Presiden Mesir dan Sudan Selatan Bahas Permasalahan Bendungan Nil Ethiopia



Kairo, Visi Muslim- Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi pada Minggu, (10/10/2021) mengadakan pembicaraan dengan timpalannya dari Sudan Selatan Salva Kiir membahas tentang Bendungan Renaisans Besar (GERD) yang kontroversial yang telah dibangun Ethiopia di Sungai Nil serta hubungan bilateral.

Mesir dan Ethiopia mengalami panas dingin dalam perselisihan sengit tentang GERD. Mesir khawatir bahwa bendungan raksasa Ethiopia akan secara drastis mengurangi pasokan airnya, dengan konsekuensi mengalami bencana. Negosiasi antara kedua negara terhenti pada bulan April dan belum dilanjutkan.

Ketegangan meningkat pada Juli ketika Ethiopia secara sepihak mulai mengisi waduk bendungan untuk kedua kalinya setelah pembicaraan yang dimediasi Uni Afrika gagal.

Mesir baru-baru ini berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara bagian hulu sungai Nil dalam upaya untuk memperkuat posisi vis-à-vis Ethiopia di bendungan. Selama pembicaraan dengan Kiir, Al-Sisi menegaskan kembali posisi Mesir bahwa harus ada kesepakatan yang mengikat mengenai pengisian dan pengoperasian GERD.

Ethiopia mengklaim bahwa mereka memiliki hak untuk mengoperasikan GERD secara sepihak dan mengisi reservoirnya, dengan mengatakan bahwa bendungan itu penting untuk pembangunan ekonominya.

Kiir mengomentari sengketa bendungan Nil dalam perjalanannya ke Kairo, mengatakan bahwa pada kunjungan ke Addis Ababa pada bulan Agustus, dia telah menerima jaminan dari Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed bahwa negosiasi mengenai GERD akan dilanjutkan pada bulan Oktober.

Namun, dia menambahkan bahwa Ahmed saat ini sibuk memerangi pemberontak di wilayah Tigray.

Dalam pertemuannya dengan Kiir, Sisi menyatakan dukungan Mesir untuk proses perdamaian di Sudan Selatan dan mengatakan bahwa Mesir akan meningkatkan perdagangan dengan Sudan Selatan dan memberikan program pelatihan dan beasiswa kepada siswa Sudan Selatan.

Mesir juga telah mendirikan program irigasi dan pertanian di Sudan Selatan.

Sudan Selatan, salah satu negara paling tidak berkembang di dunia, memperoleh kemerdekaan dari Sudan pada 2011 tetapi negara itu telah terkoyak oleh konflik antara faksi-faksi yang bersaing dalam Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan (SPLM). Kesepakatan damai ditandatangani pada Februari 2020. [] Nilufar Babayiğit 

Posting Komentar untuk "Presiden Mesir dan Sudan Selatan Bahas Permasalahan Bendungan Nil Ethiopia"