Begini Tanggapan Prof Fahmi Amhar Tentang Tragedi Crane di Masjidil Haram
Tragedi jatuhnya crane di Masjidil Haram masih menyisakan duka yang mendalam bagi umat Islam terutama bagi keluarga yang menjadi korban peristiwa tersebut.
Tanggapanpun mengalir beragam di tengah-tengah masyarakat. Ada yang mendoakan, ada yang berspekulasi, ada juga yang mengada-ada. Berikut tanggapan dari Prof. Fahmi Amhar yang kami kutip dari laman facebooknya:
Jangan campuradukkan tiga hal yang terpisah: (1) Perbuatan Allah; (2) Sikap korban; (3) Kewajiban Penguasa.
Allah tentu saja Maha Tahu, apa hikmah di balik hidup dan mati, di balik badai dan angin sepoi-sepoi, dan kenapa dari 200 crane di seputar masjidil haram cuma satu yang robohnya dikehendaki. Allah punya kehendak, dan kehendakNya pasti terjadi.
Korban dan keluarganya juga diajak bersabar dan berbesar hati, karena yang tewas itu, mereka meninggal di tempat yang mulia, di musim haji yang mulia, di hari Jumat yang mulia dan oleh kejadian yang dihitung dengan syahid sama mulianya.
Tetapi kewajiban penguasa tetaplah kewajiban penguasa. Mereka secara berjenjang akan tetap diminta tanggungjawabnya di dunia maupun dihisab di akherat nanti. Apakah mereka telah menerapkan SOP konstruksi di sana dengan benar? Apakah perusahaan yang mendapatkan pekerjaan itu dipilih dengan prosedur lelang yang benar? Apakah orang yang mengoperasikan alat berat itu memang cakap? Apakah kewajiban majikan pada pekerja itu telah terpenuhi? dst.
Tidak pantas, ketika tangungjawab penguasa dipertanyakan, dijawab dengan apa sikap korban, atau dijawab bahwa itu sudah kehendak Allah. Rasulullah pun tidak pernah mengajarkan seperti itu.
[www.visimuslim.com]
Posting Komentar untuk "Begini Tanggapan Prof Fahmi Amhar Tentang Tragedi Crane di Masjidil Haram"