Surat
kabar Mesir ‘Shurooq’ melaporkan dalam edisi hariannya pada tanggal 4
Juli berita bahwa Menlu Jerman Guido Westerwelle mengatakan:
“Pelengseran Presiden Muhammad Mursi oleh tentara Mesir pada hari Rabu
kemarin merupakan kegagalan besar demokrasi ‘.
Westerwelle
melanjutkan dengan mengatakan kepada pers dalam kunjungannya ke Yunani:
“Ini adalah kegagalan besar demokrasi di Mesir’ sambil menambahkan: ‘
Kembalinya Mesir secepat mungkin ke dalam sistem konstitusional
merupakan hal yang mendesak dan terdapat bahaya yang nyata dalam hal
kerentanan transisi demokratis di Mesir.
Hal ini jelas bahwa
apa yang telah terjadi di Mesir dalam kaitannya dengan pemerintah
Ikhwanul Muslimin dalam beberapa hari terakhir adalah persis sama dengan
apa yang terjadi di Aljazair pada tahun 90-an dengan Islamic Salvation
Front (FIS) ketika militer melakukan kudeta terhadap apa yang
digambarkan sebagai ‘Legitimasi’ .
Kenyataan ini telah jelas
mengungkap ‘Kebohongan Demokrasi’ yang seharusnya atau yang dibayangkan
ada. Demokrasi menjadikan Mursi sebagai presiden yang sah sesuai dengan
apa yang mereka katakan dan kemudian melengserkannya melalui kudeta
militer yang dilakukan karena sejumlah alasan seperti: ‘Menteror dan
mengancam ketenangan masyarakat dan menyalahgunakan secara terus-menerus
lembaga negara’ .
Hal ini juga telah mengungkapkan kepada
siapapun yang memiliki mata bahwa demokrasi adalah suatu dewa palsu yang
menawarkan permen yang akan dimakan Barat jika mereka merasa lapar.
Contoh yang terjadi di Mesir menggambarkan bahwa dan memang beginilah
keadaannya bagi sistem apapun yang telah tunduk kepada keinginan orang.
Apakah belum jelas bagi rakyat kami di Mesir Al-Kinaanah, rakyat Mesir
dari Amr Bin Al-Aas, bahwa metodologi perubahan dan menerapkan Shariah
Allah tidak dapat terjadi melalui gerbang pemilu yang demokratis atau
dengan tergantung pada kaum kafir barat, dengan menyenangkannya dan
melaksanakan instruksinya?
Anda telah melihat di depan mata
Anda apa yang telah terjadi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Anda
sekarang harus menyadari bahwa hanya ada satu cara untuk menegakkan
pemerintahan Islam. Ini adalah jalan yang Rasulullah SAW berjalan di
atasnya dan metodenya harus dianggap sebagai hukum syariah yang bersifat
mengikat ketika kita melakukan pekerjaan serius bersama Ummah, dengan
metodenya untuk menghasilkan opini publik dalam dirinya dan didasarkan
padanyalah membangun kesadaran umum tentang kewajiban menerapkan
syariah Allah dengan sebenar-benarnya di bawah naungan Negara Khilafah.
Kaum Muslim harus menyambut seruan bagi Syariah dan meninggalkan seruan
bagi ‘Legitimasi’ Demokrasi. Jadi, lebih baik mati dan berhasil
dijalannya dan dengan keridhaan Allah sementara jalan lain tidak akan
memperoleh apapun selain hinaan dan kemurkaan-Nya.
Apakah umat
yang tulus menyadari bahwa ucapan yang mengatakan: ‘Penerapan Syariah
perlu dilakukan secara gradual, bertahun-tahun hingga dapat diterapkan
sepenuhnya!!!’ Kata-kata itu adalah kata-kata kosong dan tertolak
pada saat mereka melihat bahwa penerapan sistem kufur dan kudeta
terhadap ‘Legitimasi’ tidak membutuhkan lebih dari satu jam untuk
menyelesaikannya. Jadi apa yang ada di kepala Anda dan bagaimana Anda
melakukan penilaian?
Dapatkah Anda lihat?
Wahai,
penduduk Negeri Mesir Al-Kinaanah yang tulus, satu-satunya solusi yang
mampu yang menjadi Mahkota Kewajiban, adalah Khilafah yang berjalan di
atas jalan kenabian, untuk melenyapkan dan menyingkirkan setiap bentuk
dari legitimasi yang rapuh dan palsu dan hanya mengadopsi seruan yang
sah saja. Ini adalah seruan untuk dapat menerapkan secara lengkap
hukum-hukum Allah dalam Negara Khilafah.
Dan di hari itu bergembiralah orang-orang yang beriman, karena
pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendakiNya. dan Dialah
Maha Perkasa lagi Penyayang. (QS Ar-Rum, 30:4-5).
Muhammad Ali Bin Saalim Anggota Kantor Media Hizbut Tahrir Tunisia
Berbagi :
Posting Komentar
untuk "Pelengseran Mursi Merupakan Kegagalan Besar Demokrasi"
Posting Komentar untuk "Pelengseran Mursi Merupakan Kegagalan Besar Demokrasi"