Revolusi Syam yang Diberkahi, Sebuah Fenomena Unik dalam Sejarah dan Menegaskan Kembali Dekatnya Kebangkitan Umat
Oleh : Ahmad Mu’az
Dunia sedang menyaksikan rangkaian peristiwa yang terjadi begitu cepat, yang menunjukkan perubahan besar akan segera hadir di panggung internasional dan regional. Situasi di berbagai negara dunia tidak stabil, seolah-olah dunia menunggu suatu peristiwa besar yang akan membalikkan keadaan dan mengubah sejarah. Khususnya, kami yang tinggal di jantung dunia lama, yakni di wilayah Syam, tempat pertempuran semakin memanas di tengah aliansi yang terbentuk antara kawan dan lawan secara terang-terangan dengan rezim kriminal yang memusuhi revolusi kami.
Sejak awal gelombang Arab Spring 14 tahun lalu, dunia telah menyaksikan perubahan besar yang cepat di berbagai aspek—politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Amerika Serikat, sebagai negara adidaya utama, tidak mampu mengendalikan perubahan ini dengan baik demi menjaga dominasinya, meskipun memiliki semua kekuatan yang diperlukan. Bahkan, Amerika Serikat mengalami masalah serupa dengan negara lainnya dan gagal menemukan solusi bagi krisis ekonominya yang semakin memburuk. Di sisi lain, munculnya rasisme sebagai penyakit sosial yang meluas menyebabkan perpecahan horizontal dan vertikal dalam masyarakat, yang hingga kini belum mampu mereka atasi.
Amerika Serikat seakan-akan terseret ke dalam rawa yang tidak dapat mereka keluarkan diri, terlepas dari kekuatan besar yang dimilikinya. Kebebasan manuver dalam berpikir tampak membeku sejak tahun 2008, setelah krisis keuangan yang mengguncang Amerika Serikat dan ekonomi global—yang merupakan urat nadi kehidupan—dan ketidakmampuan mereka menemukan solusi untuk keluar dari krisis tersebut. Seakan-akan mereka telah memutuskan untuk hidup berdampingan dengan krisis ini di tengah inflasi global yang terus meningkat, dalam upaya bertahan di puncak kekuasaan dunia.
Penyebab semua ini adalah krisis pemikiran yang melanda dunia, serta masuknya ideologi kapitalisme dalam fase stagnasi pemikiran, seperti yang dialami oleh semua peradaban sebelumnya ketika mulai mengalami kemunduran yang berujung pada kejatuhan. Semua pemikir sepakat bahwa ideologi kapitalisme yang didasarkan pada doktrin pemisahan agama dari kehidupan mengandung benih kehancurannya sendiri sejak awal. Namun, keserakahan, keinginan untuk berkuasa, dan penolakan terhadap takdir kehidupan manusia, sebagaimana yang terjadi pada semua tiran sepanjang sejarah, membuat mereka tidak menyadari kenyataan bahwa mereka sedang tenggelam dan tidak mampu memperkirakan seberapa dalam mereka tenggelam.
Inilah kondisi dunia saat ini, meskipun mereka memiliki keunggulan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejarah menunjukkan bahwa bangsa-bangsa besar pun jatuh ketika berada di puncak kemajuan ilmiahnya. Firaun, misalnya, tewas saat berada di puncak kekuasaan, dan Nabi Musa serta kaumnya menang dalam kondisi lemah. Demikian pula, Romawi dan Persia tersingkir dari takhta dunia saat berada di puncak kekuatan mereka dan berbagi kekuasaan atas dunia. Inilah sunnatullah dalam perubahan sejarah.
Ketika sebuah negara adidaya mencapai tahap di mana mereka harus menggunakan kekuatan militer untuk menyelesaikan semua persoalan politiknya, itu adalah tanda kegagalannya dan pertanda bahwa mereka akan segera turun dari takhta kekuasaan dunia. Karena tidak ada kekuatan tandingan dan kelemahan melanda panggung internasional yang didominasi oleh ideologi kapitalisme liberal, maka apa yang terjadi pada negara adidaya pertama juga akan terjadi pada negara-negara besar lainnya yang berpotensi menjadi pesaing.
Di tengah kemandekan peradaban yang berlangsung selama beberapa dekade, tampak jelas kebutuhan umat manusia akan perubahan, meskipun ada upaya keras untuk menutupi kegagalan ini. Ketidakadilan yang merajalela di dunia serta munculnya hukum rimba secara terang-terangan menunjukkan bahwa kita mendekati akhir dari salah satu fase terburuk dalam sejarah umat manusia. Roda perubahan tengah berputar dengan kecepatan penuh untuk menyelamatkan umat manusia dari apa yang telah ditimpakan oleh para penguasa sistem dunia saat ini.
Meskipun Islam menghadapi serangan besar-besaran, ia tetap menjadi calon terkuat sebagai pewaris sistem internasional. Serangan terhadap Islam justru semakin memperkuat posisinya, meskipun berbagai upaya dilakukan untuk mendistorsi pemahaman tentang Islam dan menggunakan gerakan-gerakan Islam sebagai solusi buatan Amerika Serikat dalam menghadapi kebangkitan Islam. Namun, dalam satu dekade terakhir, pemahaman yang benar tentang Islam mulai berkembang pesat di tengah keruntuhan berbagai gerakan pemikiran Islam. Hal ini menjadi pukulan telak bagi pihak-pihak yang memerangi Islam, yang merupakan satu-satunya alternatif peradaban bagi umat manusia.
Revolusi Syam telah menjadi harapan besar bagi kaum muslimin di seluruh dunia dalam mewujudkan perubahan. Dengan latar belakang akidahnya, posisi strategisnya, serta perannya sebagai ujung tombak dalam menghadapi berbagai serangan sepanjang sejarah, Syam selalu menjadi pusat awal dan akhir perjuangan. Meski tampaknya revolusi telah berhasil dijinakkan, percikan semangatnya tetap hidup seperti bara di bawah abu, yang setiap saat dapat kembali menyala dengan hembusan angin.
Faksi-faksi yang muncul dari berbagai gerakan pemikiran Islam diserahkan kepada rezim Turki untuk diarahkan sesuai dengan rencana yang digariskan oleh kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Namun, rezim Turki yang merupakan kekuatan regional sekaligus anggota penting NATO, hingga kini belum berhasil memainkan perannya sesuai skenario yang telah ditetapkan. Hal ini menandai kegagalan mereka, dan Amerika Serikat terpaksa beberapa kali turun tangan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi karena menyadari bahaya besar dari kegagalan dalam menghadapi revolusi rakyat Suriah yang memiliki tekad dan semangat yang luar biasa.
Sementara itu, rezim Turki secara terbuka menunjukkan perubahan sikapnya dengan berupaya keras menyelamatkan rezim Suriah yang kejam. Hal ini dilakukan dengan memaksa faksi-faksi revolusi untuk berdamai dan menyerahkan wilayah-wilayah yang telah mereka bebaskan kepada rezim Assad yang telah kehilangan legitimasi, khususnya setelah kejahatan brutal yang dilakukannya terhadap rakyat Suriah.
Meskipun berbagai rintangan menghadang kembalinya kejayaan Islam, semua itu semakin melemah. Umat Islam tetap teguh pada agama mereka dan bergerak dengan penuh semangat untuk mengembalikan negara mereka. Tidak lama lagi, Allah akan meneguhkan mereka dengan kalimat yang kokoh, dan dunia akan kembali bersinar dengan cahaya-Nya setelah bertahun-tahun diliputi kegelapan. Umat ini akan bangkit kembali, menyingkirkan kelemahan dan keterpurukan mereka, serta berdiri tegak menghadapi musuh-musuhnya. Mereka akan mengemban risalah Allah dengan penuh kekuatan dan melanjutkan dakwahnya ke seluruh penjuru dunia, membawa umat manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya, dari perbudakan manusia menuju pengabdian kepada Allah semata, dari kezaliman berbagai agama menuju keadilan Islam, dan dari sempitnya dunia menuju kelapangan dunia dan akhirat. Dan hal itu bukanlah sesuatu yang sulit bagi Allah. []
Sumber : مجلة الوعي
Posting Komentar untuk "Revolusi Syam yang Diberkahi, Sebuah Fenomena Unik dalam Sejarah dan Menegaskan Kembali Dekatnya Kebangkitan Umat"