Hakikat Sejarah Bagi Umat
"جميعُ حوادثِ التاريخ قد جرى فيها إهمال الحقائق، فلم يُنتفع بحقائق التاريخ، مع أن حقائق التاريخ هي أغلى ما لدى الإنسان، وأعلى أنواع الأفكار."
الشيخ والعالم الجليل تقي الدين النبهاني رحمه الله
Serangkaian kejadian sejarah terkadang penuh dengan distorsi, intrik-intrik politik, yang menjauhkan dari fakta hakikat sejarah itu sendiri.
Sehingga buku sejarah, seringkali ditulis oleh pemenang akhir periode sejarah. Karenanya, penting sekali bagi kita, selain membaca rangakian sejarah, juga menelisik dan mencari tahu jejak rekam penulis sejarah tersebut.
Ketika Orde Baru berkuasa, Orde Lama ditulis berdarah-darah oleh sejarawan Orde Baru. Ketika Abdullah bin Su'ud berlepas dan memerdekakan dari Turki Utsmani, sejarah Arab Saudi mengenalkan pada anak bangsanya bahwa Turki Utsmani adalah penjajah.
Siapa yang dianggap pahlawan atau pecundang dalam fragmen sejarah, ditentukan oleh penulis sejarah. Mustafa Kamal At Tatruk --lakanatullah alaihi-- bagi umat Islam adalah pengkhianat yang menganghancurkan ke-Khilafahan umat Islam di Turki, namun dia pahlawan bahi peradaban Sekuler.
Kendati demikian, hakikat sejarah memiliki arti penting dan sangat berharga bagi manusia. Soekarno pernah bilang " JASMERAH", jangan pernah lupakan sejarah.
Kemuliaan umat Islam tidak bisa dipisahkan dengan tarikh Rasulullah dan sahabat, serta sejarah kekhilafahan, yang telah mengharumkan bumi lebih dari seribu tahun.
Sejarawan yang tulus dan jujur pasti berkata demikian. Kondisinya jauh berbeda dengan lelangsungan sejarah yang sekarang ditoreh Demokrasi Kapitalis, yang menumpahkan darah di mana mana.
Termasuk hakikat fakta sejarah, adalah bagian terpenting dari pemikiran yang tinggi bagi umat. Umat bisa bercermin dari sejarah tokoh tokoh mulia umat penulis tinta sejarah.
Bagi Umat Islam, sejarah mereka dibimbing oleh Rasul. Baginda memgungkap, bahwa umat ini berawal dari masa Kenabian, kemudian khilafau rasyidin, kemudian pemerintahan yang menggigit (terjadi banyak penyimpangan syari'at), dan sekarang ini, kita berada dalam sejarah kekuasaan diktator (jabariyyah). Dan insya Allah, ke depan kita menanti masa kekhilafahan dengan manhaj kenabian.
Persolannya bagi kita, apakah kita akan jadi pelaku sejarah kita ke arah demikian? Atau sekedar penonton, atau bahkan jadi penghambat. Naudzubillah.[Lutihfi Hidayat] [VM]
Posting Komentar untuk "Hakikat Sejarah Bagi Umat"