Pentingnya Membangun Kesadaran Ummat
Al-liwa Bendera Umat Islam |
Sebagai seorang muslim, kita mengimani bahwa syariah Islam adalah
perkara yang wajib untuk diterapkan. Kita pun percaya bahwa dengan
diterapkannya syariah Islam, maka kemaslahatan berupa kesejahteraan dan
keadilan akan terwujud.
Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,
namun tidak berhukum dengan hukum Islam (baca : syariah Islam). Padahal
seharusnya sangat mudah untuk diterapkan syariah, dibandingkan dengan
negara yang penduduknya minoritas beragama Islam. Pertanyaan kemudian,
kenapa hal tersebut bisa terjadi? Jawabannya adalah karena masih tidak
adanya atau masih kurangnya kesadaran yang ada pada diri setiap kaum
muslim itu sendiri.
Pasca runtuhnya institusi politik umat Islam pada 03 Maret 1924 atau
pada 28 Rajab 1342 H, yakni diruntuhkannya Kekhilafahan Turki Utsmani
oleh Mustafa Kemal At-Taturk, sesungguhnya umat Islam mengalami
keterpurukan di berbagai bidang. Keterpurukan itu sendiri akibat dari
diterapkannya faham sekulerisme oleh ideologi Kapitalisme di semua
negeri-negeri Islam yang terpecah menjadi lebih dari 57 negara atas nama
nasionalisme.
Faham sekulerisme menyebabkan syariah Islam tidak lagi diterapkan di
dalam kehidupan kaum muslimin sebagaimana ketika sistem Khilafah berdiri
selama 13 abad lamanya. Dimulai saat daulah Islam tegak di Madinah oleh
Rasulullah SAW, kemudian dilanjutkan oleh para khulafur rasyidin, para khalifah sesudahnya, hingga terakhir oleh kekhilafahan Daulah Utsmani di Turki.
Umat Islam Sedang Sakit
Umat Islam kini sedang sakit. Karena sakit, maka umat Islam
memerlukan obat untuk menjadi penawar atau penyembuh atas penyakit
tersebut. Kalau kita ibaratkan dokter, maka tentu sebelum memberikan
obat, dokter tersebut akan melakukan beberapa tes untuk mengetahui apa
yang menjadi penyebab terjadinya penyakit tersebut. Hal ini penting agar
obat yang akan diberikan nanti sesuai dengan penyakit yang di derita.
Kesalahan dalam menganalisa suatu penyakit akan menyebabkan salah atau
kelirunya dalam memberikan obat untuk penyakit tersebut. Bukan sembuh
yang di dapatkan, melainkan penyakit yang tak kunjung sembuh atau malah
bisa menyebabkan kematian.
Walaupun fakta analisa sudah menunjukkan bahwa umat Islam kini sedang
sakit, masih banyak juga kaum muslim yang belum sadar bahwa dirinya
sedang sakit. Sehingga persoalannya kemudian adalah mereka yang sedang
sakit tersebut tidak akan mau meminum obat tersebut karena merasa tidak
sedang sakit.
Maka tentu yang dilakukan terlebih dahulu bukan melakukan analisa
terhadap penyakit tersebut, melainkan adalah memberikan penyadaran
kepada umat bahwa kaum muslim pasca runtuhnya Khilafah adalah sedang
menjadi umat yang sakit, dengan menjelaskan apa sebenarnya penyakit
tersebut, yakni tatanan ekonomi yang kapitalistik, perilaku politik yang
oportunistik, budaya hedonistik, kehidupan sosial yang egoistik dan
individualistik, sikap beragama yang sinkretistik, serta sistem
pendidikan yang materialistik akibat diterapkannya sekulerisme tersebut.
Ketika umat telah sadar bahwa sesungguhnya kaum muslim sekarang
sedang sakit,maka tentu mereka akan mencari obat sebagai mengobati
penyakit mereka. Dan hal tersebut barulah dimulai dengan melakukan
analisa terhadap penyebab mendasar kenapa penyakit tersebut ada.
Korelasi Dakwah Fikriyah
Maka di sinilah pentingnya secara masif untuk terjun ke masyarakat,
hadir di tengah-tengah umat untuk berdakwah. Dakwah merupakan aktivitas
untuk memberikan penyadaran di tengah-tengah umat, sadar akan “penyakit”
yang mendera umat ini, sehingga kemudian mereka juga tahu apa
“obatnya”. kesadaran tersebutlah yang nantinya akan memberikan pemahaman
di tengah-tengah masyarakat akan bagaimana pola pikir yang benar,
meletakkan bagaimana harus menyikapi sesuatu berdasarkan baik buruk
dengan standar Islam bukan perasaan saja, serta memahami peraturan yang
baik itu apa.
Tanpa dakwah, bisa jadi umat ini tidak tahu kalau mereka sedang
“sakit”. maka jika tidak ada dakwah maka mereka tidak tahu kalau sedang
“sakit” dan merasa baik-baik saja. ini sangat berbahaya.
Sama berbahayanya sebagaimana salah satu karakter/type manusia yang
dibuat oleh Imam al Ghazali bahwa ada manusia yang TIDAK TAHU kalau ia
TIDAK TAHU. ini sangat berbahaya, masih mending manusia itu TAHU kalau
ia TIDAK TAHU.
Berdakwah untuk mengubah pola pikir masyarakat artinya mengubah pola
pikir masyarakat yang tidak berpikir secara Islam menjadi pola pikir
secara Islami. Karena pemikiran hanya bisa diubah dengan memberikan
pemikiran yang baru karena faktanya pemikiran hanya bisa diubah dengan
pemikiran pula, bukan dengan aktivitas fisik.
kemudian dakwah mengubah perasaan masyarakat yakni mengubah perasaan masyarakat dalam hal baik dan buruk berdasarkan perasaan manusia menjadi perasaan baik dan buruk berdasarkan baik dan buruk menurut ketentuan syara’. Mengubah peraturan yang ada di tengah-tengah masyarakat, dimana sekarang aturan yang diterapkan sekarang di tengah-tengah masyarakat adalah aturan dari akal manusia,menjadi aturan dari yang membuat akal manusia yakni Allah SWT.
Dakwah tersebutlah nantilah yang akan menjadikan individu-individu di masyarakat nanti menjadi pemikiran yang sama, perasaan yang sama dan peraturan yang sama.
Kesimpulan
Maka terjawablah pertanyaan di atas tadi yakni kenapa dengan penduduk
yang mayoritas muslim bahkan terbesar di dunia, namun syariah Islam
belum diterapkan atau belum menjadi way of life kaum muslimin
itu sendiri? karena masih tidak ada atau kurangnya kesadaran yang
dimiliki oleh kaum muslimin, sehingga di sinilah pentingnya untuk terus
sungguh-sungguh berupaya semaksimal kita untuk terus melakukan aktivitas
berinteraksi dengan umat (tafa’ul ma’al ummah), memberikan
penyadaran bahwa sesungguhnya kaum muslimin di seluruh dunia termasuk di
Indonesia sedang sakit, dan obatnya adalah penerapan syariah Islam di
bawah institusi daulah Khilafah. Insya Allah.Wallahu a’lam bisshowab. [Adi Victoria (Maktab I’lamiy HTI Kota Samarinda)]
Posting Komentar untuk "Pentingnya Membangun Kesadaran Ummat"