Pornografi Anak Marak, Tanda Matinya Pilar Penjaga
Oleh: Nur Saleha, S.Pd. (Praktisi Pendidikan)
Pornografi anak semakin marak dan menjadi ancaman serius di dunia maya. Baru-baru ini, kepolisian Indonesia berhasil mengungkap perdagangan konten pornografi anak melalui grup Telegram, yang melibatkan 58 tersangka yang telah ditangkap oleh Bareskrim Polri (metro. sindonews.com,(13-112024). Ini adalah bukti nyata betapa lemahnya fungsi penjagaan terhadap generasi muda kita. Kejadian ini bukan hanya soal hukum, tetapi juga mencerminkan bagaimana sebuah sistem yang mengedepankan kebebasan tanpa batas berkontribusi pada kerusakan moral yang begitu dalam. Apa yang sebenarnya terjadi dengan sistem perlindungan anak di negara kita?
Dampak Sekularisme
Maraknya kasus pornografi anak ini tidak terlepas dari akar masalah yang lebih dalam, yaitu lemahnya keimanan, kebebasan perilaku yang tak terkendali, dan berorientasi pada materi. Sekularisme, yang memisahkan agama dari kehidupan sehari-hari, telah merusak sistem nilai dan moral. Dalam sistem ini, hukum lebih banyak mengutamakan kebebasan individu tanpa mempertimbangkan dampaknya pada generasi mendatang.
Sekularisme membuat media, termasuk media sosial, bebas merajalela tanpa kontrol yang memadai. Banyak konten yang merusak moral anak-anak, seperti pornografi, dibiarkan begitu saja demi mengejar keuntungan ekonomi. Tidak ada sistem yang tegas dan efektif untuk menanggulangi hal ini, dan yang lebih parah, pelaku-pelaku kejahatan ini tidak merasa jera karena hukuman yang lemah dan tidak memberikan efek jera. Dalam keadaan ini, sistem pendidikan yang ada juga gagal memberikan pendidikan yang menguatkan karakter dan keimanan anak-anak kita.
Penjagaan Anak pada Masa Khilafah
Jika kita menengok sejarah, sistem penjagaan anak pada masa Khilafah sangat kuat dan terstruktur. Pada masa Khilafah, sistem pendidikan dan pengawasan sosial sangat mendukung terbentuknya generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berakhlak mulia. Khilafah Islam memiliki mekanisme yang ketat dalam menjaga akal dan moral anak-anak melalui pendidikan berbasis akidah Islam yang kokoh.
Pada masa itu, segala bentuk konten yang merusak akhlak anak, baik dalam bentuk materi maupun pemikiran, dijaga dengan sangat ketat. Di setiap wilayah, terdapat lembaga yang bertugas untuk menjaga moralitas masyarakat, termasuk dalam hal pengawasan terhadap media dan informasi yang masuk. Ini menunjukkan bagaimana negara Islam memiliki sistem yang bisa melindungi generasi muda dari kerusakan yang disebabkan oleh konten-konten yang tidak bermoral.
Sistem Pendidikan dan Perlindungan yang Terpadu
Islam memberikan solusi yang sangat jelas dan komprehensif untuk mengatasi permasalahan ini. Islam tidak hanya mengatur kehidupan individu, tetapi juga kehidupan sosial dan negara. Dalam Islam, penjagaan terhadap akal dan moral anak-anak dimulai sejak dini, melalui pendidikan yang berbasis pada akidah Islam yang menguatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Dalam sistem pendidikan Islam, penanaman nilai-nilai moral dan ketakwaan menjadi prioritas utama, yang akan membentengi generasi muda dari segala macam godaan yang dapat merusak mereka.
Islam juga memiliki aturan yang sangat jelas dalam menjaga aurat, baik bagi laki-laki maupun perempuan. Menjaga pandangan dan interaksi antara lawan jenis adalah prinsip dasar yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bukan hanya soal menjaga moralitas, tetapi juga melindungi diri dari segala bentuk eksploitasi seksual, termasuk pornografi anak. Dalam hal ini, Islam memiliki aturan yang tegas mengenai bagaimana menjaga kehormatan dan harga diri, serta bagaimana melindungi anak-anak dari konten-konten yang dapat merusak mereka.
Selain itu, dalam sistem Khilafah, perlindungan terhadap anak-anak juga dilakukan melalui pengawasan yang ketat terhadap media dan informasi yang masuk ke dalam masyarakat. Dalam sistem Khilafah, negara bertanggung jawab penuh dalam memastikan bahwa generasi muda terlindungi dari segala bentuk kerusakan moral dan pemikiran yang rusak. Pemerintah memiliki kebijakan yang jelas dalam melawan segala bentuk pornografi dan eksploitasi anak.
Khilafah dan Keamanan Digital
Khilafah juga akan menerapkan sistem keamanan digital yang mampu melindungi generasi dari pemikiran yang rusak dan merusak. Sistem ini akan memastikan bahwa internet dan media sosial hanya digunakan untuk hal-hal yang bermanfaat dan tidak membahayakan moral masyarakat, khususnya anak-anak. Dalam sistem ini, negara akan bekerjasama dengan para ahli teknologi untuk mengembangkan alat-alat pengawasan yang efektif dalam memblokir akses ke konten-konten negatif, termasuk pornografi anak.
Dengan penerapan sistem pendidikan yang berbasis akidah Islam dan pengawasan digital yang ketat, Islam mampu menjaga generasi muda dari berbagai ancaman yang dapat merusak moral mereka. Semua upaya ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang aman, damai, dan penuh berkah, sesuai dengan visi Islam untuk menjadi rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam).
Penutup
Pornografi anak yang semakin marak adalah tanda dari matinya pilar penjaga dalam masyarakat kita. Semua ini merupakan buah dari sistem sekuler yang mengabaikan moralitas dan nilai-nilai agama. Solusi yang diajukan oleh Islam, melalui sistem pendidikan berbasis akidah Islam dan mekanisme perlindungan yang terpadu, adalah jalan yang paling tepat untuk melindungi generasi muda dari ancaman kerusakan moral. Khilafah, dengan sistemnya yang kokoh, mampu memberikan perlindungan maksimal bagi anak-anak dan memastikan masa depan yang lebih baik bagi mereka. Sebagai umat Islam, sudah saatnya kita kembali kepada sistem yang diajarkan oleh Islam untuk menjaga generasi kita dari kerusakan yang semakin parah ini. Allahua'lam bishawab.
Posting Komentar untuk "Pornografi Anak Marak, Tanda Matinya Pilar Penjaga"