Ustadz Yuana Ryan Tresna: "Bijak Gunakan AI sebagai Alat, Bukan Pengganti Ilmu"
Jakarta, Visi Muslim– Dalam sebuah unggahan di laman Facebook resminya pada Sabtu, 4 Januari 2025, Ustadz Yuana Ryan Tresna memberikan nasihat penting terkait penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam konteks pembelajaran ilmu agama. Ia mengingatkan bahwa AI adalah alat yang dapat mempercepat proses, tetapi tidak bisa menggantikan pemahaman dan kemampuan berpikir kritis seseorang.
"AI itu seperti pisau bermata dua. Kalau seseorang tidak memiliki critical thinking dan konsep dasar sebuah ilmu, maka dia tetap akan menjadi bodoh, tidak tahu apa-apa," ujarnya.
Menurut Ustadz Yuana, AI seharusnya hanya difungsikan untuk mempercepat pengerjaan tugas tertentu, sementara nalar dan pengambilan keputusan tetap berada di tangan manusia. Ia menegaskan, "Jangan sampai berpikir: untuk apa belajar bahasa Arab dan Fikih, tinggal tanya AI saja. Itu salah. Karena berarti selamanya dia akan bodoh dengan agamanya."
Ia memberikan contoh dalam konteks ilmu hadits, khususnya dalam proses takhrij hadits. Ustadz Yuana menjelaskan bahwa AI, terutama versi berbayar, dapat diajari untuk menyelesaikan takhrij satu hadits sesuai dengan pola yang diinginkan. "Kalau masih ada yang salah, maka harus dikoreksi sampai benar. Setelah itu, AI bisa digunakan untuk menyelesaikan hadits-hadits lainnya dengan pola yang sama," jelasnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa meskipun AI dapat menyelesaikan takhrij satu hadits hanya dalam waktu dua menit, hasilnya tetap perlu diverifikasi. "Benar dan salahnya tidak ada jaminan benar-benar akurat," katanya.
Ustadz Yuana menekankan bahwa menggunakan AI tidak akan membuat seseorang menjadi 'alim dalam bidang hadits atau ilmu agama lainnya. "Jadi, pahami dulu ilmunya baru gunakan AI sebagai asisten pribadi untuk membantu pekerjaan," pesannya.
Menurutnya, AI bukanlah pengganti proses pembelajaran, melainkan alat pendukung. "Kuncinya adalah memahami konsep dasar, memiliki ilmu yang memadai, dan kemampuan berpikir kritis. Tanpa itu, AI tidak akan membantu banyak," ujarnya.
Ia mengingatkan umat Islam untuk tidak terlena dengan kemudahan yang ditawarkan teknologi hingga melupakan pentingnya pembelajaran dan penguasaan ilmu secara mendalam. "Teknologi hanya alat, nalar dan ilmu tetap yang utama," pungkasnya.
Unggahan ini mendapatkan perhatian luas di media sosial, dengan banyak yang mendukung pandangannya tentang pentingnya penggunaan teknologi secara bijak dalam mendalami ilmu agama. [] Gesang Rahardjo
Posting Komentar untuk "Ustadz Yuana Ryan Tresna: "Bijak Gunakan AI sebagai Alat, Bukan Pengganti Ilmu""