Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Siaran Pers
Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
Pada Rabu malam, 15 Januari 2025, diumumkan tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan pertukaran tahanan. Pengumuman ini membawa luapan emosi bagi warga Gaza, seluruh Palestina, bahkan umat Islam di seluruh dunia. Kegembiraan tersebut bercampur dengan kewaspadaan terhadap pelaksanaan penghentian perang, kehancuran, dan pengepungan. Pembunuhan, pembakaran, kelaparan, ketakutan, dan dinginnya penderitaan terus berlangsung meskipun kesepakatan telah diumumkan. Kami memohon kepada Allah SWT untuk meringankan beban Gaza dan rakyatnya, memberikan keamanan bagi mereka, menempatkan syuhada di surga-Nya, menyembuhkan para korban luka, memberikan tempat tinggal bagi para pengungsi, dan menganugerahkan kemuliaan serta balasan terbaik bagi para mujahid. Kami juga memohon agar kesabaran mereka dibalas dengan pahala yang besar, karena mereka telah menjadi teladan keberanian dan ketabahan.
Dengan adanya pengumuman ini, kami ingin menyoroti beberapa poin berikut:
Pertama: Entitas Yahudi mengalami pukulan berat pada 7 Oktober 2023. Hari itu menjadi saksi keberanian kelompok kecil yang dikepung, dengan perlengkapan yang minim tetapi penuh iman dan tawakal kepada Allah. Mereka berhasil meruntuhkan mitos "tentara yang tak terkalahkan," menghancurkan wibawanya, dan membuat entitas ini merasa terancam akan eksistensinya. Operasi Thufan Al-Aqsa menjadi pertanda awal kehancurannya. Jika sekelompok kecil ini bisa melakukan hal demikian, bagaimana jika sebagian tentara umat yang mengelilingi mereka bergerak?
Kedua: Seharusnya umat dan tentaranya di Mesir, Yordania, Turki, Pakistan, dan lainnya segera bergerak dengan kekuatan penuh untuk membebaskan tanah yang diberkati ini. Dengan begitu, umat akan meraih kegembiraan sejati dengan pertolongan Allah dan pembebasan Masjid Al-Aqsa. Namun, rezim-rezim pengkhianat yang menjadi boneka telah menghalangi jihad di jalan Allah. Mereka memberikan jalan bagi musuh untuk menumpahkan darah kita, menghancurkan rumah-rumah kita, dan mencemarkan Masjid Al-Aqsa. Umat harus menyadari bahwa kejayaan dan pembebasan Al-Aqsa hanya bisa dicapai dengan menggulingkan rezim-rezim pengkhianat ini dan menegakkan kembali Khilafah Rasyidah yang kedua berdasarkan metode kenabian.
Ketiga: Entitas Yahudi telah meluapkan kebencian mereka dengan tindakan kekerasan, pembunuhan, penghancuran, dan pengepungan yang didukung sepenuhnya oleh Barat serta didukung oleh rezim-rezim pengkhianat. Namun, meskipun mereka telah menggunakan segala cara, mereka gagal memulihkan citra ketakutan yang mereka harapkan. Para mujahid terus melawan mereka hingga saat ini, bahkan ketika Gaza dihancurkan menjadi puing-puing. Yahudi tidak mampu memaksa warga Gaza menyerah, tidak dapat memindahkan mereka, dan bahkan gagal membebaskan tahanan mereka. Dalam pikiran umat, kebenaran tentang kelemahan mereka semakin tertanam: mereka hanya mampu melakukan pembunuhan massal, tetapi tidak layak menghadapi para pahlawan Islam yang mencintai jihad di jalan Allah.
Keempat: Perang ini akan terus diingat, bukan hanya sebagai perang melawan entitas penjajah, tetapi juga sebagai konfrontasi dengan Amerika, kepala kekufuran, dan sebagian besar negara Barat, didukung oleh rezim-rezim pengkhianat yang menjadi kaki tangan mereka. Amerika tidak hanya memasok senjata kepada Yahudi, tetapi juga mendukung kejahatan mereka di panggung internasional. Rezim-rezim Muslim membuka jalan bagi mereka, memasok makanan, minuman, dan bahan bakar untuk mendukung agresi mereka. Namun, umat Islam harus memahami bahwa meskipun dunia bersatu melawan mereka, umat ini tidak akan terkalahkan jika bersungguh-sungguh dalam iman dan tawakal kepada Allah.
Kelima: Kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan ini, meskipun membawa kebahagiaan dan kelegaan bagi rakyat Gaza, tidak boleh membuat kita lupa bahwa Yahudi adalah pengkhianat yang sering melanggar janji. Allah SWT berfirman: “Dan setiap kali mereka membuat perjanjian, segolongan dari mereka mengkhianatinya. Bahkan sebagian besar mereka tidak beriman.” (QS. Al-Baqarah: 100). Tidak ada jaminan keamanan bagi rakyat Palestina kecuali dengan membebaskan seluruh tanah Palestina dan mengusir Yahudi dari sana.
Sebagai penutup, semangat jihad, keberanian para mujahid, dan pengorbanan para syuhada tidak akan terhapus dari memori umat. Peristiwa di Gaza telah menghidupkan kembali semangat jihad dan membangkitkan keinginan umat untuk membebaskan diri dari belenggu rezim-rezim pengkhianat. Umat ini sedang bersiap untuk menegakkan kembali kejayaan Islam dan mengembalikan cahaya peradaban yang dijanjikan oleh Rasulullah ﷺ.
“Dan sesungguhnya janji Kami telah tetap bagi hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, bahwa sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami, merekalah yang pasti menang.” (QS. Ash-Shaffat: 171-173)
Posting Komentar untuk "Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza"