Syaikh Yusuf al-Nabhani, Karyanya Dipersembahkan untuk Rasulullah
Syaikh Yusuf al-Nabhani al-Dimasyqi banyak menulis karya-karya
kitabnya tentang pribadi Rasulullah saw, keagungan dan
mu’jizat-mu’jizatnya. Ia juga menyertakan argumentasi-argumentasi untuk
menepis pendapat yang menafikan keagungan Nabi saw. Selain itu, ia juga
menulis tentang keutamaan Shahabat, sebagai respon penghinaan kaum Syiah
terhadap kemulyaan Shahabat Nabi saw.
Syaikh Yusuf al-Nabhani dilahirkan di kota Haifa, sebelah selatan
Palestina yang sekarang masuk wilayah distrik Akka Beirut Lebanon pada
tahun 1265 H/1849 M. Ayahnya bernama Syaikh Ismail al-Nabhani, seorang
ulama masyhur di Palestina. Dikisahkan pada usia 80 tahun, ayahnya masih
memiliki pendengaran, penglihatan dan fisik yang normal. Badannya sehat
dan postur tubuhnya tidak memperlihatkan seorang yang memasuki usia 80
tahun. Setiap pekan mampu mengkhatamkan al-Qur’an sebanyak tiga kali.
Dan sehari-semalam membaca sepertiga al-Qur’an. Kepada ayahnya ini,
Yusuf al-Nabhani belajar pertama kali membaca dan menghafal al-Qur’an.
Setelah dewasa, ayahnya mengirim Yusuf al-Nabhani untuk belajar di
Universitas al-Azhar Mesir. Ia tekun belajar dan menggali ilmu dengan
baik dari imam-imam besar dan ulama-ulama umat yang kritis dan ahli ilmu
syariah dan bahasa Arab dari empat imam madzhab.Wirid beliau adalah
membaca Al Qur-an setiap tiga hari sekali beliau khatam ,malah kemudian
seminggu bisa khatam tiga kali. Disamping itu juga beliau berdzikir,
mengajar ilmu, mengarang kitab-kitab yang banyak dan ibadah-ibadah lain.
Gurunya yang paling mempengaruhi pemikirannya adalah Syaikh Ibrahim
al-Saqa al-Syafi’i. Waktu belajarnya banyak bersama Syaikh Ibrahim
selama tiga tahun. Bersama Syaikh Ibrahim, Yusuf Nabhani belajar kitab Syarh al-Tahrir dan al-Minhaj
yang ditulis oleh Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari. Syaikh Ibrahim
memberi ijazah khusu dua kitab tersebut kepada Yusuf Nabhani untuk
mengajarkannya dan mensyarahnya. Yusuf Nabhani sangat bangga dan
bersyukur mendapatkan ijazah khusus tersebut dari gurunya. Ijazah
tersebut merupakan pengakuan Syaikh Ibrahim atas kapasitas keilmuan
Yusuf Nabhani.
Selain itu ia belajar kepada guru besar al-Azhar, Syaikh Syamsuddin
al-Ambabi al-Syafi’i. Syaikh Syamsuddin adalah Syaikh terkenal di Mesir
dan mendapat gelar Hujjatul Ilmi. Dan gurunya ini, Yusuf
al-Nabhani belajar Syarah Kitab al-Ghayah wa al-Tagrib fi Fighi
al-Syafi`iyyah karya Ibnu Qasim dan Al-Khathib al-Syarbini, dan
kitab-kitab lainnya dalam waktu 2 tahun.
Syaikh Yusuf Nabhani sangat produktif menulis kitab. Total ada sekitar 75 kitab. antara lain:
- Al-Anwar al-Muhammadiah Mukhtasar al-Mawahib al-Ladunniah.
- Al-Syarf al Muabbad li Ali Muhammad.
- Wasail Wusul ila Syamail al-Rasul
- Al-Ahadis al-Arbain fi Fadhail Sayyid al-Mursalin.
- Al-Ahadis al-Arbain min Amsal Afsoh al-Alamin.
- Afdhal al-Salawat ala Sayyid al-Sadaat.
- Saadah al-Darain fi al-Solat ala Sayyid al-Kaunain
- Salawat al Thana’ ala Sayyid al-Anbiya’.
- Hujjatullah ala al-A’lamin fi Mu’jizah Sayyid al-Mursalin
- Taybah al-Gharra’ fi Madhi Sayyid al-Anbiya’
- Saadah al-Maad fi Muwazanah Banat Sua’d.
- Al-Nazam al-Badi’ fi Maulid al-Syafi’
- Al-Qaul al Haq fi Madhi Sayyid al-Khalq
- Khulasaah al-Kalam fi Tarjih Din al-Islam.
- Risalah fi Misal al Na’li al-Syarif
- Asalibul Badi’ah fi Fadhli al-Shahabah wa Iqnai al-Syiah
Kebanyakan karya itu berkaitan tentang sirah Nabi, pujian-pujian
kepada Nabi, ilmu sanad, tentang shalawat kepada Nabi saw dan
lain-lain. Kitab Sa’adatu al-Daroin berisi kumpulan pujian
kepada Nabi saw. Di antaranya diterangkan di kitab itu membaca solawat
adalah merupakan wasilah yang terdekat untuk menuju kepada Alloh Swt.
kitab Irsyadul Hayaro. Di dalam kitab ini beliau menerangkan
dengan jelas tentang ketidak baikan dan bahayanya anak-anak orang Islam
memasuki sekolah-sekolahan orang Nasrani. Kemudian kitab al-Asalib al-Badi’ah fi Fadhli al-Shahabah wa Iqnai al-Syiah
berisi tentang keutamaan Shahabat Nabi, meluruskan sejarah tentang
Shahabat dan bahaya mencela Shahabat Nabi sebagaimana dilakukan oleh
kaum Syiah. Semua karya itu diabdikan untuk sang Kekasih Rasulullah saw.
Ketika ia terkenal di negeri Syam, pemerintah setempat mengangkat
beliau menjadi Qodhi untuk wilayah Syam. Pernah menjabat ketua Mahkamah
Tinggi di Beirut. Ia memangku dua jabatan tersebut tidak lama. Ia
kemudian lepas, dan konsentrasi kepada penulisan karya kitab dan
berziarah bolak-balik ke Madinah al-Munawwarah.
Dia adalah ulama yang zuhud, dan gemar mengunjungi Madinah
al-Munawwarah untuk beribadah di Masjid Nabawiy. Di masjid ini beliau
menggunakan waktu yang ada untuk memperbanyak shalat sunnah dan membaca
shalawat kepada Nabi saw. Ketika di Madinah beliau bertemu dengan
seorang yang wara’, lalu berkata : aku punya keanehan : aku telah
terbiasa dan sering sekali bermimpi ketemu Rasulullah Saw. Kemudian
pernah terputus sementara waktu tidak bertemu Rasulullah lalu aku
menjadi sangat susah. Akhirnya aku bisa berimpi ketemu dengan Rasulullah
lagi dan aku bertanya : apakah yang menghalang-halangi antara aku dan
engkau ya Rasulalah? Kemudian Rasulullah menjawab: Bagaimana kamu akan
bisa melihat aku sedangkan di rumahmu ada sebuah kitab yang pengarangnya
mencela dan mencaci maki kepada kekasihku Yusuf al-Nabhaniy. Setelah
pagi maka kitab aku bakar, kemudian setelah itu aku kembali seperti
biasanya bermimpi Rasulullah.
Beliau wafat di kota Bairut pada usia 85 tahun dalam keadaan sehat
dan kondisi yang giat dan gigih dalam beramal, beribadah dengan semua
amalan dzikirnya. [bumisyam.com] (Kholili Hasib – Peneliti InPAS, Wakil Sekretaris MIUMI Jawa Timur)
Posting Komentar untuk "Syaikh Yusuf al-Nabhani, Karyanya Dipersembahkan untuk Rasulullah "