Tiket Pesawat Mahal! Gagal Mendapatkan Transportasi Murah
Oleh: Nisa Qomariyah,S.Pd
Menjelang lebaran tahun 2024 ini beberapa maskapai dengan rute ramai menaikkan harga tiketnya. Misal, Garuda Indonesia rute Jakarta—Surabaya, menjual tiket dengan harga Rp1,4 juta dari sebelumnya Rp1,2 juta.
Seperti yang dilansir di kontan pada 13-3-2024, rute Jakarta—Bali dari harga Rp1,3 juta menjadi Rp1,9 juta, dan Jakarta—Yogyakarta naik dari harga Rp950.000 menjadi Rp 1,1 juta. Harga tiket dari maskapai lain, seperti Pelita Air dan Air Asia juga mengalami kenaikan.
Dengan naiknya harga tiket maskapai menjelang lebaran ini masyarakat merasa keberatan. Sandiaga Uno sebagai Menparekraf juga kaget dengan kenaikan harga tiket tersebut, khususnya penerbangan ke wilayah Sumatra. Sebagaimana diketahui, harga tiket di Indonesia Tengah dan Barat cukup mahal jika dibandingkan dengan tujuan Indonesia Timur. Sebab Indonesia bagian Timur sudah terdapat maskapai baru milik swasta. (detik, 19/3/2024).
Meskipun banyak masyarakat menyatakan keberatan dengan kenaikan harga tiket tersebut, pihak Kemenhub menyampaikan bahwa kenaikan itu masih sesuai dengan tarif batas atas (TBA) yang ditentukan. (Katadata, 19/3/2024).
Oleh sebab itu, Sandiaga Uno sebagai Menparekraf agar masyarakat tidak merasa terbebani, memberikan himbauan agar pulang kampung sebelum tiket mengalami kenaikan dan menjalankan work from home (WFH). Ia juga memberikan penegasan jika terjadi kenaikan harga tiket ini bukan dikarenakan harga avtur yang naik, melainkan karena jumlah pesawat yang kurang. Sehingga ia mengharapkan agar jumlah pesawat diperbanyak. (bisnis, 7/2/2024).
Prinsip Ekonomi
Faktanya, permasalahan naiknya harga tiket pesawat tidak hanya terjadi saat jelang lebaran. Seluruh dunia juga mengeluh sebab merasakan hal serupa. Kenaikan tiket pesawat ini merupakan akibat dari tingginya inflasi beberapa waktu terakhir. Inflasi ini menyebabkan pihak karyawan, seperti pilot, kabin, hingga pekerja bandara, telah menuntut gaji dinaikkan. Mereka membutuhkan pemasukan yang lebih agar dapat menyesuaikan kebutuhan yang dikeluarkan yang kian membengkak. Selain itu pula, naiknya biaya operasional di bandara juga disinyalir menjadi penyebab kenaikan tiket pesawat. (kompas, 21/2/2024).
Semua itu bisa terjadi karena tidak lepas dari prinsip ekonomi yang sedang diterapkan saat ini. Dikala dilepaskannya penyediaan layanan jasa agar sesuai dengan pasar, maka setiap harga akan langsung ditentukan oleh pasar pula. Prinsip ekonomi harga akan naik jika permintaan bertambah pula, padahal penawaran tidak bisa mengimbangi permintaan. Dalam permasalahan tersebut, pihak maskapai sudah menyediakan kursi tambahan, namun permintaan juga makin meningkat. Inilah alasan mengapa harga tiket perlu dinaikkan.
Namun, sebelum lebaran atau menjelang hari raya lainnya, pihak maskapai juga menaikkan harga tiket. Hal ini merupakan cara pikir dalam bisnis. Demi mencapai keuntungan yang besar, pihak maskapai memanfaatkan momen tertentu yang para penumpang mau tidak mau berani membayar karena butuh.
Beginilah jadinya jika transportasi diberikan kepada pihak swasta. Negara tidak bisa berbuat apa-apa jika swasta sudah menaikkan harga tiket pesawat. Kalaupun ada, negara sebatas mengeluarkan regulasi saja.
Aturan Manusia
Inilah akibat penerapan aturan buatan manusia ekonomi kapitalis, aturan yang lahir dari ideologi kapitalisme. Prinsip kebahagiaannya yakni dengan mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Apa pun bisa dilakukan, yang penting bisa meningkatkan materi semata.
Landasan yang melahirkan prinsip seperti itu adalah sekularisme. Sebuah pemahaman yang memisahkan agama dengan kehidupan. Manusia dalam beraktivitas tidak perlu menjadikan agama sebagai panutan, cukup memakai aturan buatan manusia. Alhasil, semua sesuai padangan manusia. Akhirnya, terjadi inflasi dan tidak bisa mengatasinya permasalahan hingga kini.
Gagalnya Negara
Ya, inilah peran negara dalam kapitalisme. Negara hanya sebagai pembuat regulasi, sedangkan semuanya diserahkan pada pihak swasta. Namanya swasta, pasti tujuannya tidak lain hanya mencari keuntungan saja. Tidak akan peduli bagaimana masyarakat mengalami kesulitan untuk membeli tiket atau tidak. Bagi mereka, siapa pun yang bisa membayar, ialah yang akan dilayani.
Aturan Islam
Bertolak belakang dengan kapitalisme. Jika dalam Islam permasalahan tersebut sangatlah diperhatikan. Dikarenakan transportasi merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat yang harus terpenuhi. Islam memandang bahwa tugas dari seorang pemimpin yakni mengurusi kebutuhan rakyat. Negara harus memiliki prinsip yakni wajib menyediakan transportasi yang murah, mudah, cepat, berkualitas dan aman.
Negara wajib mengatur dan menyediakan layanan tersebut. Segala pembiayaan transportasi akan diambilkan dari kas negara (baitulmal). Negara akan mendapatkan kas dari pengelolaan SDA dan beberapa pemasukan lain, seperti jizyah, fai, kharaj, ganimah, dan lainnya. Semua itu dapat dipakai negara untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk masyarakat.
Bagi negara, tujuan utama pengadaan transportasi adalah melayani masyarakat, bukan sekadar mencari untung rugi. Kalaupun harus membayar, masyarakat tidak akan merasa mahal.
Selain itu, sistem ekonomi Islam juga mengharamkan riba sebab dapat membuat ekonomi dunia cenderung stabil. Tidak ada dalih inflasi untuk menaikkan harga tiket pesawat. Sehingga masyarakat tetap bisa mendapatkan tiket transportasi dengan murah, mudah, berkualitas, cepat, dan aman.
Dengan demikian, memang hanya sistem Islam yang dapat menyediakan dan memberikan pelayanan transportasi yang dibutuhkan masyarakat secara nyaman. Dengan aturan Islam yang lengkap dan sempurna ini, negara juga mampu mengendalikan ekonomi sehingga tidak akan terjadi adanya inflasi. Sebagai panggilan keimanan, maka kita hanya bisa mengandalkan sistem Islam agar bisa mewujudkan transportasi yang ideal. Wallahu a’lam bishawwab. []
Posting Komentar untuk "Tiket Pesawat Mahal! Gagal Mendapatkan Transportasi Murah"