Era Baru Suriah: Janji Pemerintahan Sementara dan Akhir Dinasti Assad
Damaskus, Visi Muslim- Perdana Menteri sementara Suriah, Mohammed al-Bashir, menyatakan komitmennya untuk melindungi hak-hak minoritas, mengembalikan stabilitas, dan menegakkan keadilan dalam wawancara dengan Al Jazeera pada 12 Desember 2024. Pernyataan ini muncul di tengah laporan pembakaran makam Hafez al-Assad, ayah mantan Presiden Bashar al-Assad, di kampung halaman mereka di Qardaha, Latakia.
Hafez al-Assad, yang memimpin Suriah dari 1971 hingga kematiannya pada tahun 2000, diwarisi oleh putranya Bashar, yang baru saja digulingkan. Makam Hafez dibakar oleh warga desa sebagai bentuk protes terhadap rezim keluarga Assad yang telah memerintah selama lima dekade.
Mohammed al-Bashir menegaskan bahwa pemerintahannya berupaya mengembalikan kehidupan normal bagi warga Suriah. "Sebagian besar karyawan telah kembali bekerja. Namun, mereka yang terlibat dalam kekerasan, baik dari militer atau milisi shabiha, akan diadili sebelum diizinkan kembali ke lembaga-lembaga negara," katanya. Shabiha adalah kelompok milisi Syiah yang selama ini setia pada rezim Assad.
Keberhasilan kelompok oposisi, yang dipimpin oleh Hai’ah Tahrir Syam (HTS), menumbangkan rezim Assad telah menjadi momen bersejarah. Namun, HTS yang sebelumnya terkait dengan al-Qaeda tetap dianggap sebagai kelompok teroris oleh banyak negara, termasuk Amerika Serikat dan Turki. Pertemuan G7 mendatang disebut-sebut akan mempertimbangkan dukungan untuk pemerintah transisi Suriah sekaligus mengevaluasi status HTS.
Untuk meredakan kekhawatiran global, al-Bashir menegaskan bahwa pemerintah baru akan menjaga hak-hak semua kelompok, termasuk minoritas, dan menciptakan inklusivitas. Selain itu, rezim transisi ini berjanji menutup penjara-penjara yang dikenal dengan pelanggaran hak asasi manusia di era Assad.
Sementara itu, Partai Baath yang selama ini mendukung keluarga Assad mengumumkan penghentian kegiatan dan menyerahkan asetnya kepada otoritas baru. Di sisi lain, masyarakat di Latakia menyambut perubahan ini dengan optimisme, meski trauma akibat rezim Assad masih membekas.
“Pembakaran makam Hafez al-Assad mencerminkan kebencian mendalam terhadap kekejaman rezimnya,” ujar Mohammad Nassif, seorang warga Latakia. “Dia membuat rakyatnya kelaparan dan menghancurkan negara ini.”
Pemerintah baru juga mendapat dukungan dari berbagai kelompok korban, termasuk pengungsi Palestina seperti Hlala Merei, yang menyatakan bahwa penyiksaan dan kekejaman rezim sebelumnya tidak boleh dilupakan. Dengan langkah-langkah transisi yang sedang berlangsung, rakyat Suriah berharap era baru yang lebih damai dan adil akan segera terwujud. [] Banu Ngadiran
Posting Komentar untuk "Era Baru Suriah: Janji Pemerintahan Sementara dan Akhir Dinasti Assad"