Sekalipun Telah Moderat
Hanya
muslim yang hatinya beku yang air matanya tidak menetes dan hatinya
tidak remuk mendengar ribuan korban sudah berjatuhan di Mesir. Hanya
dalam waktu dua hari saja kurang lebih 2000-an korban tewas dari
saudara-saudara kita yang berdemonstrasi mendukung Mursi. Peluru-peluru
tajam militer Mesir dihamburkan untuk menghantam saudara mereka sendiri, sesama muslim dan sebangsa.
Kasihan rakyat Mesir, kasihan Mursi. Presiden yang hafidz al-Quran ini digulingkan militer Mesir dan diperlakukan bak penjahat, padahal ia telah terpilih dalam pemilu yang demokratis. Sebagai seorang da’i ia pun telah berusaha semoderat mungkin di hadapan publik Mesir dan dunia Barat. Beberapa hari setelah terpilih ia berjanji di hadapan editor media massa Mesir bahwa tidak akan terjadi ‘islamisasi lembaga negara’. Ia pun berjanji akan menjadikan Mesir sebagai negara sipil yang demokratis. Mursi juga berjanji akan tetap menghormati Perjanjian Camp David. Sebuah perjanjian amat penting bagi bagi AS dan sekutunya, Israel.
Dalam bidang ekonomi Mursi juga demikian moderat. Untuk memulihkan pereekonomian Mesir yang terpuruk, ia memilih untuk meminta bantuan kepada IMF. Meski lembaga keuangan internasional itu sudah dikenal reputasinya sebagai lintah darat milik negara-negara maju. Mungkin Mursi kebingungan melakuan recovery pereekonomian Mesir dalam waktu singkat agar segera keluar dari kemiskinan.
Tapi apa daya, sikap moderat yang ditunjukkan Mursi masih tetap dianggap kurang berkenan. Mursi dianggap tetap membahayakan kepentingan AS di Timur Tengah. Maka ia pun dijungkalkan, ditangkap dan para pendukungnya ditindak dengan kejam.
Kita jadi teringat dengan apa yang dialami oleh Presiden RI ke-2 BJ Habibie. Sekalipun secara yuridis telah sah menggantikan Soeharto yang lengser akibat tekanan publik, Habibie juga dipaksa lengser. Padahal ia telah berusaha menyenangkan negara-negara Barat khususnya AS dengan memberikan andil lepasnya Timor Timur dari NKRI pada tahun 1999. Dengan alasan masih bagian dari kroni Soeharto dan pro-status quo, Habibie dipaksa menyelenggarakan pemilu pertama di era reformasi. Ini sebenarnya cara Barat untuk bisa lebih leluasa menjalankan berbagai kepentingan mereka di Indonesia.
Meski tergolong Islam moderat, Habibie tetap dianggap membawa ancaman bagi kepentingan Barat. Sewaktu menjabat menristek saja berbagai program ipteknya sering diolok-olok media media massa dan sejumlah kroni Barat. Terutama program pembuatan pesawat terbang yang dianggap pemborosan, tidak tepat guna, dan hanya seharga ‘beras ketan’. Padahal program jenius itu amat vital dan terbukti pesawat buatan Indonesia banyak dipesan sejumlah negara. Yang benar, negara-negara produsen pesawat terbang merasa industri pesawat RI bisa menjadi rival bagi produk mereka.
Karenanya drama di Mesir, menjadi pertanyaan besar bagi kita, selain kelayakan jalan demokrasi untuk memperjuangkan Islam, lalu apakah Islam moderat akan menjadi jalan yang tepat dan aman bagi dakwah Islam kelak? Karena kita ingat dulu banyak tokoh dan parpol Islam yang begitu takut dilabeli sebutan Islam fundamentalis, ekstrimis, radikal atau garis keras. Mereka lalu membuat terminologi baru yakni Islam moderat, seperti yang diserukan Yusuf Qordowi. Yaitu wajah Islam yang lebih inklusif, pro-demokrasi, tidak legal-formal syariat Islam, dan bersahabat dengan Barat.
Sayang, ajaran Islam moderat yang diusung Presiden Mursi dan Ikhwanul Muslimin di Mesir pun masih tetap dianggap ‘kurang berkenan’ di mata Barat. Padahal kebijakan politik yang dibawa sudah demikian kooperatif dengan Barat. Karena memang tujuan Barat adalah meratakan Islam dengan tanah dan membasminya hingga ke akar-akarnya, tanpa memandang apakah Islam moderat ataukah garis keras.
Bila demikian, maka sudah selayaknya berjuang total habis-habisan untuk Islam. tampilkan Islam apa adanya, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan apakah dunia akan menerima atau tidak. bukankah demikian yang dilakukan Rasulullah saw. dalam berdakwah? Beliau tidak peduli apakah orang-orang Quraisy akan menerima dakwah Islam atau tidak, yang pokok adalah menyampaikan dan melaksanakan Islam seperti yang diperintahkan Allah SWT.
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(QS. al-Hijr: 94).
Semoga Allah segera mencabut awan kelam yang terus menggelayuti dunia Islam, menggantikannya dengan fajar cerah di bawah naungan syariat Islam seutuhnya. [Iwan Januar]
Kasihan rakyat Mesir, kasihan Mursi. Presiden yang hafidz al-Quran ini digulingkan militer Mesir dan diperlakukan bak penjahat, padahal ia telah terpilih dalam pemilu yang demokratis. Sebagai seorang da’i ia pun telah berusaha semoderat mungkin di hadapan publik Mesir dan dunia Barat. Beberapa hari setelah terpilih ia berjanji di hadapan editor media massa Mesir bahwa tidak akan terjadi ‘islamisasi lembaga negara’. Ia pun berjanji akan menjadikan Mesir sebagai negara sipil yang demokratis. Mursi juga berjanji akan tetap menghormati Perjanjian Camp David. Sebuah perjanjian amat penting bagi bagi AS dan sekutunya, Israel.
Dalam bidang ekonomi Mursi juga demikian moderat. Untuk memulihkan pereekonomian Mesir yang terpuruk, ia memilih untuk meminta bantuan kepada IMF. Meski lembaga keuangan internasional itu sudah dikenal reputasinya sebagai lintah darat milik negara-negara maju. Mungkin Mursi kebingungan melakuan recovery pereekonomian Mesir dalam waktu singkat agar segera keluar dari kemiskinan.
Tapi apa daya, sikap moderat yang ditunjukkan Mursi masih tetap dianggap kurang berkenan. Mursi dianggap tetap membahayakan kepentingan AS di Timur Tengah. Maka ia pun dijungkalkan, ditangkap dan para pendukungnya ditindak dengan kejam.
Kita jadi teringat dengan apa yang dialami oleh Presiden RI ke-2 BJ Habibie. Sekalipun secara yuridis telah sah menggantikan Soeharto yang lengser akibat tekanan publik, Habibie juga dipaksa lengser. Padahal ia telah berusaha menyenangkan negara-negara Barat khususnya AS dengan memberikan andil lepasnya Timor Timur dari NKRI pada tahun 1999. Dengan alasan masih bagian dari kroni Soeharto dan pro-status quo, Habibie dipaksa menyelenggarakan pemilu pertama di era reformasi. Ini sebenarnya cara Barat untuk bisa lebih leluasa menjalankan berbagai kepentingan mereka di Indonesia.
Meski tergolong Islam moderat, Habibie tetap dianggap membawa ancaman bagi kepentingan Barat. Sewaktu menjabat menristek saja berbagai program ipteknya sering diolok-olok media media massa dan sejumlah kroni Barat. Terutama program pembuatan pesawat terbang yang dianggap pemborosan, tidak tepat guna, dan hanya seharga ‘beras ketan’. Padahal program jenius itu amat vital dan terbukti pesawat buatan Indonesia banyak dipesan sejumlah negara. Yang benar, negara-negara produsen pesawat terbang merasa industri pesawat RI bisa menjadi rival bagi produk mereka.
Karenanya drama di Mesir, menjadi pertanyaan besar bagi kita, selain kelayakan jalan demokrasi untuk memperjuangkan Islam, lalu apakah Islam moderat akan menjadi jalan yang tepat dan aman bagi dakwah Islam kelak? Karena kita ingat dulu banyak tokoh dan parpol Islam yang begitu takut dilabeli sebutan Islam fundamentalis, ekstrimis, radikal atau garis keras. Mereka lalu membuat terminologi baru yakni Islam moderat, seperti yang diserukan Yusuf Qordowi. Yaitu wajah Islam yang lebih inklusif, pro-demokrasi, tidak legal-formal syariat Islam, dan bersahabat dengan Barat.
Sayang, ajaran Islam moderat yang diusung Presiden Mursi dan Ikhwanul Muslimin di Mesir pun masih tetap dianggap ‘kurang berkenan’ di mata Barat. Padahal kebijakan politik yang dibawa sudah demikian kooperatif dengan Barat. Karena memang tujuan Barat adalah meratakan Islam dengan tanah dan membasminya hingga ke akar-akarnya, tanpa memandang apakah Islam moderat ataukah garis keras.
Bila demikian, maka sudah selayaknya berjuang total habis-habisan untuk Islam. tampilkan Islam apa adanya, tanpa perlu pusing-pusing memikirkan apakah dunia akan menerima atau tidak. bukankah demikian yang dilakukan Rasulullah saw. dalam berdakwah? Beliau tidak peduli apakah orang-orang Quraisy akan menerima dakwah Islam atau tidak, yang pokok adalah menyampaikan dan melaksanakan Islam seperti yang diperintahkan Allah SWT.
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.”(QS. al-Hijr: 94).
Semoga Allah segera mencabut awan kelam yang terus menggelayuti dunia Islam, menggantikannya dengan fajar cerah di bawah naungan syariat Islam seutuhnya. [Iwan Januar]
Posting Komentar untuk "Sekalipun Telah Moderat"