Pihak Matahari: Sepanjang Tidak Murtad, Tak Masalah Pakai Atribut Natal
Fenomena karyawan muslim memakai atribut natal menjadi pemandangan sehari-hari jika konsumen mendatangi Matahari Departement Store di Mall Pejaten Village, Jakarta Selatan.
Dengan memakai topi santa berwarna merah putih, para karyawati berdiri di pintu masuk secara bergantian. Tubuh mereka dibaluti selempang bak duta perusahaan. Melihat para konsumen, mereka tak segan melempar senyum.
Karyawati Matahari |
Tidak jauh dari tempat mereka berdiri, tampak security yang sedang mengamati sekitar, memastikan keadaan aman terkendali.
Di tengah tugasnya, Fitri, salah satu karyawati tampak terkejut ketika ditanya Islampos mengenai topi santa yang dipakainya. “Iya, saya harus pakai topi santa karena sudah aturannya,” jawabnya yang beragama Islam ini.
Meskipun begitu, dia sebenarnya mengetahui bahwa dalam Islam tidak boleh memakai atribut natal.
“Sebenarnya memang gak boleh sih (memakai atribut natal -red), tapi karena ini tuntutan kerja, ya kita lakuin, yang penting gak meyakini,” tuturnya.
Selain Fitri, karyawati lain juga mengaku diharuskan memakai atribut natal oleh pihak Matahari Pejaten Village.
“Saya harus pake topi santa karena aturannya begitu. Emang udah konsekuensinya. Kalo perayaan natal, saya pake topi santa. Kalo idul fitri, saya menyesuaikan. Jadi saling menghargai,” ujar perempuan bertubuh kurus yang tak menyebutkan namanya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi, Customer Service Supervisor Matahari Pejaten Village, Novi Kurnia Mudjizat, mengaku, tidak memaksa karyawan muslim memakai atribut natal.
“Kalau ada karyawan muslim yang tidak mau memakai atribut natal, tidak apa-apa, tidak masalah. Kami tidak paksa. Tapi kalau ada karyawan muslim yang berkenan mengenakan atribut natal, silakan,” tuturnya kepada Islampos, Kamis (17/12).
Novi beralasan, dalam SKB 3 menteri, peraturan tersebut hanya melarang pemaksakan orang beragama untuk mengikuti agama lain.
Menurutnya, tidak masalah karyawan muslim memakai atribut natal, sepanjang untuk menghormati agama lain dan tidak berpaling dari agamanya (murtad).
Hal senada juga dikatakan Assistant Manager Store Matahari Pejaten Village, Ichsan Andihika Riansyah. Ichsan berdalih, pemakaian atribut natal karyawannya hanya ingin memeriahkan natal.
“Bukan memaksa karyawan muslim memakai atribut natal,” ungkapnya.
Menanggapi hal ini, Anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian Majelis Ulama Indonesia (MUI), Fahmi Salim mempertanyakan kapasitas pengetahuan agama dari pihak Matahari.
“Dia memangnya punya kapasitas memberi fatwa?” tanyanya.
Menurutnya, pemakaian atribut natal bagi karyawan muslim bukan soal berpaling agama atau tidak, melainkan tindakan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
“Dan itu dapat merusak agama seorang muslim,” tegasnya kepada Islampos, Kamis (18/12).
Dia melanjutkan, jika mau menghormati agama lain bukan memakai atributnya. “Menghormati itu bagiku agamaku, bagimu agamamu. Masing-masing saja,” terangnya. [ar/Islampos][www.visimuslim.com]
Sumber : Islampos.com
Posting Komentar untuk "Pihak Matahari: Sepanjang Tidak Murtad, Tak Masalah Pakai Atribut Natal"