaknya terhadap ekonomi AS, jutaan orang Amerika kehilangan kesempatan kerja mereka, dan apa yang dikatakan tentang penanganannya yang buruk terhadap krisis virus. Trump khawatir bahwa hal itu menjadi faktor yang dieksploitasi oleh lawannya dari Demokrat untuk menentang dirinya di dalam kampanye. Kemudian muncul gelombang protes baru-baru ini yang mana Presiden Trump ingin menunjukkan kepribadiannya sebagai orang kuat yang dapat mengendalikan keamanan dan menjaga properti, yang dapat meningkatkan peluang pemilihannya… Tetapi lawannya, Joe Biden, Partai Demokrat dan kekuatan lainnya berupaya menggambarkan hal itu secara berbeda, sehingga menampakkan Trump sebagai orang yang bekerja untuk mengokohkan perpecahan di Amerika dan tidak mampu menyembuhkan luka yang diderita oleh masyarakat Amerika setelah insiden pembunuhan Floyd dan demonstrasi. Mereka menimpakan tanggung jawab pada Trump atas potret kekerasan dan kerusuhan di dalam demonstrasi disebabkan pernyataan Trump yang berapi-api menentang para demonstran…
c- Penindasan negara terhadap protes: Negara–negara di dunia menyaksikan cara menyakitkan dan brutal yang digunakan oleh pemerintah Amerika dalam menangani protes rakyat. Juga ucapan-ucapan Presiden Trump tentang pemaksakan keamanan dengan kekuatan, anjing buas, dan senjata paling mematikan. Negara-negara di dunia juga menyaksikan ribuan tahanan, pentungan, dan gas air mata di Amerika, setelah mereka terjaga dari pemandangan seperti itu selama beberapa dekade. Semua ini membuat Amerika kehilangan argumen yang selama ini digunakan melawan lawan-lawannya di seluruh dunia di bawah judul hak asasi manusia, hak untuk mengekspresikan pendapat, dukungan untuk oposisi, dan lain-lain. Dan ini memiliki pengaruh langsung. Politik luar negeri Amerika kehilangan salah satu justifikasi internasional paling terkenalnya … Ini dikonfirmasi oleh pernyataan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, bahwa “sejak akhir Mei dan awal Juni 2020, Amerika Serikat kehilangan hak untuk mengarahkan komentar kepada siapa pun di dunia mengenai masalah hak asasi manusia”. Zakharova menambahkan, mengomentari perlakuan pihak berwenang Amerika terhadap para demonstran yang berpartisipasi di dalam protes menentang rasisme dan kekerasan polisi di Amerika Serikat: “Sudah berakhir! Mulai saat ini, mereka tidak memiliki hak ini” (al-Yawm as-Sabi’, 2 Juni 2020).
5- Begitulah, diskriminasi rasial menancap kuat di Amerika Serikat mungkin sedikit diam tetapi banyak bergerak. Itu merupakan penyakit intelektual dalam asal mula munculnya sistem kapitalis Amerika. Bahkan semua sistem buatan manusia tidak kosong dari hal itu, sebab sistem buatan manusia itu tunduk pada kehendak dan keinginan manusia yang menentukan diskriminasi kulit putih pada coklat, dan orang kulit merah terhadap orang kulit kuning… sampai jika diskriminasi ini merugikan semua orang, bahkan merugikan diri mereka sendiri nantinya!
Sungguh Islam lah satu-satunya yang menghilangkan dan menghapus diskriminasi rasial ini. Tidak ada kelebihan antara orang-orang berdasarkan warna kulit, kedudukan atau kekayaan. Mereka semuanya sama. Mereka tidak lebih unggul kecuali hanya dengan takwa. Allah SWT berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِير﴾
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (TQS al-Hujurat [49]: 13).
Rasul saw. bersabda dalam apa yang telah dikeluarkan oleh al-Baihaqi (w. 384 -458 H) dari Abu Nadhrah dari Jabir bin Abdullah, ia berkata: Rasulullah saw berkhutbah kepada kami pada pertengahan hari Tasyriq dalam Khutbah Wada’. Beliau bersabda:
«يَا أَيُّهَا النَّاسُ، إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلا لا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ، وَلا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلا لأَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ، إِلا بِالتَّقْوَى، إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ، أَلا هَلْ بَلَّغْتُ؟»، قَالُوا: بَلَى يَا رَسُولَ اللهِ، قَالَ: «فَلْيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ الْغَائِبَ»
Wahai manusia, sesungguhnya Rabb kalian adalah satu dan bapak moyang kalian adalah satu. Ingatlah, tidak ada keutamaan orang arab terhadap orang non arab, tidak ada keutamaan orang non arab terhadap orang arab, tidak ada keutamaan orang kulit putih terhadap orang kulit hitam dan orang kulit hitam terhadap orang kulit putih, kecuail dengan takwa. Sesungguhnya yang paling mulia dari kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Ingatlah, apakah aku sudah menyampaikan?” Mereka berkata: “benar ya Rasulullah”. Rasul saw bersabda: “hendaklah orang yang hadir menyampaikannya kepada orang yang tidak hadir”.
Al-Bushiri (762 H-840 H) juga telah mengeluarkan yang serupa. Demikian pula ath-Thabarani (260 H-360 H) juga telah mengeluarkan semisalnya dalam riwayatnya:
«وَلَا لِأَسْوَدَ عَلَى أَبْيَضَ وَلَا لِأَبْيَضَ عَلَى أَسْوَدَ»
“dan tidak ada (keutamaan) untuk orang berkulit hitam terhadap orang berkulit putih dan tidak ada keutamaan untuk orang berkulit putih terhadap orang berkulit hitam”.
Jadi hanya Islam lah yang dapat menghapus diskriminasi rasial. Sebab Islam diturunkan dari Rabb semesta alam, menunjukki kepada kebenaran, dan menyebarkan kebaikan di seluruh penjuru dunia.
﴿أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْ يُتَّبَعَ أَمَّنْ لا يَهِدِّي إِلا أَنْ يُهْدَى فَمَا لَكُمْ كَيْفَ تَحْكُمُونَ﴾.
“Maka apakah orang-orang yang menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk? Mengapa kamu (berbuat demikian)? Bagaimanakah kamu mengambil keputusan?” (TQS Yunus [10]: 35) .
20 Syawal 1441 H
11 Juni 2020 M
Sumber: http://www.hizb-ut-tahrir.info/ar/index.php/ameer/political-questions/68768.html
Posting Komentar untuk "Protes Besar-besaran yang Melanda Amerika dan Pengaruhnya Terhadap Politik Luar Negerinya"