Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Setelah Xinjiang, China Memaksa Warga Tibet ke Kerja Paksa, dan Memasukkan Mereka ke Kamp Konsentrasi

 


Beijing, Visi Muslim-  Republik Sosialis Tiongkok diduga memaksa warga Tibet ke kamp kerja paksa bergaya militer yang mirip dengan yang ada di Xinjiang, menurut laporan dari Reuters, Kamis, (24/9/2020).

Beijing telah membuka kamp tersebut untuk pemindahan massal pekerja pedesaan di Tibet dan sejumlah wilayah lain di China.

Laporan tersebut didasarkan pada studi oleh Jamestown Foundation, sebuah lembaga yang berbasis di Washington, D.C. yang berfokus pada masalah kebijakan yang memiliki kepentingan strategis bagi AS.

Laporan tersebut juga menyatakan bahwa kebijakan pemindahan tenaga kerja di pedesaan Tibet seperti para penggembala dan petani diwajibkan menjalani pelatihan kejuruan "gaya militer" yang terpusat, yang bertujuan untuk mereformasi "pemikiran terbelakang mereka" dan termasuk pelatihan dalam "disiplin kerja," hukum, dan bahasa Mandarin. Kelompok hak asasi manusia mengkritik hal ini dengan mengatakan bahwa langkah seperti itu ditujukan untuk pelatihan ideologis dan memiliki elemen koersif.

“Sekarang ini, menurut pendapat saya, serangan terkuat, paling jelas dan terarah terhadap mata pencaharian tradisional Tibet yang telah kita saksikan terjadi sejak Revolusi Kebudayaan” tahun 1966 hingga 1976, kata Adrian Zenz, seorang peneliti Tibet dan Xinjiang independen, yang menyusun temuan inti dari program tersebut, dikutip oleh Reuters. “Ini adalah perubahan gaya hidup yang memaksa dari nomadisme dan bertani menjadi buruh upahan.”

Cina menguasai Tibet pada 1950-an. Wilayah tersebut mengalami pemberontakan besar-besaran pada tahun 1959 tetapi pasukan Tiongkok berhasil memukul mundur para pemberontak tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, Xinjiang dan Tibet telah menjadi sasaran kebijakan keras otoritas China yang disebut sebagai "pemeliharaan stabilitas"., Laporan dari Reuters. Ditekankan bahwa kebijakan tersebut ditujukan untuk memadamkan perbedaan pendapat, keresahan atau separatisme dan termasuk membatasi perjalanan warga etnis tersebut ke bagian lain China atau bahkan ke luar negeri, dan juga memperketat kontrol kegiatan keagamaan. [] Gesang

Posting Komentar untuk "Setelah Xinjiang, China Memaksa Warga Tibet ke Kerja Paksa, dan Memasukkan Mereka ke Kamp Konsentrasi"

close