Operasi Jantung Bocah Palestina Kandas di Pos Pemeriksaan
Hashem Fayad, bocah satu tahun di lingkungan Bir al Naja, Kota Gaza, itu didiagnosis menderita kelainan jantung bawaan. Ada lubang besar di antara sekat yang memisahkan katup atas jantung, serta dua lubang kecil pada sekat yang lain. Lubang-lubang itu mempengaruhi jumlah oksigen yang dipompa ke seluruh tubuhnya.
Kedua orang tua Fayad, Mohammed dan Reem, tidak punya pekerjaan. Pada saat yang sama, keluarga itu harus menanggung tujuh nyawa di sebuah bilik kecil di tepi jalan yang tak beraspal. Lembaga amal kemanusiaan bersedia membayar biaya operasi dan check up bocah itu. Namun, biaya formulir, transportasi, dan pelayanan medis tambahan harus ditanggung oleh keluarga.
"Tidak ada uang. Saya harus meminjam dari tetangga dan keluarga. Saya memberitahu mereka saya akan membayarnya nanti, tapi saya tidak tahu kapan," kata sang ibu, dilansir dari Al Jazeera, Kamis (21/1).
Sejak kelahiran Fayad tahun lalu, keluarga itu telah berulang kali mengisi formulir untuk tiga lembaga politik berbeda yang turut andil menyokong pengobatan Fayad; Hamas, Otoritas Palestina, dan pemerintah Israel. Reem membeberkan sebagian kertas itu di sofa. Tampak ada lebih dari 20.
Pada hari yang telah ditentukan, Fayad melakukan perjalanan untuk operasi jantung di Rumah Sakit al Maqased di Yerusalem Timur. Pukul 07.25, keluarga itu telah bangun dan mempersiapkan perjalanan mereka. Lantaran hari libur Yahudi, pos penyeberangan Erez hanya beroperasi setengah hari. Keluarga itu harus bergegas.
"Saya takut kita tidak akan sampai di sana tepat waktu. Operasi ini sangat penting. Kami tidak dapat melewatkan," kata Reem. Ada tiga pos pemeriksaan yang harus dilalui warga Gaza untuk memasuki wilayah Israel. Pertama-tama, pos pemeriksaan Hamas, kemudian sebuah pos pemeriksaan Otoritas Palestina yang berkoordinasi dengan pemerintah Israel, dan terakhir persimpangan Erez, sebuah bangunan besar yang menyerupai terminal bandara.
Didampingi sang ibu, pada pukul 07.40, Fayad telah tiba di pos pemeriksaan Hamas, 20 menit sebelum pos itu dibuka. Selang 30 menit kemudian, mereka berhasil meninggal pos pemeriksaan pertama. Pada pukul 08.23, keluarga itu tiba di pos pemeriksaan Otoritas Palestina. Mereka menjalani serangkaian identifikasi dan mulai menunggu. Sambil membuai anaknya, Reem yang mulai cemas berbicara dengan ibu-ibu lain di sekelilingnya.
Setelah kurang lebih 20 menit, kebosanan melanda. Fayad mulai meraih kursi dan orang-orang di sekitarnya. Sang ibu pun memberikan air susu lewat botol agar anaknya tenang.
Lima belas menit berlalu, tak ada tanda-tanda. Satu demi satu, orang-orang di sekelilingnya lolos identifikasi. Reem mulai kehilangan akal. Setengah jam kemudian, ia tinggal menunggu sendirian. Dengan frustasi, ia berjalan mondar mandir.
Pada pukul 09.12, Reem meminta para pejabat menjelaskan masalahnya. "Tidak ada izin. Mereka telah memeriksa dengan Israel, tapi tidak ada izin," ucap perempuan itu tanpa harapan. Tak berlama-lama, Reem segera mengambil ID dan memesan taksi untuk kembali pulang ke Kota Gaza.
"Saya tidak tahu itu Otoritas Palestina atau Israel. Kami melakukan segala yang harus kami lakukan. Saya tidak tahu," kata perempuan itu sambil tertegun. Selang beberapa menit, ia mendapatkan taksi. Malangnya, nyawa Fayad tidak dapat diselamatkan. Mereka kembali ke Jalur Gaza. Fayad telah menempuh waktu 1 jam 59 menit dengan total jarak 10 kilometer. Namun, operasi jantung bocah itu kandas di pos pemeriksaan. [VM]
Sumber : ROL, 21/01/2016
Posting Komentar untuk "Operasi Jantung Bocah Palestina Kandas di Pos Pemeriksaan"