Seorang Warga Uyghur: China Telah Melakukan Genosida Terhadap Masyarakat Saya

Genewa, Visi Muslim- Seorang pria Uighur yang diasingkan di Swiss berbicara kepada Dewan Hak Asasi Manusia pada hari Jumat,(25/9/2020) menyerukan HRC untuk membentuk tim penyelidik khusus PBB untuk wilayah Xinjiang, di mana dia mengatakan keluarganya disandera di kamp konsentrasi.

Abdulxukur Abdurixi mengatakan bahwa pemerintah China telah melakukan genosida terhadap minoritas muslim Uyghur di Xinjiang atau Turkistan Timur.

"Ada genosida yang dilakukan terhadap masyarakat saya," kata Abdurix, didukung oleh kelompok Justice for Uyghur yang berbasis di Swiss.

China menolak pernyataan Abdurix sebagai dengan mengatakan bahwa hal iti "tidak berdasar".

John Fisher, direktur Human Rights Watch Jenewa, saat berpidato di depan dewan mengatakan, "Kita bersama-sama menyerukan mekanisme internasional untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan pemerintah China, dan mendesak Dewan Hak Asasi Manusia untuk mengambil tindakan tegas untuk mencapai tujuan ini."

Dia mengatakan bahwa 50 ahli PBB pada 26 Juni menyerukan "tindakan tegas untuk melindungi kebebasan di China."

Mereka menyoroti pelanggaran HAM massal China di Hong Kong, Tibet, dan Xinjiang, dan merahasiakan informasi selama pandemi COVID-19.

Abdurixi berkata, “Keluarga saya disandera di kamp konsentrasi Tiongkok. Kakak saya terpaksa merakit charger telepon sebagai buruh budak. Pengisi daya Anda mungkin termasuk di antaranya. "

Tiga juta orang Uighur ditahan di kamp konsentrasi, tegasnya.

Pria Uighur itu mengatakan penderitaan rakyatnya "ditanggapi dengan ketidakpedulian oleh perusahaan yang mengambil untung dari penderitaan kolektif kami."

"Sementara sebagian besar pemerintah menutup mata, jika ada yang berubah, PBB [harus] bertindak sekarang," katanya.

Wilayah Xinjiang di Cina adalah rumah bagi 10 juta orang Uighur. Kelompok Muslim Turki, yang membentuk sekitar 45% dari populasi Xinjiang, telah lama diduduki oleh otoritas China yang melakukan diskriminasi budaya, agama, dan ekonomi mereka.

Menurut pejabat AS dan pakar PBB, sekitar 1 juta orang, atau sekitar 7% dari populasi Muslim di Xinjiang, telah ditahan dalam jaringan kamp "pendidikan ulang politik" yang meluas. [] Gesang/ Khusnul Khatimah

Berbagi :