Tahapan Dakwah dan Aktivitas Politik Hizbut Tahrir
Berikut ini tahapan-tahapan dakwah hizbut tahrir hingga sampai kepada tujuan berdirinya partai ini. Semoga Allah swt. senantiasa membimbing, memberikan petunjuk dan keistiqamahan kepada para pejuangannya.
-------
Tahap pertama sesungguhnya adalah tahap pembentukan gerakan, dimana saat itu ditemukan benih gerakan dan terbentuk halqah pertama setelah
memahami konsep dan metode dakwah Hizb. Halqah pertama itu kemudian
menghubungi anggota-anggota masyarakat untuk menawarkan konsep dan
metode dakwah Hizb, secara individual.
Siapa saja yang menerima fikrah
Hizb langsung diajak mengikuti pembinaan secara intensif dalam
halqah-halqah Hizb, sampai mereka menyatu dengan ide-ide Islam dan
hukum-hukumnya yang dipilih dan ditetapkan oleh Hizb. Sehingga, mereka
memiliki kepribadian islam, yaitu mempunyai pola pikir yang islami (akliyah islamiyah)
dan menjadikannya, ketika melihat setiap pemikiran, kejadian atau
peristiwa baru, senantiasa dengan pandangan Islam, serta tatkala
memutuskan sesuatu selalu berlandaskan pada tolok ukur Islam, yaitu
halal dan haram. Ia pun memiliki pola jiwa yang islami (nafsiyah islamiyah),
sehingga akan menjadikan kecenderungannya senantiasa mengikuti Islam
walau kemanapun, serta menentu-kan langkah-langkahnya atas dasar Islam.
Sehingga, mereka ridla kepada sesuatu yang diridlai Allah dan Rasul-Nya,
marah dan benci kepada hal-hal yang membuat Allah dan Rasul-Nya murka,
lalu mereka akan tergugah mengemban dakwah ke tengah-tengah umat setelah
mereka menyatu dengan Islam. Sebab pelajaran yang diterimanya dalam
halqah merupakan pelajaran yang bersifat amaliyah (praktis)
dan berpengaruh (terhadap lingkungan), dengan tujuan untuk diterapkan
dalam kehidupan dan dikembangkan di tengah-tengah umat.
Apabila
seseorang telah sampai pada tingkatan ini, dialah yang akan
mengharuskan dirinya bergabung dan menyatu menjadi bagian dari gerakan
Hizb. Demikianlah yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, pada tahap
pertama dalam dakwahnya –yang berlangsung selama tiga tahun. Pada saat
itu Beliau menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat secara perorangan
dengan menawarkan apa yang telah diturunkan Allah SWT kepadanya (berupa
aqidah dan ide-ide Islam). Siapa saja yang menerima dan mengimani beliau
berikut risalah yang dibawanya, maka ia akan bergabung dengan kelompok
yang telah dibentuk Nabi SAW atas dasar Islam, secara rahasia. Beliau
selalu menyampaikan bagian-bagian risalah, dan selalu membacakan
ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada beliau, sampai merasuk ke
dalam diri mereka. Beliau menemui mereka secara sembunyi-sembunyi,
mengajar mereka secara rahasia di tempat-tempat yang tidak diketahui
masyarakat pada umumnya. Mereka melaksanakan ibadah juga secara
diam-diam, sampai saatnya Islam dikenal dan menjadi pembicaraan
masyarakat di Mekah, sebagian mereka bahkan masuk Islam secara
berangsur-angsur.
Pada
tahap pembentukan kader ini, Hizb membatasi aktivitasnya hanya pada
kegiatan pembinaan saja. Hizb lebih memusatkan perhatiannya untuk
membentuk kerangka gerakan, memperbanyak anggota dan pendukung, membina
mereka secara berkelompok dan intensif dalam halqah-halqah Hizb dengan
tsaqafah yang telah ditentukan sehingga berhasil membentuk satu kelompok
partai yang terdiri dari orang-orang yang telah menyatu dengan Islam,
menerima dan mengamalkan ide-ide Hizb, serta telah berinteraksi dengan
masyarakat dan mengembangkannya ke seluruh lapisan umat.
Setelah
Hizb dapat membentuk kelompok partai sebagaimana yang dimaksud di atas,
juga setelah masyarakat mulai merasakan kehadirannya, mengenal ide-ide
dan cita-citanya, pada saat itu sampailah Hizb ke tahap kedua.
Tahap kedua adalah
tahap berinteraksi dengan masyarakat, agar umat turut memikul kewajiban
menerapkan Islam serta menjadikannya sebagai masalah utama dalam
hidupnya. Caranya, yaitu dengan menggugah kesadaran dan membentuk opini
umum pada masyarakat terhadap ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah
ditabanni oleh Hizb, sehingga mereka menjadikan ide-ide dan hukum-hukum
tersebut sebagai pemikiran-pemikiran mereka, yang mereka perjuangkan di
tengah-tengah kehidupan, dan mereka akan berjalan bersama-sama Hizb
dalam usahanya menegakkan Daulah Khilafah, mengangkat seorang Khalifah untuk melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.
Pada
tahap ini Hizb mulai beralih menyampaikan dakwah kepada masyarakat
banyak secara kolektif. Pada tahap ini Hizb melakukan kegiatan-kegiatan
seperti berikut:
(1)Pembinaan Tsaqafah Murakkazah
(intensif) melalui halqah-halqah Hizb untuk para pengikutnya, dalam
rangka membentuk kerangka gerakan dan memperbanyak pengikut serta
mewujudkan pribadi-pribadi yang islami, yang mampu memikul tugas dakwah
dan siap mengarungi samudera cobaan dengan pergolakan pemikiran, serta
perjuangan politik.
(2)Pembinaan Tsaqafah Jama’iyah
bagi umat dengan cara menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum Islam yang
telah ditetapkan Hizb, secara terbuka kepada masyarakat umum. Aktivitas
ini dapat dilakukan melalui pengajian-pengajian di masjid, di aula atau
di tempat-tempat pertemuan umum lainnya. Bisa juga melalui media massa,
buku-buku, atau selebaran-selebaran. Aktivitas ini bertujuan untuk
mewujudkan kesadaran umum di tengah masyarakat, agar dapat berinteraksi
dengan umat sekaligus menyatukannya dengan Islam. Juga, untuk
menggalang kekuatan rakyat sehingga mereka dapat dipimpin untuk
menegakkan Daulah Khilafah dan mengembalikan penerapan hukum sesuai
dengan yang diturunkan Allah SWT.
(3)Ash-Shira’ul Fikri
(Pergolakan Pemikiran) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan
dan ide-ide kufur, selain untuk menentang aqidah yang rusak, ide-ide
yang sesat dan pemahaman-pemahaman yang rancu. Aktivitas ini dilakukan
dengan cara menjelaskan kepalsuan, kekeliruan dan kontradiksi ide-ide
tersebut dengan Islam, untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat
dari ide-ide yang sesat itu, serta dari pengaruh dan dampak buruknya.
(4)Al-Kifaahus Siyasi (Perjuangan Politik) yang mencakup aktivitas-aktivitas:
(a)Berjuang
menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai atau
mendominasi negeri-negeri Islam; berjuang menghadapi segala bentuk
penjajahan, baik penjajahan pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer.
Mengungkap strategi yang mereka rancang, membongkar persekongkolan
mereka, demi untuk menyelamatkan umat dari kekuasaan mereka dan
membebaskannya dari seluruh pengaruh dominasi mereka.
(b)Menentang
para penguasa di negara-negara Arab maupun negeri-negeri Islam lainnya;
mengungkapkan (rencana) kejahatan mereka; menyampaikan nasihat dan
kritik kepada mereka. Dan berusaha untuk meluruskan mereka setiap kali
mereka merampas hak-hak rakyat atau pada saat mereka melalaikan
kewajibannya terhadap umat, atau pada saat mengabaikan salah satu urusan
mereka. Disamping berusaha untuk menggulingkan sistem pemerintahan
mereka, yang menerapkan perundang-undangan dan hukum-hukum kufur, yaitu
dengan tujuan menegakkan dan menerapkan hukum Islam untuk menggantikan
hukum-hukum kufur tersebut.
(5)Mengangkat
dan menetapkan kemaslahatan umat, yaitu dengan cara melayani dan
mengatur seluruh urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara’.
Dalam
melakukan semua aktivitas ini, Hizb senantiasa mengikuti jejak
Rasulullah SAW, khususnya setelah turun kepada beliau firman Allah SWT:
فَـاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ و أَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala yang diperintahkan
(kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Al-Hijr 94).
Ketika
itu beliau langsung menampakkan risalahnya secara terang-terangan
dengan mengajak orang-orang Quraisy pergi berkumpul ke bukit Shafa,
kemudian menyampaikan kepada mereka bahwa sesungguhnya beliau adalah
seorang nabi yang diutus, dan beliau meminta agar mereka mengimaninya.
Beliau menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat Quraisy sebagaimana
beliau melakukannya kepada individu-individu. Beliau menentang
orang-orang Quraisy, tuhan-tuhan sesembahan mereka, keyakinan-keyakinan,
dan ide-ide mereka; dengan cara menjelaskan kepalsuan, dan
kerusakannya. Beliaupun mencela dan menyerang mereka sebagaimana yang
beliau lakukan terhadap keyakinan-keyakinan, dan ide-ide yang ada pada
saat itu.
Sedangkan
ayat-ayat Al-Quran yang turun kepada beliau secara beruntun selalu
terkait dengan kondisi yang ada pada saat itu. Ayat Al-Quran turun
dengan menyerang kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, seperti; memakan
harta riba, mengubur hidup-hidup anak wanita, curang dalam timbangan,
ataupun berzina. Ayat-ayat itu juga menyerang para pemimpin dan
tokoh-tokoh Quraisy, memberinya predikat sebagai orang-orang bodoh,
termasuk kepada nenek moyang mereka; disertai dengan pengungkapan
terhadap persekongkolan-persekongkolan yang mereka rencanakan untuk
menentang Rasul SAW, dakwah beliau dan para sahabat beliau.
Hizb
dalam mengembangkan ide-idenya; menentang ide-ide lain (yang
bertentangan dengan Islam) dan kelompok-kelompok politik (yang tak
berasaskan Islam); melawan negeri-negeri kafir; atau dalam menentang
para penguasa, senantiasa bersikap terbuka, terang-terangan, dan
menantang, tidak berbasa-basi, berpura-pura ataupun berkompromi; tidak
berputar-putar dan tidak pula mementingkan keselamatan diri sendiri,
tanpa memandang hasil dan keadaan yang terjadi. Hizb tetap akan
menghadapi setiap hal yang bertentangan dengan Islam dan hukum-hukumnya.
Suatu keadaan yang akan membawanya kepada bahaya berupa penyiksaan
pedih dari para penguasa, perlawanan kelompok-kelompok politik non
Islami dan para pengemban dakwah (yang bertentangan dengan Hizb), bahkan
kadang-kadang menghadapi perlawanan mayoritas masyarakat.
Dalam
hal ini Hizb selalu meneladani sikap Rasulullah SAW. Beliau datang
dengan membawa risalah Islam ke dunia ini dengan cara yang menantang,
terang-terangan, namun yakin terhadap kebenaran yang diserukannya, dan
menentang kekufuran berikut ide-idenya yang ada di seluruh dunia. Beliau
menyatakan perang atas seluruh manusia, tanpa memandang lagi warna
kulit –baik yang hitam maupun yang putih– tanpa memperhi-tungkan
adat-istiadat, agama-agama, kepercayaan-kepercayaan, para penguasa
ataupun masyarakat-nya. Beliau tidak menoleh sedikit pun, kecuali kepada
risalah Islam. Beliau memulai dakwahnya di tengah-tengah kaum musyrikin
Quraisy, dengan menyebut tuhan-tuhan sesembahan mereka disertai celaan,
menentang segala sesuatu yang menjadi keyakinan mereka dan memandang
rendah sembahan mereka. Sedangkan beliau –dalam melakukan semua ini–
adalah sendirian, tanpa seorang pun yang mendampinginya, tanpa senjata
apapun kecuali keyakinannya yang amat mendalam terhadap risalah Islam
yang dibawanya.
(Diambil dari kitab : منهج حِزبُ التحرير في التغيير)
Posting Komentar untuk "Tahapan Dakwah dan Aktivitas Politik Hizbut Tahrir"