Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

[Wawancara] Tanggapan Jubir HTI tentang Kudeta Gagal di Turki

Jubir HTI - Ismail Yusanto
Berikut kami sertakan wawancara Radio Elshinta dengan Jubir HTI, Ust. Ismail Yusanto tentang Kudeta Gagal Turki (16/07/2016).

Pak Ismail, kalau melihat kudeta yang dilakukan dari waktu malam waktu setempat di Turki, ini apakah perebutan kekuasaan Islam atau memang bapak memang melihat ini ada upaya-upaya yang dilakukan oleh militer yang ada di Turki?

Saya kira ini peristiwa yang menarik, artinya bahwa militer itu memang diberbagai negara masih memegang peranan penting. Kudeta ini mengingatkan kita pada peristiwa kudeta beberapa tahun yang lalu yang menimpa pemerintahan Erbakan ketika itu dan militer berhasil menumbangkan kekuatan yang pada waktu itu baru berjalan 2 tahun. Karena dianggap bahwa Erbakan ini terlalu Islamis, padahal Erbakan sudah berulangkali mengatakan bahwa dia setia pada sekulerisme dan kemalisme. Artinya bahwa militer Turki sebagaimana juga militer dibanyak negeri-negeri muslim, seperti misalnya di Mesir, itu memang menjadi andalan untuk mempertahankan sekulerisme di negeri-negeri Muslim dan kita tahu bawa sekulerisme di Turki itu telah berumur sangat panjang semenjak runtuhnya ke-Khilafah-an Utsmani 1924. Adalah Kemal Pasha yang menancapkan sekulerisme sedemikian rupa sehingga Turki ini betul-betul dijauhkan dari Islam yang sesungguhnya telah berakar sedemikian kuat sepanjang ke-Khilafah-an Utsmani yang berumur 400 tahun. Sayaa pikir militer sekarang ini yang melakukan kudeta ini masih merupakan kepanjangan dari apa yang dilakukan oleh militer yang melakukan kudeta beberapa tahun yang lalu. Artinya kalau sekarang itu Erdogan berhasil mendapatkan dukungan dari militer tapi dukungan itu tidaklah bulat. Artinya masih ada unsur-unsur didalam tubuh militer yang tidak mau melihat Turki semakin menjauh dari sekulerisme, meskipun sebenarnya Turki sekarang itu masih Turki sekuler. Ingat bahwa pada 25 April lalu itu Ketua Parlemen itu menyerukan pergantian konstitusi, yakni bahwa konstitusi Turki ini harus konstitusi yang islamis, konstitusi yang religius tetapi itu ditolak oleh Erdogan bahkan Erdogan berulangkali menegaskan bahwa Turki ini harus menjaga jarak kepada seluruh agama. Tetapi memang begitulah militer bahwa mereka tidak menginginkan Turki itu semakin bergerak ke arah Islam, maka mereka berupaya melakukan upaya kudeta yang gagal ini.

Artinya Erdogan tidak mewakili kelompok Islam?

Ini bergantung pada sudut pandang, dalam perspektif developmentalisme, maka apa yang dilakukan oleh Erdogan ini kemajuan yang luar biasa. Dari Turki yang begitu rupa menjadi Turki seperti sekarang ini. Kita lihat bahwa hijab dulu dilarang sekarang jilbab atau kerudung itu dimana-mana, pengajian al-Qur’an, pengajaran bahasa arab dimulai lagi. Banyak hal yang telah dilakukan Erdogan terutama juga dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, sains teknologi yang kemudian membawa Turki sekarang ini mengalami sebuah transformasi yang luar biasa dari sudut itu. Pendapatan perkapitanya dari 3.500 menjadi sekarang 11.000 US$. Kemudian dari Negara dengan urutan 116 menjadi urutan 16 bahkan sudah masuk ke kelompok G10. Dan sekarang ini Turki menjadi salah satu kiblat dari dunia Islam. Tapi dari perspektif optimalisme /Idealisme tentu saja Erdogan dalam hal ini masih belum memenuhi apa yang diinginkan sebagaimana yang dimaui ketua parlemen yang tadi saya sebutkan itu. Yang mengexplore konstitusi Turki harus konstuti Islam, tapi erdogan-kan menolak. Dalam perspektif inilah mereka menganggap Erdogan masih sekuler.

Apakah pak Ismail melihat bahwa ini pure kudeta tanpa ada muatan politik kekuasaan didalamnya?

Pasti ada. Pasti mereka menginginkan militer mengambil alih dan ingin mengontrol Turki supaya Turki tetap bergerak sesuai doktrin-doktrin kemalisme dan sekulerisme. Beberapa waktu yang lalu, Hizbut Tahrir menyelenggarakan kegiatan Konferensi Khilafah Internasional di Ankara dan itu mendapat reaksi yang sangat besar dari kalangan liberalis dan kalangan sekuleris yang masih sangat kuat disana. Ini menjadi headline, sangat besar di satu Koran satu halaman penuh dan mereka mengatakan bahwa gagasan ini akan mengancam demokrasi, liberalisme dan sekulerisme. Artinya bahwa sekulerisme, liberalism dan kemalisme masih mendarah daging di sebagian besar tubuh rakyat Turki, terutama militer.

Apakah ini juga menunjukkan sebenarnya ada grand design dari kelompok anti-Islam?

Ya pasti karena inikan Erdogan posisinya in-between. Disebut Islamis sebetulnya juga tidak, disebut sekuleris liberalis juga tidak. Makanya kemudian dimata kaum sekuler, Erdogan harus dihentikan, apalagi dimata sebagian dari unsur-unsur militer. Sementara dikalangan islamis tidak jarang juga Erdogan dikecam. Apalagi dia juga membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Ini menunjukkan bahwa satu sisi Israel ini penjajah (Israel merebut wilayah palestina), kenapa kemudian diakui bahkan membuka hubungan diplomatik dengan Israel segala macam. Jadi in-between. Karena itulah Erdogan menghadapi dua kekuatan sekaligus kekuatan sekuleris-liberalis-kemalis dan kekuatan Islam. Apalagi setelah dia menyingkirkan partner politiknya atau sekutu politiknya yang sangat kuat pada waktu itu yang menjadi salah satu faktor yang mengangkat dia ke tampuk kekuasaan yaitu Fethullah Gülen. Ini semakin mendorong kaum islamis untuk menekan Erdogan. Dan baru saja pemerintah Erdogan menutup Koran yang paling berpengaruh milik jaringannya Fethullah Gülen ini (perkiraan sampai 1 juta eksemplar)

Apakah ini ada rencana besar agar umat Islam semakin terpojok?

Makanya ini kemudian tergantung pada perspektif yang tadi. Ini pelakunya adalah militer. Kalau pelakunya mliter berarti ini kaum kemalis-sekuleris yang tidak ingin Turki itu bergerak semakin mengarah kepada Islamis. Tentu saja, dalam perspektif developmentalis tadi itu perkembangan Turki ini perkembangan yang tidak disukai oleh kaum kemalis-sekuleris itu.

Kemudian Kalau kita membahas mengenai negara-negara Islam saat ini posisinya cukup terpojok setelah isu internal Mesir, sekarang Turki. Belum lagi Iraq dan suriah dengan isu ISIS. Apa yang pak Ismail ketahui tentang hal ini?

Erdogan dalam hal ini ambil peran yang penting dalam konflik Suriah. Turki itu menampung lebih dari 6 juta pengungsi Suriah itu dan dalam banyak hal dia juga bersikap tegas terhadap Rusia. Hanya memang posisi seperti apa yang dimaui oleh Erdogan dalam konflik Suriah ini yang masih harus terus dibaca. Artinya begini, disana itukan ada 3 pihak. Pertama adalah assad dengan sekutunya, kedua adalah jabhat al-nusra dan koalisinya kemudian yang ketiga adalah ISIS itu. Nah ketika konflik segitiga disana, terhadap posisi ini, dimana sebenarnya Erdogan mengambil posisi. Apakah dia mendukung assad, ISIS atau jabhat al-nusra? Nah ini yang saya kira akan menentukan kelanjutan atau perkembangan Suriah di masa yang akan datang. Walaupun ini memang tidak mudah dibaca karena saya kira Erdogan tahu apa resikonya kalau dia tampil mendukung assad, ISIS atau jabhat al-nusra. Nah ini Negara besar yang peranannya besar , dekat dengan wilayah konflik di Suriah karenanya dia akan sangat menentukan bagaimana kelanjutan atau akhir dari konflik itu. Ini saya juga kira akan terkait dengan link-up Turki dalam kancah internasional. Kita tahu bahwa Turki masih berharap dia akan menjadi anggota Uni Eropa dan juga bagaimana aliansi dengan Amerika dst. Saya kira hal-hal itu yang akan diperhitungkan Erdogan untuk mengambil posisi dalam konflik Suriah.

Ini luar biasa, Kudeta militer di Turki berhasil digagalkan dalam waktu 5 jam saja?

Saya kira ini sangat dipengaruhi oleh kepemimpinan Erdogan yang sangat kuat dimata rakyat Turki. Karena dalam perspektif developmentalism yang tadi saya sampaikan, itu memang mereka melihat banyak sekali kemajuan yang dicapai oleh pemerintahan Erdogan dan itu dirasakan langsung oleh mereka. Karena itulah ketika Erdogan bicara melalui skype maka dalam waktu kurang dari setengah jam, jutaan rakyat Turki turun ke jalan dan itu menggagalkan kudeta. Tapi hal lain yang juga menentukan adalah bahwa kudeta ini tampak tidak direncanakan cukup matang karena ternyata poros-poros utama dari militer itu tidak mendukung. Jadi saya tidak tahu persis ini apa yang terjadi di tubuh militer. Mungkin saja bahwa memang di tubuh militer sekarang ini sudah tidak lagi solid dalam pengertian bahwa tidak selamanya mereka harus terus menerus di belakang Kemalisme-Sekulerisme yang kemudian itu diinterpresentasikan sebagai oposisi frontal terhadap Erdogan. Jadi, ketika mereka juga menikmati juga kemajuan Tuki dibawah Erdogan maka mereka mungkin saja lantas mengendorkan pegangan mereka dalam kemalisme-sekulerisme tadi itu.

Terakhir, apa yang bisa pak Ismail baca tentang kondisi dan situasi bagaimana Turki ke depan?

Saya pikir Turki ini adalah negara yang paling banyak diharap untuk kebangkitan Islam. Artinya begini, Turki adalah negara dimana peradaban Islam terakhir itu berada, yaitu ke-Khilafah-an Utsmani. Ada disana sejarah yang sangat panjang 450 tahun kurang lebih dan sisa-sisanya atau tapak-tapaknya masih bisa dilihat sekarang. Jadi kalau orang ingin melihat tapak peradaban Islam yang paling dekat itu ya di Turki. Karena itu sebenarnya membangkitkan umat Islam Turki itu relatif lebih mudah karena dia punya kedekatan sejarah. Itu ibarat kata tinggal membuka memori beberapa lembar catatan sejarah itu sudah kebuka. Nah karena itulah saya pikir ini negara unik. Diharap betul oleh Dunia Islam tapi sekaligus juga sangat tidak diharap oleh kaum sekuleris-Kemalis karena mereka tahu bahwa bila Turki ini dibiarkan dia berkembang apalagi sampai tegaknya kembali Khilafah disana, ini menjadi bahaya besar bagi dunia Barat khususnya yang sangat tidak suka terhadap kebangkitan Islam. [VM]

Posting Komentar untuk "[Wawancara] Tanggapan Jubir HTI tentang Kudeta Gagal di Turki"

close