Hizbullah
telah mengirim para pejuangnya ke Suriah dengan taruhan menyelamatkan
rezim bengis Assad. Kota Qusair dikuasai oleh pasukan Assad dan milisi
itu pada tanggal 5 Juni. Selain itu, Hizbullah mengirim para pejuangnya
ke Damaskus dan sekitarnya. Rezim Assad bersumpah untuk merebut kembali
banyak wilayah yang dikuasai para pemberontak, terutama di Aleppo,
dengan dukungan Hizbullah. Banyak analis telah mengatakan bahwa dukungan
Hizbullah terhadap rezim bengis Assad telah dan akan mengubah
keseimbangan perang antara pihak pejuang dan rezim Assad. Apakah
Hizbullah mampu memenangkan perang dengan rezim bersenjata lengkap,
dengan puluhan ribu milisi?
Ada 7 alasan mengapa Hizbullah
mungkin akan tersandung dan goyah dalam petualangannya untuk
menyelamatkan rezim bengis Assad dari momentum perlawanan rakyatnya yang
menderita di bawah penindasan selama lebih dari 40 tahun. Mulai dari
aspek struktural intrinsik, unsur-unsur lokal Lebanon, dan faktor-faktor
eksternal. Alasan-alasan itu dapat diringkas sebagai berikut:
1. Jumlah korban yang tinggi: Hizbullah telah mengambil melakukan
serangan besar selama serangan terhadap al-Qusair, dengan mengirim 1.700
pejuangnya untuk menduduki kota itu [1] The Guardian telah melaporkan
bahwa mereka kehilangan 200 pasukannya selama pertempuran 17 hari untuk
memperebutkan kota kecil di perbatasan itu, yang merupakan lebih dari
10% kekuatan pasukan yang digunakannya [2] Hizbullah bukanlah tentara
reguler, namun milisi dengan kekuatan sekitar 20.000 – 30.000 pasukan.
Dengan jumlah korban tersebut, Hizbullah akan mendapatkan dilema yang
akan menghancurkan eksistensi dasarnya.
2. Ajaran yang berbasis
perlawanan: Hizbullah adalah milisi bergaya gerilya yang secara alamiah
bersifat defensif, didirikan sejak tahun 1980 yang menggunakan tentara
reguler seperti Israel, dan telah belajar untuk menggunakan perang
asimetris ketika lawan bergerak ke kampung halaman mereka yang secara
geografis mereka telah kenal. Terlibat dalam konflik Suriah membalikan
semua masalah pokok ini, dimana Hizbullah saat ini berjuang sebagai
tentara reguler untuk melawan milisi-milisi yang lebih kecil yang
melakukan gerilya. Sementara para pejuang dengan didorong oleh
doktrinnya, melindungi rumah-rumah mereka dari para tiran dan agresor
asing, para pejuang Hizbullah malah didorong untuk membunuh
saudara-saudara Muslim mereka, yang menurunkan semangat mereka.
3. Tidak memiliki ‘soft power’: Sebelum revolusi Arab, karena
kemenangannya yang dipuji atas tentara Israel yang dikabarkan
terkalahkan pada tahun 2000 dan 2006, Hizbullah menikmati status seperti
selebriti di kalangan orang Arab di dunia, termasuk kaum Sunni.
Nasrallah yang dulunya adalah simbol kepahlawanan, namun sekarang telah
kehilangan semua niat baiknya dari seluruh dunia Arab. Bahkan
orang-orang Palestina, yang merupakan penggemar Hizbullah terbesar,
telah berpihak pada pasukan pejuang, dan laporan mengatakan bahwa Hamas
telah mengungkapkan rahasia Hizbullah kepada para pejuang Suriah. [3]
4. Tekanan politik Lebanon: Tanggal 15 Maret, Koalisi, yang merupakan
penentang menentang Hizbullah di Libanon, telah mengkritik Hizbullah
atas konflik Suriah, dan telah meningkatkan retorikanya setelah
Hizbullah secara resmi mengumumkan dukungan militer bagi rezim Assad [4]
Tanggal 14 Mar, Koalisi telah menunggu. saat yang tepat untuk membatasi
pengaruh Hizbullah di Lebanon, dan melihat gangguan ini di dalam urusan
Suriah sebagai kesempatan penting.
5. Front Sunni-Syiah di
dalam negeri Lebanon: Pembunuhan Hizbullah terhadap warga sipil Sunni
dan para pejuang Suriah telah membuat gelisah saudara-saudara mereka di
Lebanon dan mendorong terjadinya bentrokan sektarian di kota Tripoli [5]
kota lain terpengaruh, seperti Sidon, di mana Syeikh sunni pro
-Hizbullah terkemuka menjadi sasaran pembunuhan. Pertempuran sektarian
ini akan menambah beban lebih pada kepemimpinan politik Hizbullah dan
stres pada kemampuan militernya.
6. Syiah berbeda pendapat
dengan basis massa populer: Dua ulama Syiah terkemuka di Lebanon, salah
satunya mantan kepala Hizbullah, telah mengkritik tajam keterlibatan
Hizbullah dalam konflik Suriah dan pertempuran melawan pemberontak dalam
mendukung Assad [6] [7] Juga, seorang demonstran Syiah yang memprotes
keterlibatan Hizbullah di Suriah tewas pada hari Minggu lalu.
Demonstrasi itu diselenggarakan oleh para anggota sebuah partai politik
Syiah anti-Hizbullah yang jarang mengkritik Hizbullah di masa lalu. [8]
Semua ini menunjukkan bahwa basis populer Syiah mulai patah.
7.
Ancaman Israel: Hizbullah tidak bisa mendorong sebagian besar
pasukannya masuk ke dalam wilayah Suriah karena perlu mengamankan
perbatasannya dengan Israel. Faktor ini akan membatasi keterlibatannya
dalam menyelamatkan rezim Assad – yang pasti kurang dalam tenaga kerja.
Semua alasan ini bersama-sama akan membuat tujuan Hizbullah untuk
mengalahkan para pejuang Suriah dan menyelamatkan rezim Assad sangat
sulit. Saat ini, Hizbullah didorong oleh instink bertahan hidup karena
telah kehilangan niat baiknya di berbagai wilayah di Arab dan masyarakat
Muslim dan semua aktor politik di sekitarnya sedang menunggu saat yang
tepat untuk menghilangkan pengaruh Hizbullah. Hizbullah melihat nasibnya
terkait langsung dengan nasib rezim Assad. Kesalahan perhitungan
strategis Hizbullah telah masuk ke dalam posisi yang canggung bagi
keberadaannya, setelah menikmati dukungan yang luas dari seluruh dunia
Muslim. [Abu Anas/rz/revolutionobserver]
Posting Komentar untuk "7 Alasan Kenapa Hizbullah Akan Kalah di Suriah"