Tajikistan: Banyak Mushola Menjadi Target Penghancuran
Selain menangkapi para aktivis Islam dan menghukumnya dengan kejam, penguasa Tajikistan sejak setahun lalu mulai menutup dan menghancurkan mushola di negeri itu dalam jumlah yang tidak terhitung, kendatipun masjid besar di ibukota Dushanbe masih diizinkan untuk melanjutkan pelaksanaan shalat berjamaah.
Masjid yang bisa melaksanakan shalat Jumat hanya bisa ada di wilayah dengan penduduk antara 10.000 dan 20.000 orang, dan masjid biasa di wilayah dengan setidaknya 100 sampai 1.000 orang.
Penggerebekan masjid dan mushola dilakukan dengan alasan tidak ada izin bangunan dan telah berlangsung sejak tahun 2009, namun telah meningkat dalam setahun terakhir.
Pada konferensi pers tanggal 25 Januari Menteri Dalam Negeri Ramazon Rahimzoda mengatakan bahwa Tajikistan memiliki masjid paling banyak di Asia Tengah dan bahwa masjid terbesar di kawasan ini sedang dibangun di Dushanbe.
Komite urusan agama negara, badan yang bertanggung jawab untuk urusan registrasi masjid, mengatakan pihaknya tidak memiliki angka yang tepat atas mushola yang telah ditutup atau dihancurkan, namun berdalih bahwa hanya mushola ‘tanpa izin yang menjadi target’ .
Rahimzoda telah mengatakan bahwa sekitar 900 dari perkiraan 1.500 mushola adalah tidak diatur dan masjid sudah tidak ada lagi.
Masalah bisa agak rumut jika kepala mufti dan pejabat dari komite urusan agama sendiri yang melakukan perhitungan mengatakan ada masalah ketidakakuratan dalam menentukan arah kiblat. [VM]
Sumber : eurasianet.org, 25/2/2016
Posting Komentar untuk "Tajikistan: Banyak Mushola Menjadi Target Penghancuran"