Mengelola Negara dan Hubungan Internasional dengan Logika "Mafia"; Trump Hari Ini adalah Pimpinannya!

 



Ketika sebuah sistem pemikiran mengalami kebangkrutan, maka dampaknya akan terlihat dalam kehancuran peradaban dan kekacauan politik. Kebangkrutan ini akan menyebar ke negara, institusi, serta kebijakan yang diambil, sehingga mempengaruhi masyarakat di dalam negeri dan hubungan internasional di luar negeri.

Apa yang terjadi di Gedung Putih—dengan perdebatan tajam dan memalukan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky—menggambarkan betapa buruknya kondisi sistem kapitalisme saat ini. Trump sebelumnya mengumumkan kepada wartawan bahwa ia dan Zelensky akan menandatangani perjanjian yang diusulkan AS mengenai sumber daya mineral Ukraina, yang ia klaim sebagai kesepakatan yang "sangat adil". Trump menilai kesepakatan ini sangat menguntungkan karena, "kita membutuhkan apa yang mereka miliki... Negara kita akhirnya mendapat perlakuan adil... Pajak rakyat Amerika harus dilindungi haknya. Mereka (Ukraina) selalu berbicara tentang keamanan, tetapi saya katakan: mari kita buat kesepakatan terlebih dahulu."

Di sisi lain, Zelensky berharap bahwa kesepakatan ini dapat membuka jalan bagi kerja sama lain dengan AS. Perdana Menteri Ukraina, Denys Shmyhal, bahkan telah mengonfirmasi bahwa rancangan perjanjian awal telah selesai. Namun, Trump menuntut Ukraina untuk membayar 500 miliar dolar AS, dengan alasan bahwa jumlah ini setara dengan bantuan yang telah diberikan AS kepada Ukraina dalam menghadapi Rusia. Menurut Trump, angka ini adalah harga yang pantas untuk sumber daya mineral Ukraina. Zelensky pun menyatakan bahwa ia bersedia membayar dengan harga ekonomi, termasuk memberikan akses ke cadangan minyak, gas, dan mineral penting negaranya sebagai imbalan atas dukungan Amerika.

Diperkirakan Ukraina memiliki sedikitnya 20 dari 50 mineral yang dikategorikan AS sebagai mineral strategis, termasuk litium, grafit, titanium, uranium, serta 17 unsur logam tanah jarang yang sangat dibutuhkan dalam industri teknologi dan pertahanan. Kyiv memperkirakan bahwa sekitar 5% dari cadangan global mineral-mineral ini ada di Ukraina, termasuk sekitar 19 juta ton grafit yang sangat penting untuk produksi baterai kendaraan listrik.

Inilah yang menarik perhatian Trump dan para kapitalis AS, yang ingin menguasai sumber daya ini dengan biaya serendah mungkin. Mereka memperlakukan Ukraina sebagai rampasan perang. Pada kenyataannya, kesepakatan ini tidak lain adalah bentuk penjajahan terselubung terhadap Ukraina. Tragisnya, Presiden Ukraina hanya berfokus pada jaminan keamanan negaranya, tetapi ia tidak menyadari bahwa setelah bertempur melawan Rusia, kini ia justru menyerahkan negaranya kepada AS—yang bahkan lebih berbahaya daripada Rusia. Pada hari Rabu, Zelensky mengatakan, "Saya ingin mendapatkan satu kalimat yang berisi frasa jaminan keamanan untuk Ukraina." Namun, jawaban Trump pada hari yang sama justru mengecewakan, "Saya tidak akan memberikan jaminan keamanan yang besar; kita akan menyerahkan itu kepada Eropa, karena mereka lebih dekat dengan Ukraina. Tetapi kita akan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik." Dengan pernyataan ini, Trump menghancurkan harapan Zelensky.

Trump lebih mementingkan keuntungan bisnis dari kesepakatan mineral ini dan melihat penghentian perang sebagai jalan pintas untuk menguasai Ukraina dan sumber daya alamnya. The Washington Post bahkan melaporkan bahwa "Donald Trump menemukan cara cepat untuk mengakhiri perang di Ukraina: yaitu dengan menyerah." Bagi Trump, penderitaan Ukraina dan biaya perang bukanlah tanggung jawab AS, melainkan Eropa. Ia memperlakukan aliansi dengan Eropa sebagai sesuatu yang bisa dinegosiasikan dan bahkan memeras negara-negara Eropa dengan ancaman Rusia. Ia juga dengan terang-terangan melanggar norma-norma internasional, bernegosiasi secara sepihak, dan mendekati Rusia.

Pendekatan baru ini—di mana hubungan internasional dijalankan dengan logika transaksi bisnis dan dominasi kelompok kuat—adalah hasil dari kebangkrutan sistem kapitalisme. Karena tidak ada solusi strategis dalam sistem ini, mereka hanya bisa mengandalkan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka. Di tengah krisis ini, banyak yang masih beranggapan bahwa Amerika adalah "negara yang dijalankan oleh institusi". Namun, yang sering dilupakan adalah bahwa institusi-institusi ini dikendalikan oleh kekuatan modal kapitalis. Hari ini, AS dipimpin langsung oleh seorang kapitalis sejati yang lahir dari sistem itu sendiri, dan kebangkrutan sistem ini kini juga menghancurkan negara dan institusinya.

Amerika Serikat tahun 2025, dengan krisis intelektual dan ekonomi yang melandanya, tidak lagi seperti Amerika di era Nixon, ketika dolar AS masih bisa dipaksakan sebagai mata uang global. Pada tahun 1960-an, Nixon pernah mengatakan bahwa negara AS adalah sebuah mesin yang tetap bisa berjalan dengan atau tanpa dirinya. Namun hari ini, dengan ekonomi yang runtuh, utang yang menumpuk, kebangkrutan ideologis, serta perpecahan politik yang tajam, sistem kapitalisme berada di ambang kehancuran.

Krisis ini juga terlihat dalam pertikaian internal di AS. Partai Demokrat di Kongres menuduh Trump telah mempermalukan Amerika di panggung dunia. Senator Chuck Schumer menulis di platform X, "Trump dan Vance sedang melakukan pekerjaan kotor untuk Putin. Kami, Demokrat di Senat, tidak akan pernah berhenti berjuang demi kebebasan dan demokrasi." Mantan Ketua DPR Nancy Pelosi bahkan menyebut perdebatan antara Trump dan Zelensky sebagai "pertunjukan yang memalukan".

Krisis ini membuktikan bahwa sistem kapitalisme Amerika telah gagal total. Mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger bahkan pernah mengatakan, "Dunia berada dalam kekacauan, dan Amerika Serikat menghadapi masalah besar dalam menciptakan tatanan dunia." Sebuah laporan dari RAND Corporation pada tahun 2017 juga mengakui bahwa sistem internasional saat ini sedang mengalami kemunduran. Namun, laporan tersebut tidak menawarkan solusi konkret, melainkan hanya mengulang analisis akademis tanpa gagasan baru yang strategis.

Trump dan kebijakan agresifnya bukanlah tanda lahirnya tatanan dunia baru, tetapi justru upaya putus asa untuk menutupi kebangkrutan kapitalisme. Trump adalah produk dari sistem yang membusuk, berbeda dari politisi biasa yang hanya menjadi pelayan kapitalis. Ia adalah kapitalis sejati yang menguasai alat utama kekuasaan—modal, jaringan bisnis, dan hubungan dengan para elit. Dengan kebangkrutan intelektual, sistem ini kini hanya mengandalkan kekuatan brutal dalam mengelola hubungan internasional, dan Trump adalah manifestasi dari pendekatan tersebut.

Karena itu, klaim bahwa Amerika adalah "negara yang dijalankan oleh institusi" harus ditinjau ulang. Yang menjadi pertanyaan adalah sejauh mana institusi-institusi ini masih solid dan dapat bertahan di tengah krisis saat ini. Trump dan kebijakannya akan membawa dampak besar bagi sistem kapitalisme, negara, institusi, serta lanskap politik internasional.

Trump melihat hubungan internasional sebagai transaksi bisnis yang harus diselesaikan dengan biaya serendah mungkin dan dipaksakan secara sepihak dengan kekuatan, bukan diplomasi. Ia menganggap aliansi sebagai beban keuangan dan militer yang harus disingkirkan. Bagi Trump, hukum internasional hanyalah penghambat bagi kebijakan unilateralnya. Oleh karena itu, ia berusaha melemahkan norma-norma internasional dan membongkar aliansi global yang selama ini ada.

Namun, kesombongan inilah yang bisa menghancurkannya. Trump mencoba bertindak layaknya penguasa imperium, padahal AS adalah negara yang sedang tenggelam dalam utang dan krisis moral. Kesombongan tanpa kekuatan nyata hanya akan mempercepat kejatuhannya. AS kini berada di ambang kehancuran—dan sistem kapitalisme global pun berada di jurang yang sama.

"Dan apabila Kami hendak membinasakan suatu negeri, Kami perintahkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu untuk berbuat fasik, lalu mereka durhaka di dalamnya; maka sudah sepantasnya berlaku terhadap mereka ketentuan Kami, lalu Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya."
(QS. Al-Isra: 16)

Ditulis oleh: Manaji Muhammad
Untuk Kantor Media Pusat Hizbut Tahrir

Posting Komentar untuk "Mengelola Negara dan Hubungan Internasional dengan Logika "Mafia"; Trump Hari Ini adalah Pimpinannya!"