Dua Tugas Hizbut Tahrir, Bangun Kesadaran Problematik dan Solusi
Membangun kesadaran problematik dan kesadaran solusi merupakan dua tugas yang diemban Hizbut Tahrir. Hal itu dinyatakan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Muhammad Ismail Yusanto dalam Halqah Islam dan Peradaban (HIP) Edisi 57: Indonesia Kita Terancam Neoliberalisme & Neoimperialisme, Rabu (15/4) di Gedung Joeang 45, Jalan Menteng Raya, Jakarta.
“Pertama, kesadaran problematik, rakyat harus sadar bahwa mereka sedang sakit akibat neoliberalisme dan neoimperialisme,” ungkapnya.
Menurut Ismail, inti neoliberalisme adalah peminggiran peran negara. Negara hanya dijadikan regulator, akibatnya muncul negara yang berpihak kepada swasta (negara korporasi) dan negara menjadi negara pemalak (jibayah).
Kedua, kesadaran solusi. Yaitu Islam: syariah dan khilafah. Bukan Islam sekedar keyakinan tetapi juga solusi penyelesaian masalah manusia.
“Islam dengan khilafah merupakan negara ri’ayah, yang mengatur dan mengurus rakyat,” pungkasnya di hadapan sekitar 150 peserta yang hadir.
Dalam kesempatan tersebut, nampak pula dua pembicara lain, yakni peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) Salamuddin Daeng dan politisi PDIP Effendi Simbolon. [www.visimuslim.com]
Sumber : mediaumat.com, 16/4/2015
Posting Komentar untuk "Dua Tugas Hizbut Tahrir, Bangun Kesadaran Problematik dan Solusi"