Harga BBM Naik di Maret Jika Minyak Terus Meroket
Harga minyak dunia terus merangkak naik terimbas kekhawatiran stabilitas di zona Eropa hingga US$ 63 per barel. Kondisi ini terjadi sejak pekan lalu dari sebelumnya sempat mencapai titik terendah sejak 2014.
ilustrasi |
Atas dasar ini, pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) kemungkinan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) mengingat penetapan atau perhitungan harga jual BBM tergantung pada harga keekonomian saat ini serta harga rata-rata nilai tukar rupiah pada periode dua minggu terakhir.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil sebelum Sidang Paripurna DPD di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (18/2/2015).
"Ya tergantung harga keekonomian dunia. Kalau harga minyak naik dan kecenderungan seperti itu (naik), maka akhir bulan kita akan review lagi dan berubah harganya per 1 Maret 2015," katanya.
Terkait dampak dari penaikan harga BBM, lanjut Sofyan, masyarakat diimbau untuk tidak terlampau khawatir. Sebab naik turunnya harga BBM merupakan kebiasaan baru bagi masyarakat Indonesia.
"Masalahnya ini kan kebiasaan baru saja. Bahkan di berbagai negara tanpa subsidi BBM itu lebih baik bagi pengaturan inflasi dan lainnya," jelas dia.
Di tempat yang sama, Wakil Ketua DPD RI Farouk Muhammad mengaku khawatir dengan imbas dari kebijakan pemerintah jika penaikan harga BBM terealisasi pada Maret ini.
"Salah satu kelemahan dari mekanisme kebijakan (subsidi tetap dan pencabutan subsidi) ya seperti itu. Pada waktu harga minyak turun kayak angin surga. Jadi ada untung ruginya," sambungnya.
Dia berharap, pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipasi dampak yang akan ditimbulkan dari penyesuaian harga BBM."Jangan sampai terombang ambing oleh harga. Pemerintah perlu menjaga jangan sampai naik turunnya harga akan berakibat ke daya beli masyarakat kelas bawah," tukas Farouk. (Fik/Ndw) [www.visimuslim.com]
Sumber : Liputan6.com
Posting Komentar untuk "Harga BBM Naik di Maret Jika Minyak Terus Meroket"