Fitnah yang Sebenarnya Adalah Merestui Kebatilan dan Menyembunyikan Kebenaran!

 



Oleh: Abdullah İmamoğlu (Cendekiawan Muslim dari Turkiye)

Kata "fitnah" dalam bahasa Arab memiliki banyak makna. Kata ini juga banyak digunakan dalam bahasa kita dan disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur’an maupun hadits. Untuk memahami konsep fitnah secara benar, diperlukan pemahaman etimologi serta maknanya dalam nas-nas agama.

Sebagaimana diketahui, dalam metodologi memahami teks syar’i atau konsep tertentu, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melihat apakah syariat telah memberikan makna khusus terhadap kata atau konsep tersebut. Jika syariat tidak memberikan makna khusus, maka makna lugawi (bahasa) dan urfi (kebiasaan) harus diperhatikan.

Dalam kajian ini, syariat tidak memberikan makna khusus pada kata fitnah. Oleh karena itu, kita harus merujuk pada makna lugawi:

[فتنة] “Fitnah” berasal dari akar kata [فتن] “fatn”, yang secara bahasa berarti “melebur logam mulia seperti emas dan perak dalam api untuk menguji kemurniannya.” Kata ini juga digunakan untuk menggambarkan penyiksaan berat demi mempertahankan iman.

Dalam Al-Qur’an, kata "fitnah" disebutkan dalam 34 ayat, dan derivatifnya muncul dalam 26 ayat lainnya. Berdasarkan tafsir Jâmi’ul-Bayân karya Imam Tabari, fitnah dalam Al-Qur’an memiliki beberapa makna utama:

  1. Ujian (ibtila):
    "وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا"
    “Engkau pernah membunuh seseorang. Kami telah menyelamatkanmu dari kesusahan itu dan telah mengujimu dengan berbagai cobaan.”
    (QS. Thaha: 40)

  2. Kesyirikan, kekufuran, dan tekanan kaum musyrik terhadap Muslim:
    "وَقَاتِلُوهُمْ حَتّٰى لَا تَكُونَ فِتْنَةٌ وَيَكُونَ الدّ۪ينُ لِلّٰهِۜ"
    “Dan perangilah mereka hingga tidak ada lagi fitnah (kesyirikan), dan agama semata-mata hanya untuk Allah.”
    (QS. Al-Baqarah: 193)

  3. Kesesatan atau penyesatan:
    "وَاحْذَرْهُمْ اَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا اَنْزَلَ اللّٰهُ اِلَيْكَۜ"
    “Waspadalah terhadap mereka, jangan sampai mereka memalingkanmu dari sebagian apa yang telah Allah turunkan kepadamu.”
    (QS. Al-Maidah: 49)

  4. Azab, penyiksaan, atau pembakaran:
    "إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ"
    “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan fitnah (penyiksaan) kepada orang-orang mukmin dan mukminah...”
    (QS. Al-Buruj: 10)

Tabari menjelaskan bahwa makna utama fitnah dalam bahasa Arab adalah “ujian dan cobaan,” khususnya melalui api. Penggunaan lainnya berkaitan dengan makna dasar ini.

Namun, dewasa ini, kata "fitnah" sering digunakan di luar konteks sebenarnya. Misalnya, mereka yang menyampaikan kebenaran kerap dituduh "menyulut fitnah," atau dianggap "menciptakan kekacauan" jika mengungkapkan kebenaran di tengah masyarakat.

Hal ini juga terlihat ketika rezim Assad digulingkan dan pemerintah sementara mengambil alih. Saat itu, beberapa pihak menyebut tuntutan untuk membebaskan tahanan di Idlib sebagai “fitnah,” meskipun tahanan-tahanan ini hanya mengingatkan akan kebaikan. Bahkan, seruan kepada pemerintahan baru untuk berhati-hati terhadap jebakan Barat dianggap “fitnah.”

Ironisnya, kata "fitnah" kini digunakan untuk menutupi kebenaran dan mencegah orang berbicara. Ayat "وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ"
(“fitnah lebih kejam daripada pembunuhan,” QS. Al-Baqarah: 191) sering dijadikan dalil untuk mendukung klaim ini.

Namun, benarkah ayat tersebut menunjukkan bahwa “menyampaikan kebenaran akan menyebabkan kekacauan”? Tidak. Fitnah yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah “menjauhkan orang dari agama Allah,” bukan “menciptakan kekacauan.”

Fitnah yang Sebenarnya

Fitnah yang sesungguhnya adalah berpaling dari hukum Allah, berdiam diri terhadap kezaliman, mendukung sistem-sistem Barat, dan menyembunyikan kebenaran dari mereka yang membutuhkannya.

Kesimpulan:

Mari kita seperti Imam Ahmad bin Hanbal, yang menentang fitnah “Al-Qur’an adalah makhluk.” Mari kita lawan sistem-sistem kufur dan ajarkan generasi mendatang untuk mengenal Islam yang benar. Dengan begitu, kita bisa menjadi umat yang melawan fitnah demi tegaknya Islam. Semoga Allah memudahkan jalan kita. []

Posting Komentar untuk "Fitnah yang Sebenarnya Adalah Merestui Kebatilan dan Menyembunyikan Kebenaran!"