Jelang Pemilu, Ratusan Ulama Jatim Serukan Tolak Demokrasi
Jelang Pemilu 2014, sekitar 300 ulama Jatim dan 79 ulama tamu
se-Indonesia gelar mudzakarah ulama yang hasilnya menyerukan seluruh
komponen bangsa tolak demokrasi. “Segera tinggalkan demokrasi dengan
semua pernik-perniknya!” tegas KH Abdul Qoyyum pemakersa Mudzakarah
Ulama saat membacakan pers rilisnya usai mudzakarah, Sabtu (8/3) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
Menurutnya, seluruh peserta Mudzakarah Ulama sepakat menyatakan
demokrasi adalah sistem yang dzalim, sistem yang membuka pintu
lebar-lebar hegemoni, dominasi bahkan penjajahan asing kafir dan
penyebab utama terjadinya krisis multidimensional.
Dan yang lebih parahnya lagi, demokrasi adalah sistem kufur yang
diharamkan oleh syara’. “Karena demokrasi adalah sistem yang
menghalalkan yang diharamkan Allah serta mengharamkan yang dihalalkan
Allah,” tegasnya.
Dalam mudzakarah tersebut, lanjut Pimpinan Majlis Taklim Pondok Bambu
Al Islam Malang, para ulama juga menyepakati solusi untuk menyelamatkan
Indonesia yakni dengan perubahan sistem, bukan hanya perubahan rezim.
“Perubahan dengan meninggalkan sistem demokrasi dan tegakkan khilafah
Islamiyyah,” pungkasnya.
Menurutnya, seruan meninggalkan demokrasi dan seruan menegakkan
khilafah merupakan intisari dari paparan para ulama di sepanjang
mudzakarah dari awal sampai akhir.
Adapun mereka yang menyampaikan paparan di antaranya adalah: KH Abdul
Karim (Jawa Timur), KH Endang Ahmad Arif (Lampung), KH Abdul Qoyyum
(Jawa Timur), Hb. Kholilullah Al Habsyi (Jakarta), KH. Fathul Adzim
(Banten), KH Ali Bayanullah (Jawa Barat), KH Manshur Muhyiddin (Banten),
Buya Halim Lanoi (Sulawesi Tenggara), KH. M. Hafidz (Kalimantan
Selatan), KH. Muh. Ja’far Abdullah (Papua), KH. Syaril Nuhun (Sulawesi
Selatan), KH. Nashruddin (Jawa Tengah), KH. Muhyiddin (Jawa Barat). [mediaumat.com, 9/3/2014]
Posting Komentar untuk "Jelang Pemilu, Ratusan Ulama Jatim Serukan Tolak Demokrasi"