Puluhan Ribu Massa Geruduk Kedubes AS, Serukan Khilafah dan Jihad untuk Palestina

 



Jakarta, Visi Muslim- Puluhan ribu peserta aksi memadati area depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat pada Ahad (26/1/2025). Mereka membawa liwa (bendera putih bertuliskan tauhid) dan rayah (panji hitam bertuliskan tauhid) sebagai simbol perlawanan terhadap penjajahan Palestina. Acara bertajuk Masirah Kubra: Isra’ Mi’raj, Umat Bersatu Bebaskan Al-Aqsho dan Palestina ini menghadirkan sejumlah cendekiawan Muslim yang menyuarakan pandangan tegas tentang perjuangan pembebasan Palestina.

KH Rokhmat S Labib menjadi salah satu pembicara utama dalam aksi tersebut. Dalam orasinya, ia menegaskan bahwa gencatan senjata yang diberlakukan di Gaza bukanlah solusi yang mampu menyelesaikan penderitaan umat Islam. “Meski gencatan senjata itu permanen dan menghasilkan perdamaian, itu tetap bukan jalan keluar hakiki bagi kaum Muslimin,” ujarnya di hadapan massa aksi.

Ia menyoroti bahwa sejarah mencatat, entitas penjajah Yahudi sering kali melanggar perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati. Akibatnya, serangan demi serangan terhadap warga Gaza tetap terjadi. “Begitu gencatan selesai, mereka akan kembali menyerang, meluncurkan bom, dan menembakkan rudal ke arah kaum Muslimin,” tegasnya.



Menurutnya, darah umat Islam akan terus tertumpah selama penjajahan ini dibiarkan berlangsung. KH Rokhmat S Labib mengingatkan bahwa kaum Muslim memiliki kewajiban untuk melawan siapa saja yang memerangi mereka, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS al-Baqarah ayat 190. “Allah memerintahkan kita untuk memerangi di jalan-Nya orang-orang yang memerangi kita, namun tidak melampaui batas,” katanya.

Tidak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa pada QS al-Baqarah ayat 191, Allah SWT menegaskan pentingnya mengusir penjajah dari wilayah yang mereka rampas. “Kaum Muslimin harus mengambil langkah nyata untuk mengusir musuh yang telah mengusir kita terlebih dahulu,” jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ustadz Ismail Yusanto menyampaikan pandangannya tentang akar permasalahan Palestina. Ia menjelaskan bahwa penjajahan Palestina terjadi karena ketiadaan pelindung bagi umat Islam sejak runtuhnya khilafah. “Palestina dijajah karena umat Islam kehilangan institusi yang melindungi mereka. Ketika khilafah diruntuhkan, umat kehilangan tamengnya,” ungkapnya.

Ustadz Ismail juga mengkritik keras solusi dua negara yang sering diusulkan oleh berbagai pihak sebagai upaya penyelesaian konflik Palestina. Menurutnya, solusi ini tidak hanya keliru secara syar’i, tetapi juga tidak masuk akal. “Tidak mungkin kita berbagi tanah dengan penjajah yang telah merebutnya secara paksa. Solusi ini bertentangan dengan syariah,” tegasnya.

Ia mengingatkan bahwa perjuangan untuk membebaskan Palestina tidak akan berhasil jika umat Islam tidak bersatu. Oleh karena itu, menurutnya, umat Islam harus memantapkan langkah untuk menegakkan kembali khilafah. “Khilafah adalah institusi yang akan mempersatukan umat di seluruh dunia. Dengan persatuan itu, umat Islam akan memiliki kekuatan untuk menghadapi seluruh makar musuh Islam,” paparnya.

Selain itu, Ustadz Ismail menegaskan bahwa khilafah bukan hanya solusi bagi Palestina, tetapi juga solusi bagi perlindungan nyawa dan wilayah umat Islam secara keseluruhan. “Khilafah akan menjadi tameng yang melindungi setiap jiwa kaum Muslim dan setiap jengkal tanah mereka,” ujarnya dengan penuh semangat.

Menurutnya, penjajahan Palestina tidak akan berakhir selama umat Islam hanya bergantung pada diplomasi dan kompromi. Sebaliknya, hanya dengan jihad fi sabilillah yang dipimpin oleh institusi khilafah, penjajah Yahudi dapat benar-benar terusir dari tanah Palestina. “Jihad fi sabilillah adalah jalan yang diajarkan oleh syariah untuk melawan penjajahan,” tambahnya.

Kiai Labib juga sependapat bahwa jihad fi sabilillah menjadi solusi utama untuk mengakhiri penderitaan rakyat Palestina. Namun, ia menekankan bahwa jihad ini membutuhkan persatuan umat Islam yang hanya bisa diwujudkan melalui tegaknya khilafah. “Tanpa khilafah, perjuangan kita akan terpecah-pecah. Padahal, kekuatan umat terletak pada persatuannya,” jelasnya.



Massa aksi yang hadir tampak antusias menyambut seruan para ulama. Mereka mengangkat tangan dan meneriakkan takbir sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan membebaskan Palestina. Semangat persatuan umat Islam menjadi tema utama dalam orasi yang disampaikan oleh para tokoh.

Acara tersebut juga diwarnai dengan seruan untuk terus meningkatkan kesadaran umat Islam tentang pentingnya menegakkan khilafah. Para pembicara mengingatkan bahwa perjuangan ini bukan hanya demi Palestina, tetapi demi keselamatan seluruh umat Islam di dunia. “Dengan khilafah, kita tidak hanya membebaskan Palestina, tetapi juga melindungi umat dari berbagai bentuk penjajahan lainnya,” ujar Ustadz Ismail.

Di akhir acara, peserta aksi menggelar doa bersama untuk keselamatan rakyat Palestina dan tegaknya kembali institusi khilafah. Seruan jihad fi sabilillah menggema, menandai tekad umat Islam untuk melanjutkan perjuangan ini hingga penjajah Yahudi terusir dari tanah suci Palestina.

Dengan orasi dan aksi ini, pesan jelas disampaikan: solusi sejati bagi Palestina bukanlah diplomasi, bukan pula kompromi dengan penjajah, tetapi persatuan umat di bawah naungan khilafah dan jihad fi sabilillah. [] Gesang 






Posting Komentar untuk "Puluhan Ribu Massa Geruduk Kedubes AS, Serukan Khilafah dan Jihad untuk Palestina"