Berlebihan, Kaitkan Poros Baru dengan Kelompok Radikal
Pernyataan Ketua Fraksi PKS Hidayat Nur Wahid yang menyebut poros
baru bisa membendung radikalisme yang anti pemilu dinilai Juru Bicara
HTI Muhammad Ismail Yusanto terlalu berlebihan.
“Kalau memang mau membentuk poros baru ya bentuk saja, itu kan karena
lebih kepada pragmatisme politik. Jadi kenapa harus dihubung-hubungkan
dengan kelompok radikal. Apalagi kelompok radikal yang dimaksud juga
tidak jelas,” ungkapnya kepada mediaumat.com, Ahad (20/4) melalui telepon seluler.
Ismail sangat menyayangkan, bila ada tokoh Parpol Islam sampai latah
menggunakan istilah radikalisme. “Kita sudah sangat sering mendengar
istilah kelompok radikal tetapi tidak pernah jelas apa yang dimaksud
kelompok radikal itu. Dan yang pasti istilah kelompok radikal itu
mengandung konotasi negatif,” kata Ismail.
Kalau soal pemilu, respon masyarakat terhadap pemilu kan sudah jelas
bahwa ada kekecewaan masyarakat terhadap kinerja anggota parlemen,
kinerja pemerintah dan parpol. “Menurut saya, ini persoalan biasa, tidak
ada hubungannya dengan soal radikalisme atau kelompok radikal,”
tegasnya.
Namun, kalau yang dimaksud kelompok radikal itu kelompok Islam yang
serius menginginkan tegaknya Islam secara kaffah, HNW atau siapa pun
sebagai tokoh dari Parpol Islam semestinya mendukung usaha itu. Bukan
justru memberikan cap sebagai kelompok radikal dan karenanya harus
dihindari, dsb.
“Poros baru pun semestinya berkhidmat kepada Islam sebagaimana yang
dimaui oleh tokoh-tokoh ormas Islam yang menginginkan poros Islam.”
bebernya.
Nah, kalau tidak itu yang dimaksud, jangan disalahkan kalau orang
menilai bahwa demokrasi ini sesuatu yang selalu bukan Islam. Kalau betul
begitu ya, benar kalau orang mengatakan demokrasi adalah alat Barat
untuk membendung kebangkitan Islam.
“Karena dibuktikan juga di berbagai negara seperti di Aljazair, FIS
menang pemilu diberangus. Di Mesir, Ikhwanul Muslimin menang secara
demokratis dikudeta, di Palestina Hamas, dsb,” pungkasnya.[mediaumat.com, 22/4/2014]
Posting Komentar untuk "Berlebihan, Kaitkan Poros Baru dengan Kelompok Radikal"