Jawaban atas Pertanyaan: Pemindahan Warga Gaza
Terjemahan
Bismillahirrahmanirrahim
Apakah ini berarti Trump menempatkan penguasa Yordania dan Mesir dalam posisi yang sangat sulit, terutama karena sebelumnya mereka menyatakan tidak setuju dengan pemindahan tersebut? Apakah ini juga berarti Trump berencana untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya untuk digabungkan dengan entitas Zionis, terutama karena para penguasa Arab, bahkan seluruh penguasa Muslim, diam seribu bahasa tanpa ada respons terhadapnya? Apakah ini menunjukkan adanya perubahan dalam kebijakan Amerika, ataukah itu hanya kebijakan yang sama dengan cara yang berbeda?
-
Trump tidak menyembunyikan tujuannya dan mengungkapkannya secara terbuka, berbeda dengan pendahulunya Biden. Misalnya, Biden sering mengelabui publik dengan klaim bahwa Amerika sedang bekerja untuk mewujudkan solusi dua negara, padahal itu hanya kata-kata kosong! Seperti yang dilaporkan Al-Jazeera pada 4 Januari 2024, Biden mengatakan: "Ada beberapa pola solusi dua negara, dengan menyebutkan bahwa beberapa negara di PBB tidak memiliki pasukan bersenjata..." yang berarti Biden merujuk pada negara yang tidak memiliki kekuatan militer! Sedangkan Trump mengungkapkan niatnya secara terang-terangan tanpa membingungkan orang-orang. Dia pernah mengatakan dalam kampanye pemilu: "Ketika saya melihat peta Timur Tengah, saya melihat Israel sebagai titik yang sangat kecil. Sebenarnya saya pernah bertanya, apakah ada cara untuk memperluas wilayahnya? Itu sangat kecil..." (Sky News, 19 Agustus 2024). Artinya, dia ingin memperbesar entitas Zionis dengan melegitimasi pemukiman di Tepi Barat dan memberi mereka kebebasan untuk merebut tanah serta membangun pemukiman baru di sana.
-
Hal ini diperkuat dengan penunjukan orang yang sejalan dengan pandangannya sebagai Duta Besar AS untuk Israel, yakni Mike Huckabee, yang dipuji Trump di akun Truth Social pada 13 November 2024 sebagai "seseorang yang sangat mencintai Israel dan rakyat Israel, dan begitu juga rakyat Israel mencintainya, dan Mike akan bekerja tanpa lelah untuk menciptakan perdamaian di Timur Tengah." Di antara pernyataan Huckabee yang terkenal adalah yang dikutip oleh BBC pada 13 November 2024 dari saluran televisi Israel 12, bahwa Huckabee terkenal dengan pernyataan pro-Israel, termasuk yang pernah ia katakan pada 2015: "Tuntutan agar Israel mencaplok Tepi Barat lebih kuat daripada tuntutan Amerika untuk Manhattan." Ia juga pernah mengunggah video pada 2017 yang menyatakan "Tidak ada yang namanya Tepi Barat, itu adalah Yehuda dan Samaria, tidak ada yang namanya pemukiman, itu adalah komunitas, itu adalah permukiman, itu adalah kota-kota, tidak ada yang namanya pendudukan."
-
Pernyataan tersebut kembali ditegaskan Huckabee pada 15 November 2024 dalam wawancara dengan saluran televisi Israel 7, di mana ia berkata: "Saya tidak bisa mengatakan sesuatu yang saya tidak percayai, saya tidak pernah siap untuk menggunakan istilah Tepi Barat, itu tidak ada, saya berbicara tentang Yehuda dan Samaria. Saya katakan kepada orang-orang, tidak ada pendudukan." Ia juga menambahkan: "Ingatlah bahwa selama empat tahun Trump menjabat sebagai presiden, tidak ada presiden yang lebih mendukung Israel dalam sejarah dibandingkan dia. Segalanya, mulai dari pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota hingga pemindahan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem dan pengakuan Dataran Tinggi Golan sebagai milik sah Israel, serta tidak ada upaya untuk mendorong solusi dua negara, karena itu tidak praktis dan tidak dapat dilaksanakan," dan berkata, "Saya tidak percaya solusi dua negara itu sah, ini adalah posisi yang saya pegang selama bertahun-tahun, dan itu adalah posisi yang dipegang oleh Trump dan saya perkirakan akan terus berlanjut."
Dari pernyataan-pernyataan ini, jelas terlihat bahwa kebijakan Trump terhadap Palestina adalah untuk melegitimasi pendudukan di Tepi Barat dan pemukiman-pemukiman Israel.
-
Hal ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump tidak memiliki proyek baru yang jelas untuk masalah Palestina, seperti menciptakan negara untuk mereka dalam bentuk apa pun, melainkan lebih cenderung pada pengakuan resmi dari Amerika terhadap entitas Zionis Israel mengenai legalitas pemukiman-pemukiman di Tepi Barat, sebagaimana yang tercermin dalam pernyataan Duta Besar AS untuk Israel, yang menyatakan bahwa Trump mendukung hal ini. Trump memuji Duta Besar tersebut, yang berarti dia memuji pandangannya tentang masalah ini. Hal ini juga diperkuat dengan penghapusan sanksi oleh Trump terhadap pemukim Yahudi yang melakukan pelanggaran yang dianggap ilegal oleh Amerika di bawah pemerintahan Biden. Perdamaian yang dimaksud oleh Trump adalah penerimaan terhadap Israel atas tanah yang mereka rebut di Tepi Barat dan di mana mereka mendirikan pemukiman, dengan memberikan Otoritas Palestina hak untuk tetap ada dengan otonomi terbatas, agar tetap melayani Israel dengan nama koordinasi keamanan, serta membebani rakyat dengan pengumpulan pajak yang akan digunakan untuk memperkaya pejabat otoritas sambil memberikan beberapa layanan kota.
-
Trump berusaha menunjukkan kemampuannya untuk mewujudkan apa yang dia inginkan dan bahwa dia bisa membuat perdamaian, dengan tujuan untuk menipu penguasa di kawasan ini dan memberi mereka harapan kosong seperti yang dilakukan setan kepada pengikutnya. Al-Jazeera pada 23 Januari 2025 melaporkan: "Presiden Amerika Donald Trump mengatakan bahwa pemerintahannya telah menyelesaikan dalam 4 hari lebih banyak dari yang telah dicapai oleh pemerintahan presiden sebelumnya, Joe Biden, selama 4 tahun, dan menegaskan bahwa tanpa pemerintahannya, perjanjian gencatan senjata di Gaza tidak akan tercapai minggu ini, serta menyebutkan bahwa Arab Saudi akan menginvestasikan 600 miliar dolar di Amerika Serikat, namun dia akan memintanya untuk meningkatkan jumlah itu menjadi satu triliun dolar." Meskipun demikian, Trump memberikan "sekantong hadiah" kepada Israel melalui perjanjian ini, sebagaimana dilaporkan oleh surat kabar Yedioth Ahronoth pada 14 Januari 2025: "Israel akan memiliki hak untuk mengakhiri gencatan senjata jika mereka merasa perlu, dan Gedung Putih akan menekan untuk mencabut sanksi yang diberlakukan oleh pemerintahan Biden terhadap beberapa pemukim yang melakukan kejahatan, serta meluncurkan kampanye internasional terhadap dua pengadilan PBB yang telah memulai penyelidikan atau tuntutan hukum terhadap Israel, terutama terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanannya, Gallant, atas tuduhan melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan."
-
Dengan demikian, selama masa kepresidenannya, baik yang pertama maupun yang sekarang, Trump mendukung kepentingan Israel. Bahkan, keputusan internasional yang telah ditetapkan oleh Amerika dan negara-negara besar lainnya yang sebelumnya Amerika menindak negara-negara yang melanggar keputusan tersebut, kini dibatalkan oleh Trump. Dia membatalkan keputusan PBB yang menyebut Tepi Barat sebagai wilayah yang diduduki yang tidak boleh ada pemukiman Israel di sana, dan bahwa Israel harus mundur ke batas-batas 4 Juni 1967. Dia juga membatalkan keputusan PBB mengenai Yerusalem Timur sebagai wilayah Palestina yang diduduki, serta keputusan mengenai Dataran Tinggi Golan yang dianggap sebagai wilayah Syria yang diduduki, dan mengakui legitimasi keputusan Israel untuk mencaplok Yerusalem dan Dataran Tinggi Golan. Ini menunjukkan bahwa Trump akan mengakui legitimasi pemukiman-pemukiman yang telah didirikan oleh Israel di Tepi Barat dan memungkinkan pembangunan lebih banyak pemukiman atau perluasan yang sudah ada. Hal ini mulai terjadi ketika dia memberikan pengampunan kepada pemukim yang dijatuhi sanksi di era Biden.
-
Trump akan melanjutkan rencananya untuk memusatkan perhatian pada Israel dengan mendorong negara-negara lain di kawasan ini untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel guna mengakui legitimasi dan pencaplokannya terhadap Palestina. Salah satu negara yang berpotensi untuk melakukannya adalah Arab Saudi, terutama karena hubungan kuat antara Putra Mahkota Saudi dengan Trump yang sangat mendukung normalisasi Israel dengan Arab Saudi. Hal ini bisa terjadi dalam waktu dekat, karena setiap perintah dari Trump sepertinya selalu diikuti dengan cepat oleh penguasa Saudi. Trump mengumumkan pada 23 Januari 2025 bahwa "Arab Saudi akan menginvestasikan 600 miliar dolar dalam ekonomi Amerika, dan saya akan meminta mereka untuk meningkatkannya menjadi satu triliun dolar..." (Al-Hurra, 23 Januari 2025), dan menyebutkan bahwa ini dilakukan dalam percakapan telepon dengan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman, pada malam 22 Januari 2025. Artinya, hanya dengan satu telepon, penguasa de facto Saudi langsung menuruti permintaan Presiden Amerika untuk mendukung ekonomi AS dengan ratusan miliar dolar. Hal ini menunjukkan sejauh mana rezim Saudi siap untuk tunduk pada permintaan Amerika di bawah kepemimpinan Trump. Oleh karena itu, dengan satu telepon lagi, bin Salman mungkin akan segera mengumumkan kesiapan untuk melakukan normalisasi dengan Israel ketika diminta.
Oleh karena itu, siapa yang merenungkan tindakan-tindakan Trump yang mendukung Zionis Israel, akan menemukan pernyataan Trump dalam pertanyaan mengenai pengosongan wilayah dari penduduknya dan penggabungannya ke Zionis Israel, khususnya ketika (ditanya apakah ini merupakan usulan sementara atau jangka panjang, Trump menjawab "bisa jadi salah satunya"... Al-Jazeera 26/1/2025). Mereka yang merenungkan itu akan melihatnya sebagai hal yang biasa dari Trump. Adapun yang tertulis dalam pertanyaan: (Bukankah ini berarti bahwa Trump menempatkan penguasa Yordania dan Mesir dalam posisi terjepit, apalagi mereka sebelumnya menyatakan bahwa mereka tidak setuju dengan pemindahan paksa ini) maka Trump tidak peduli pada mereka, entah mereka terjepit atau tidak, apalagi dia sebelumnya sudah mengungkapkan lebih jelas dari pernyataan tersebut, dia pernah mengatakan: "Ketika saya melihat peta Timur Tengah, saya menemukan Israel adalah tempat yang sangat kecil. Sebenarnya, saya pernah berkata, adakah cara untuk mendapatkan lebih banyak wilayah? Tempatnya sangat kecil..." Sky News 19/8/2024. Pernyataan sebelumnya terkait perluasan wilayah Zionis dan pernyataan sekarang adalah penjelasan tentang salah satu cara untuk memperluas wilayah Zionis. Tampaknya Trump ingin mempersiapkan suasana bagi para penguasa yang menjadi kaki tangan untuk melanjutkan pemindahan paksa ini yang sebelumnya ditolak oleh penguasa, khususnya di Mesir dan Yordania. Dengan kata lain, ini adalah ujian apakah penguasa-penguasa ini dapat menekan rakyat untuk melaksanakan pernyataan Trump dan memindahkan mereka dari tanah mereka, mengosongkannya, dan menggabungkannya dengan Zionis Israel, atau menunda itu sampai waktu yang lebih tepat menurut Trump jika rakyat melawan kedua rezim ini dan menghalangi langkah mereka yang merupakan pengkhianatan kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman.
9. Kami sadar bahwa penguasa di negeri-negeri Muslim, khususnya di sekitar Palestina, tidak merasa malu kepada Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang beriman, dan pelaksanaan perintah Trump adalah prioritas mereka, ini terlihat jelas dari keterpaksaan mereka untuk mengucapkan selamat kepada Trump atas kemenangannya dalam pemilu dan kepresidenannya di Amerika Serikat meskipun dia tidak menyembunyikan dukungannya kepada Zionis Israel dan permusuhannya terhadap Islam dan umat Islam. Namun, penguasa-penguasa ini tetap berlomba untuk mengucapkan selamat kepadanya: A. RT - Berita Dunia Arab - 6/11/2024: [Mengutip dari Kantor Berita Saudi "WAS", ucapan selamat dari Raja Saudi kepada Trump, dan memuji "hubungan historis yang sangat baik antara kedua negara dan rakyatnya yang bersahabat, yang semua pihak berusaha untuk memperkuat dan mengembangkannya di semua bidang". Begitu juga ucapan selamat dari Presiden Turki... (Dia berkata melalui platform X: "Saya mengucapkan selamat kepada teman saya Donald Trump yang menang dalam pemilu presiden... Kami berharap hubungan Turki-AS semakin kuat..")] B. Kemudian Al-Jazeera pada 6/11/2024 menayangkan ucapan selamat dari Presiden Mesir: ["Saya mengucapkan selamat kepada Presiden AS terpilih, Donald Trump... dan memperkuat hubungan kemitraan strategis antara Mesir dan Amerika Serikat serta kedua bangsa yang bersahabat." Lalu dari Raja Yordania, "Selamat kepada Presiden Donald Trump atas kemenangannya dalam pemilu presiden Amerika. Kami berharap dapat bekerja sama dengan Anda lagi untuk memperkuat kemitraan jangka panjang antara Yordania dan AS...," dan juga dari Perdana Menteri Pakistan di platform X: "Saya mengucapkan selamat kepada Presiden terpilih Donald Trump atas kemenangannya yang bersejarah untuk masa jabatan kedua! Saya berharap dapat bekerja dengan erat dengan pemerintahan mendatang untuk memperkuat dan memperluas kemitraan antara Pakistan dan AS"] ...dan seterusnya.C. Bahkan Ahmed al-Shara, kepala administrasi baru di Suriah mengikuti jalan yang sama, dengan memposting di Facebook pada 20/1/2025: "Atas nama kepemimpinan dan rakyat Republik Arab Suriah, saya mengucapkan selamat kepada Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat." Dia berkata, "Kami yakin Trump adalah pemimpin yang mampu yang akan membawa perdamaian ke Timur Tengah dan mengembalikan stabilitas ke kawasan."Mereka adalah penguasa di negeri-negeri Muslim, semoga Allah menghancurkan mereka dimana saja mereka berada.10. Namun, kami juga menyadari bahwa umat Rasulullah ﷺ dengan orang-orangnya yang jujur dan setia, akan menjadikan pernyataan Trump dan pengikutnya dari penguasa-penguasa tersebut sebagai angin lalu, dan keteguhan orang-orang Palestina, yang berada di tanah yang diberkahi, dalam mempertahankan tanah mereka adalah sesuatu yang nyata. Siapa pun yang melihat ribuan orang Palestina berjalan dengan kaki mereka dalam kondisi cuaca yang buruk dan medan yang lebih sulit, meskipun demikian mereka bergegas menuju rumah mereka yang mereka tahu bahwa kekejaman serangan Zionis Israel telah menghancurkannya, namun mereka menganggap bahwa mencapai rumah mereka adalah kemenangan besar. Siapa pun yang melihat ini dan merenungkannya, akan memahami bahwa pernyataan Trump dan tipu dayanya untuk mengosongkan Palestina dari penduduknya, meskipun dibantu oleh tipu daya para pengikutnya dari penguasa-penguasa pengecut, semua itu akan berbalik kepada pembuatnya: "Dan mereka merencanakan tipu daya, dan di sisi Allah adalah tipu daya mereka, meskipun tipu daya mereka itu bisa menggerakkan gunung-gunung." (QS. Ibrahim: 46). Kemudian tanah yang diberkahi akan kembali kepada pemiliknya, sebagai tanah Islam, dan semua penguasa pengecut itu akan lenyap, dan Negara Islam, Khilafah yang benar, akan kembali dengan izin Allah, dan pertempuran melawan Zionis Israel serta penghapusan penjajahan mereka akan terjadi dengan izin Allah. Rasulullah ﷺ bersabda dalam Musnad Ahmad dari Hudzaifah: "...Kemudian akan ada Khilafah di atas manhaj kenabian." Begitu juga diriwayatkan dalam Sahih al-Bukhari dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu 'anhu bahwa ia mendengar Rasulullah ﷺ bersabda: "Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi dan kalian akan menguasai mereka..." Dan juga diriwayatkan oleh Muslim dengan lafaz: "Kalian akan memerangi orang-orang Yahudi dan kalian akan membunuh mereka..." Kemudian bumi akan bersinar dengan kemenangan Allah Yang Maha Kuat dan Maha Perkasa.11. Namun seperti yang telah kami katakan sebelumnya, dan kami ulangi dalam penutupan ini:[Namun, takdir Allah mengharuskan tidak ada malaikat yang turun dari langit untuk mendirikan Khilafah yang memerangi musuh kita sementara kita hanya duduk, tetapi Allah menurunkan malaikat-Malaikat-Nya sebagai pertolongan dan kabar gembira dengan kemenangan, yaitu orang-orang yang beriman kepada Tuhan mereka dan Allah menambah petunjuk bagi mereka, tentara yang Muslim, sabar dalam pertempuran, mereka mengikuti Imam mereka dan memerangi musuh-musuh mereka di belakangnya: "Benar, jika kalian bersabar dan bertakwa, dan mereka datang menyerang kalian dengan segera, maka Allah akan menguatkan kalian dengan lima ribu malaikat yang membawa tanda." (QS. Ali Imran: 125). Kemudian kita menjadi orang-orang yang berhak mendapatkan kabar gembira: "Kemenangan dari Allah dan pembukaan yang dekat, dan beri kabar gembira kepada orang-orang beriman."]Pada tanggal 28 Rabi'ul Awwal 1446 H28/1/2025 M
Posting Komentar untuk "Jawaban atas Pertanyaan: Pemindahan Warga Gaza"