AS Akan Menggunakan Kekuatan Negara Kafir dan Negeri Muslim untuk Memadamkan Cahaya Allah


Walaupun Amerika Serikat tidak secara langsung terjun ke lapang atas Revolusi Suriah, namun mata hati politik menunjukkan AS lah sekenario dibelakang semua kejadian. Amerika dengan segenap kekuatan politiknya menggunakan negara sekutunya untuk berperan aktif dalam mengaborsi revolusi Suriah yang diberkati. 

Secara umum ada dua strategi yang dilakukan AS untuk menelikung arah revolusi, menghancurkan kekuatan fisik mujahidin dengan serangan militer. Jika cara yang pertama dirasa kurang berhasil, dilakukan cara kedua dengan siasat menarik ke meja perundingan. Arahannya tidak jauh beda dengan negara Timur Tengah pasca “Arab Spring”, yakni masyarakat sekuler yang dipimpin agen Amerika. 

Secara fisik untuk melumpuhkan Suriah, AS menggunakan China, Iran, Rusia, Francis, dan terakhir Inggris. Penggunaan kekuatan fisik negara-negara ini bagi AS memiliki hitungan yang srategis. Invasi AS ke Irak, memberikan pengalaman pahit bagi AS, bahwa perang fisik di lapangan memerlukan biaya yang mahal. Hutang yang begitu menumpuk tidak mudah bagi AS untuk memutuskan langsung terjun ke medan perang. Selain kongres di AS belum tentu menyetujui. 

Hampir lima tahun negara-negara Barat dan Timur mengempur tanah Syam yang diberkahi. Namun tidak berhasil. Iran secara sembunyi-sembunyi mulai menarik pasukanya ketika memang secara nyata mereka mengalami kekalahan. Rusia ditarget 15 hari untuk melumpuhkan para mujahidin juga tidak berhasil. “Paris Attact” operasi “False flag” menyeret Francis untuk turut membunuhi masyarakat sipil Suriah. Dan terakhir, dengan menggunakan pangkalan militer di Tukri, Inggris turut menjatuhkan bom bom nya di Suriah. 

Ketika dirasa kekuatan muahidin di lapangan melemah, AS menyeret mereka ke meja perundingan. Tujuannya jelas kepada pembetukan masyarakat sipil sekuler arahan AS. Proses gencatan senjata dan negosisi ini telah melalui proses yang panjang. Mulai dari Jenewa, kemudian berpindah ke Wina 1, 2, dan 3. Selain AS belum menemukan alternatif pengganti Assad, kaum Mujahidin Suriah juga tetap istiqamah pada tujuan mereka, tanpa mau mengikuti rekayasa Amerika Serikat. 

Amerika saat ini mengalami tahap kritis. Assad tidak mungkin lagi dipertahankan. Kegagalan Iran, kegagalan Rusia, dan kegagalan Jenewa dan Wina, mengharuskan AS membebankan kekuatan militer kepada selain kekuatan yang ada. 

Amerika Serikat kemudian lebih mengaktifkan agen setianya Arab Saudi. Adalah gencatan senjata dan konferensi Riyadh cukup strategis bagi AS dengan beberapa alasan. Riyadh menempati status Islam Sunni yang cukup berpengaruh dalam Islam. Kegagalan menggunakan Syi’ah (Iran) juga patut dijadikan alasan AS menjadikan Riyadh sebagai tempat konferensi. 

Upaya AS secara fisik ternyata tidak berhenti dengan memanfaatkan negara China, Eropa dan Rusia. Kini, AS –atas nama Arab Saudi--secara jahat menggunakan tentara-tentara Islam untuk menambah amunisi di lapangan. Arab Saudi kemudian mengumumkan koalisi militer 34 negara dengan alasan memerangi terorisme. 

Sedari awal, makna terorisme sengaja dikaburkan. Senjata kimia milik Assad yang membunuh Muslim Suriah tidak termasuk terorisme. Cluster bom yang dijatuhkan Rusia untuk muslim Suriah tidak dinamakan terorisme. Kekuatan Iran dan milisi Syi’ah yang membunuh anak-anak dan masyarakat sipil tidak dinamakan terorisme. Yahudi yang senantiasa menembak jarak dekat anak-anak, wanita, dan orang tua di Palestina pun tidak termasuk terorisme. Sehingga intinya, terorisme adalah siapa saja yang berhadapan dengan Amerika Serikat. Teroris yang mereka maksud tidak lain adalah Islam dan kaum muslimin. Terbukti target koalisi ini diantaranya adalah Ikhwanul Muslimin dan Jabhah Nusharah. 

Kaum muslimin yang dirahmati Allah...

Amerika Serikat saat ini membunuh kaum muslimin tidak cukup menggunakan kekuatan orang-orang kafir. Untuk memadamkan revolusi Syam yang diberkahi, jika beberapa saat yang lalu Amerika menggunakan negeri-negeri Islam secara tidak langsung untuk membunuh kaum muslimin, di saat yang akan datang, Negara Kafir ini akan menggunakan tentara-tentara kaum muslimin untuk membunuh kaum muslimin. Semua itu akan terjadi ketika penguasa-penguasa negeri Islam menjadi pengkhianat atas Allah, Rasulullah, dan kaum Muslimin.

“Sesungguhnya Allah membela orang-orang yang telah beriman. Sesungguhnya Allah tidak menyukai tiap-tiap orang yang berkhianat lagi mengingkari nikmat” ( Al Hajj 38).[Luthfi Hidayat] [www.visimuslim.com]

Posting Komentar untuk "AS Akan Menggunakan Kekuatan Negara Kafir dan Negeri Muslim untuk Memadamkan Cahaya Allah"