Perjalanan ke Al-Andalus
Keberhasilan negeri ini adalah murni karena Islam, di mana aturan syariat diterapkan untuk mengatur urusan masyarakat.
Tahun 711 AH seorang pemuda bernama Tariq bin Ziyad datang ke tepi pantai Iberia dan memulai ekspansi Islam ke Eropa. Dibutuhkan 7 tahun bagi umat Islam untuk mengambil alih Iberia atau al-Andalus sebagaimana yang disebut sekarang. Ribuan orang penduduk negeri itu memeluk Islam. Terbentuknya masyarakat Islam membuat Eropa merasa iri. Di dalam masyarakat Islam itu terdapat masyarakat yang harmonis di mana orang-orang Kristen, Yahudi, dan Muslim hidup bersama. Mereka bebas untuk mempraktekkan agama mereka.
Warga al-Andalus menikmati penerangan jalan, jalan-jalan dibangun dengan baik, dan terdapat pemandian umum dan air yang mengalir. Masyarakat ini memunculkan kaum intelektual terkenal termasuk Ibnu Rusyd dan Ibnu Sina, yang karya-karyanya kemudian digunakan sebagai bahan bakar bagi kebangkitan Eropa. Al-Andalus telah maju beberapa abad sebelum negara-negara tetangganya di Eropa karena mampu menciptakan sebuah masyarakat di mana kebutuhan semua warganya dipenuhi, sesuatu yang hanya bisa diimpikan Eropa.
Kunjungan terakhir saya membawa saya ke ibukota tua, Cordoba, sebuah kota megah yang terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 istana dan 70 perpustakaan. Dibandingkan dengan perpustakaan terbesar di Eropa Kristen yang hanya memiliki 400 naskah, perpustakaan Andalusia yang terbesar memiliki sekitar 600.000 buku tentang berbagai topik.
Menoleh pandangan saya ke Masjid Agung Cordoba membuat saya kagum, karena di sana ada banyak kebun dan lengkungan bangunan yang jelas menunjukkan kecemerlangan arsitektur Islam. Namun, hilangnya Cordoba segera memenuhi pikiran saya, karena berubahnya masjid menjadi gereja adalah jelas. Semua yang tersisa dari masjid itu, dan banyak prasasti di Cordoba adalah prasasti Islam yang terdapat pada lengkungan bangunan. Sudah jelas, yang bisa dilakukan orang-orang Kristen menghapus semua peninggalan Islam setelah terjadinya Reconquista.
Masjid Agung Cordoba
Kaum Muslim dipaksa dengan pilihan masuk Kristen atau dibunuh. Jatuhnya Cordoba menandai awal dari akhir umat Islam di Spanyol. Hilangnya otoritas yang sah membuat kaum Muslim dan Yahudi dipermainkan karena mereka dilecehkan, disiksa, dan diusir dari rumah-rumah mereka sendiri. Ini adalah realitas yang mirip dengan keadaan saat ini di mana saudara-saudara kita di seluruh dunia tidak memiliki seorang pun yang mewakili urusan mereka.
Bagian kedua dari perjalanan saya membawa saya ke Granada yang merupakan provinsi terakhir hingga akhirnya Islam diberangus dari Spanyol. Saya berjalan di jalan bebatuan tua di Albayzin yang awalnya dibangun oleh kaum Muslim di Granada. Di sudut utara-timur kota Granada saya menemukan sebuah benteng besar yang strategis yang terletak di atas sebuah gunung yang membuatnya menghadap seluruh Granada.
Ini adalah Al-Hambra, sebuah benteng yang dibangun kembali dan diperluas di bawah Amir Granada, Mohammed bin Al Ahmar. Benteng ini merupakan istana Amir berikutnya dan di dalamnya terdapat taman-taman yang indah, dan pemandian umum dengan arsitektur yang indah. Terdapat ukiran ayat Alquran yang pernah ada, termasuk “motto” provinsi Granada “Tidak Ada Pemenang Selain Allah”.
Al Hambra
Jatuhnya Granada terjadi sekitar 250 tahun setelah bagian pertama utara Spanyol jatuh. Buku-buku sejarah menjelaskan bagaimana orang-orang Kristen melanggar janji perdamaian mereka dengan umat Islam Granada dan melancarkan serangan berdarah terhadap umat Islam. Kaum Muslim tewas, harta benda mereka dijarah dan mereka terus dimata-matai. Orang-orang Kristen memata-matai kaum Muslim pada hari Jumat pagi untuk melihat apakah mereka ada yang mandi. Ini dilakukan untuk mengetahui agama mereka dan untuk membunuh mereka kalau diketahui Muslim. Kebiasaan mata-mata ini telah diwarisi dengan baik oleh penerus mereka di Eropa.
Perjalanan ini mengantarkan saya untuk menyaksikan secara langsung keberhasilan al-Andalus sebagai wilayah model bagi seluruh dunia. Bagaimanapun jelas, bahwa keberhasilan negeri ini adalah murni karena Islam, di mana aturan syariat diterapkan untuk mengatur urusan masyarakat. Berbagai kemajuan negeri ini, yang jauh melampaui negeri-negeri Eropa adalah karena kebudayaan Islam yang tertanam pada kaum Muslim.
Al-Andalus hanyalah salah satu contoh dari banyak negeri yang pernah mendapat curahan rahmat Allah SWT. Negeri-negeri seperti Cina Barat, Yunani, Italia Selatan, Hungaria, Austria, Rumania, Macedonia, Bulgaria, Albania, Malta, Siprus, Ukraina, Kepulauan Canary, sebagian Islandia, pulau terbesar dari perairan Bristol di Inggris – Lundy, Kroasia , Pulau Rhodes, Rusia Selatan serta Portugal semuanya telah dilupakan. Mungkin generasi setelah kita juga akan melupakan Chechnya dan Kashmir sebagaimana kita telah melupakan negeri-negeri yang lainnya. [Muhammed Obaid] [www.visimuslim.com]
Sumber: Tabloid Mediaumat edisi 153
Posting Komentar untuk "Perjalanan ke Al-Andalus"