Pentingnya Berteman Dengan Orang Sholih
Ilustrasi |
Oleh: Alfi Ummuarifah, S.Pd (Pegiat Literasi Islam dari Medan)
Pernahkah kita merasakan beruntungnya memiliki dan bersama orang sholih? Pernahkah kita merasa memiliki manfaat yang luar biasa dari berteman dengan orang sholih? Jika belum terasa faedah berteman dengan orang sholih, maka itu biasanya karena belum punya pemikiran dan pemahaman tentang itu. Wajar, di era kapitalisme ini semua diukur dengan materi. Keuntungan bertemanpun diukur dari materi. Jika berteman tidak ada manfaatnya secara materi. Maka tidak dilakukan.
Namun saat akal kita dipenuhi dengan pemikiran dan pemahaman yang utuh tentang islam. Kondisinya akan berbeda. Berbeda jauh sekali hingga 360 derajat. Sebab motivasi berteman sudah bertolak belakang dengan pemikiran Kapitalisme sekulerisme.
Pertemanan di dalam islam dilatarbelakangi dengan konsep keimanan. Iman terhadap rukun iman yang enam menghantarkan orang beriman itu pada misi dan visi yang sama. rindu yang sangat ingin jumpa di dunia dan hingga menjejakkan kaki di syurga.
Teringat dengan hadis Rasulullah, Siapa yang mati disholatkan dan didoakan oleh 40 orang sholih yang tidak menyekutukan Allah maka dia si mayyit mendapatkan syafaat dari sahabatnya yang sholih.
Mari kita ingat akan sebuah kisah peristiwa tentang memilih teman yang sholih yang memberikan dampak besar di kehidupan selanjutnya. Karena salah memilih teman itu bahkan dapat menyebabkan kehidupan akhirat seseorang menjadi berantakan dan menyedihkan.
Saat Abu Tholib paman nabi merasa ajalnya sudah dekat. Beliau didatangi nabi, dirayu agar mau mengucapkan sesuatu yang menunjukkan pengakuan bahwa Allah lah tuhan satu-satunya pencipta alam. Pada saat yang sama saudaranya Abu Jahal datang mencoba mempengaruhi agar, Abu Tholib tetap berada dalam agama nenek moyang mereka.
Saat itu Abu Tholib berada dalam persimpangan jalan. Mau mengikuti Muhammad ataukah Abu Jahal. Akhirnya sang paman memilih permintaan Abu Jahal. Terasa dampak berteman itu mampu membuat urusan akhirat sang Paman berantakan.
Akhirnya Paman Nabi Muhammad wafat dalam keadaan kafir. Kita memahami jika demikian Allah akan memperlakukan kita setelah wafat sebagai orang kafir yang tak berpeluang untuk masuk ke SyurgaNya. Itu semua karena lebih memilih saran dari seorang teman kala itu yang juga kerabatnya kala itu. Benarlah jika dampak teman itu sungguh luar biasa.
Oleh karena itu carilah teman yang mengantarkan kita pada jalan yang benar. Jalan orang-orang yang mengimani Allah dan syariatNya. Jalan yang menghantarkan menuju syurgaNya Allah. Jadi, pemilihan teman itu sangat penting terhadap nasib kita kelak di yaumil akhir.
Saking pentingnya pernah nabi bercerita juga saat seorang muslim yang sudah sampai di Syurga. Lalu seseorang tadi bertanya akan teman-temannya di dunia selama ini. Kok tidak terlihat. Lalu saat itu Allah mengatakan, temannya itu di neraka. Seketika seseorang tadi bermohon kepada Allah agar bisa membawa sahabat-sahabatnya bersamanya. Lalu Allah mengangkat sahabatnya itu satu persatu dari neraka dan memasukkan mereka ke syurga.
Beginilah dahsyatnya berteman dengan orang sholih dan juga dalam komunitas yang sholih. Kadangkala yang menyebabkan kita masuk ke SyurgaNya bukanlah karena amal kita. Namun karena pertemanan.
Maka, memiliki teman yang sholih itu adalah rizki. Keberuntungan yang amat besar. Teman yang sholih itu kita harapkan doanya, dan sholat mereka saat kita wafat itu menjadi penerang cahaya kubur yang gelap. Hal itu sesuai dengan yang dikatakan Rasulullah dalam hadisnya.
Pahala dari doa dan amal mereka tetap mengalir meskipun kita sudah tiada hingga hari kiamat selama mereka berdoa, mereka mengikuti apa yang kita dakwahkan. Setiap amalan mereka ajan mengalirkan pahala selama diamalkan tanpa mengurangi pahala orang tersebut.
Selevel Rasulullah saja masih meminta pada Allah agar diberikan sahabat yang sholih. Konon lagi kita yang serba kurang ini. Sampai - sampai Rasulullah berdoa" ya Allah, aku meminta padamu cintaMu, cinta orang yang mencintamMu dan cinta pada amalan yang mendekatkan aku pada cintaMu ".
Tak salah kita pun berdoa demikian. Agar Allah menganugerahkan kita teman-teman yang sholih. Sebab berteman dengan orang sholih itu adalah anugerah. Ya, Anugerah yang tak terbayar dengan materi apapun. Karena itu menentukan nasib kita di akhirat kelak.Semoga kita diberikan Allah, sahabat-sahabat yang sholih.
Pertemanan juga akan meninggalkan jejak kebaikan di alam semesta ini. Salah satunya terbina hubungan baik dengan kerabat kita jika kita sudah tiada.
Ada syariat saling mengunjungi teman orang tua kita bagi seorang anak karena itu bagaikan memuliakan orang tua kita sendiri. Memohon doa dari mereka untuk senantiasa mendoakan orang tua kita. Juga agar tersambung tali ukhuwah kembali antara kita dengan mereka sebagai hubungan sesama muslim yang doanya saling dikabulkan.
Urgensi doa itulah yang menjadi fokusnya sebab kehidupan bagi orang muslim itu sejatinya adalah di akhirat. Dunia hanya menjadi tempat persinggahan semata bagaikan terminal. Tak ada yang mau tinggal di terminal dalam waktu yang lama. Maka kehidupan akhiratlah yang menjadi fokus bagi seorang muslim. Bukan dunia yang menipu dan penuh dengan tipudaya. Berbedanya visi misi muslim dan bukan muslim itu menjadikan prilaku manusia berbeda dakam memandang pertemanan.
Maka doa dan pahala amal jariyah yang kita harapkan dari orang yang sholih saat kita berada di yaumil akhir nanti sangat kita butuhkan. Saat itu amal sekecil apapun akan kita cari untuk menambah berat timbangan kebaikan yang kita miliki. Agar timbangan itu mengarah pada beratnya pahala, bukan dosa.
Hari itu adalah hari yang seseorang saling menggugat. Saling meminta pahala dari orang lain karena telah menganiayanya saat di dunia. Menzaliminya saat bertransaksi di dunia. Sedihnya, meskipun amal kita banyak, akan bisa habis karena bangkrut (muflis) karena diminta orang lain untuk membayar atas tindakan zakim kita saat di dunia. Astaghfirullah al 'azhim.
Saat itu dia dari sahabat, orang sholih dan orang beriman yang diijabah doanya oleh Allah sangat penting dan berharga lebih dari apapun. Itulah sebabnya saat hidup sesungguhnya kita hanya bertemu dengan orang sholih dalam rangka merayu dan melamar mereka agar mau menyolatkan kita dan mendoakan kita saat kita tiada. Sebab doa orang mukmin yang mencintai itu diijabah. Sementara doa orang mukmin akan terhalang jika kita memusuhi orang mukmin.sejatinya, hidup itu untuk mencari banyak teman yang sholih. Bukan sebaliknya, bermusuhan dengan orang beriman dan orang sholih.
Mengapa demikian? Karena doa orang yang beriman itu berada dalam satu sinyal yang sama. Doa yang dipanjatkan untuk orang yang hidup dan yang mati akan sampai saat mereka saling mencintai. Jika ada seorang mukmin yang membenci mukmin yang lain, maka pahala itu tak akan mengalir padanya.
Oleh karena itu untuk mewujudkan kecintaan pada sesama muslim. Termasuk juga untuk mengikat persaudaraan hanya karena Allah.
Maka kita membutuhkan komunitas yang baik. Butuh sahabat yang Sholih yang bisa mengajak kita, mengarahkan kita, memotivasi kita, dan menyemangati kita. Bergabunglah dalam komunitas orang sholih." Ing kang sholih kumpulono..... Begitu cak Nun menyebutkannya.
Maka jika kita saat ini belum menemukan teman yang sholih, haruslah segera mencarinya. Penting sekali kita mencari sahabat yang sholih. Karena do'a orang sholih itu diterima Allah.
Jika kita sakit, kita bisa minta do'a darinya. Doa mereka diijabah. Sebab tak ada penghalang karena kesholihan mereka. Ketika kita dalam kesulitan hidup pun mereka akan mendo'akan kita. Agar Allah berikan solusi karena permintaan doanya tadi.
Ketika kita tidak ada di syurga, mereka akan mencari kita di neraka dan mengajak kita. Jika sudah bertemu, barulah seorang muslim ini merasa tenang.
Jadi kadangkala yang menyelamatkan seorang muslim di akhirat dari neraka itu bukan karena amalnya. Sebab bisa jadi amal kita kurang dan tak bisa berharap dengan amal kita. Pertemanan karena Allah itu bisa menjadi jalan alternatif selain amal kita sendiri.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Berteman Dengan Orang Sholih"