Arus Perilaku LGBT Adalah Arus Peradaban Binatang
Oleh : H. Luthfi Hidayat
BBC Arabic beberapa waktu yang lalu memberitakan tentang adanya pihak penuntut yang telah gagal dalam upaya menggugat Mahkamah UU di Jerman, untuk mencabut larangan perilaku seks dengan binatang.
Para pengadu, dua pria dan seorang wanita --yang tidak diungkapkan identitasnya--, telah melakukan hubungan seksual dengan hewan.
Selanjutnya, pengadu berusaha untuk memenangkan persetujuan dari pengadilan di kota Karlsruhe, Jerman, agar mempertimbangkan undang-undang yang melarang hubungan seks dengan binatang adalah inkonstitusional. Dan "melanggar hak mereka yang mereka klaim sebagai takdir seksual mereka --terhadap binatang--."
Namun pengadilan Jerman menolak gugatan, dan memutuskan bahwa larangan tersebut tetap dibenarkan.
Alasan pengadilan adalah bahwa Udang-Undang tersebut merupakan perlindungan terhadap hewan dan tindakan seksual terhadap binatang dianggap perilaku yang menyakiti binatang.
Sehingga pelaku yang menggugat --yang melakukan hubungan seksual dengan binatang-- mendapat denda sebesar 25 ribu euro (sekitar Rp 300 juta).
Kaum muslimin...
Meski sampai saat ini Jerman masih melarang pelampiasan seksual manusia dengan binatang, dan pada kasus ini penggugat kalah dan harus membayar denda, namun contoh kasus di atas adalah gambaran nyata budaya Barat yang sangat busuk.
Adanya UU pelarangan hubungan seksual dengan binatang oleh negara, merupakan cermin perilaku dan budaya masyarakat mereka yang bobrok. Jika masyarakat yang baik, yang menyalurkan naluri seksual dengan cara normal, tidak perlu ada UU larangan hubungan seksual dengan binatang.
UU ini terwujud sejatinya merupakan cermin nyata atas makin marak dan banyaknya manusia di negara tersebut yang menyasar binatang sebagai tempat pelampiasan hasrat seksual. Na'udzubillah..
UU ini mulai diberlakukan di Jerman tahun 1969. Dan sebelumnya Jerman membolehkan hubungan seksual dengan binatang/bestiality.
UU ini sudah banyak ditentang oleh kelompok pegiat seks dengan binatang. Mereka menyatakan bahwa ukuran penyiksaan binatang dalam hal ini sangat bias dan tidak bisa ditentukan. "Dasar keyakinan para zoophile (pelaku seks dengan hewan) adalah tidak melakukan apa yang tidak ingin dilakukan binatang itu," ungkap mereka. (Viva.co.id)
Praktek bestiality ini juga dilarang di kebanyakan negara Eropa, termasuk Belanda, Prancis dan Swiss. Namun di beberapa negara seperti Belgia, Denmark dan Swedia, praktik ini diperbolehkan.
Adalah budaya kebinatangan ini hakikatnya adalah budaya yang bersumber dari ideologi mereka. Pelan tapi pasti regulasi yang menghalangi perilaku binatang ini akan terus mendapat perlawanan dari masyarakat Barat. Karena UU pelarangan ini mereka anggap tidak sesuai dengan "fitrah" seksual mereka.
Alasan demi alasan terus dibuat. Sama hal nya dengan LGBT. Dikemas dengan diskusi "intelektual", hak asasi manusia, mungkin juga dengan alasan hak asasi binatang, alasan orientasi, fitrah, dan lain sebagainya yang memang berurat akar dari ideologi bebas Kapitalisme.
Sehingga keadaannya suatu ketika tidak mustahil akan berbalik. UU di beberapa negara Barat seperti Jerman yang tadinya melarang perilaku seks dengan binatang, malah suatu saat UU yang ada melindungi mereka yang melakukan hubungan seks dengan binatang. Kerena memang searus dan sejalan dengan prinsip ideologi hidup mereka.
Karenanya, sedikit saja kita memberikan ruang pada pelaku LGBT atas penyakit ini, niscaya mereka akan mempropagndakan penyakit kebinatangan yang berikutnya.
Dan tidak ada lagi yang tersisa dari peradaban ini selain peradaban lebih rendah dari binatang. Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya;
(وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.[Surat Al-A'raf 179]. [VM]
Posting Komentar untuk "Arus Perilaku LGBT Adalah Arus Peradaban Binatang"