Solusi Apatisme Perdamaian Dalam KTT OKI


Oleh : Muhammad Yunus 
(BKLDK Makassar)

Seluruh anggota Organisasi Kerjasama Islam ada 56 Negara dan Sekitar 47 negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) menhadiri Konfrensi Tingkat Tinggi Luar Biasa yang ke-5 di Jakarta 6-7 Maret 2016. Adapun tujuan diadakannya  KTT OKI ini menurut Hasan adalah bentuk konstribusi yang nyata Indonesia untuk memperkuat dukungan OKI untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina (kominfo.go.id, 04/03/16).

Menurut Retno Marsudi (Menlu) mengatakan ada enam persoalan utama yang dibahas  dalam KTT OKI yang ke-5 ini yaitu sengketa batas wilayah Palstina yang sejak pendudukan Israel pada 1967 M semakin menyusut, status resmi Yerusalem, Kota suci bagi agama Yahudi, Kristen, Islam dan pembatasan umat muslim untuk beibadah di Masjid Al Aqsa (bbc.com, 05/03/16). 

Disela acara KTT OKI Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas. kemudian dalam pertemuan tersebut akan membahas dukungan Indonesia terhadap perjuangan kemerdekaan Palestina (tribunnews.com, l/06/03/2016 ;19:04). Juga diadakan pertemuan tertutup para pejabat senior OKI  dalam rangka merumuskan resolusi yang menguatkan posisi OKI dalam mendukung Palestina dan Deklarasi Jakarta yang diinisiasi Indonesia (bbc.com, 06/03/2016; 17:30). Deklarasi Jakarta tiada lain berisi dukungan antara Palestina dan Al-Quds Al-Sharif (Yerusalem), inilah soslusi atas perdamaian antara Palestina dan Israel.

Solusi yang Menyedihkan

Kemerdekaan Palestina yang diiukutsertakan dengan keberadaan Israel dalam satu lingkup wilayah merupakan kebijakan yang dikenal dengan two state solution, ini berarti mereka menginginkan dua negara di bumi palestina. Palestina dan Negara Israel. Ini merupakan agenda pesanan Barat untuk mengokohkan penjajahan dibumi Palestina. Walaupun OKI memberikan dukungan penuh terhadap Kemerdekaan Palestina. Kemedekaan yang dimaksud adalah perdamaian antara dua Negara.

Peru ditekankan berbagai solusi yang ditawarkan terhadap bumi Palestina, termasuk perdamaian ini, sama halnya memberikan dukungan terhadap keberadaan penjajah Israel Laknatullah. Apabila solusi yang ditawarkan tidak menghilangkan penjajahan dan mencegah penjajahan maka bumi Palestina tidak akan terselesaikan sampai kapanpun. 

KTT OKI yang diselenggarakan di Jakarta yang dihadiri langsung 5 Negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB yakni Amerika Serikat, Rusia, Cina, Perancis, dan Inggris (kiblat.net/06/03/2016; 11:33). Ini menandakan bahwa pelaksanaan agenda KTT OKI ini tidak lepas dari intervensi Negara imperialis. Maka apapun hasil dari pertemuan tersebut otomatis lebih menguntungkan pihak Negara Imperialis. Keterlibatan Indonesia dalam KTT OKI apalagi menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan, ini tidak akan memberikan solusi secara menyeluruh, karena segala bentuk perdamaian atau kemerdekaan yang dikutsertakan dengan campur tangan barat, maka tetap dalam mengokohkan penjajahan mereka. Termasuk kemerdekaan Palestina. Karena penjajah inilah yang menjadi penyebab utama Palestina terporakporandakan. Perlu diingat bahwa kemerdekaan/perdamaian hanyalah membuang-buang waktu yang memperpanjang penderitaan rakyat Palestina.

Campakan Agenda Politik Barat

Masalah Palestina akan selesai jika tidak ada campur tangan barat lagi, artinya masalah Palestina adalah masalah kaum Muslimin yang harus diselesaikan oleh kaum Muslimin sendiri. Palestina akan selesai jika penjajah Israel dilenyapkan. Untuk membumi hanguskan penjajah di Palestina tidak akan selesai dengan jalur perdamaian ala barat, walaupun berbagai konferensi dilakukan seperti KTT OKI, PBB dll, karena hasil yang diperoleh tetap akan mengokohkan penjajahan atas Palestina. 

Yang menjadi kebutuhan utama bumi Palestina adalah Jihad fisabilillah, yakni dengan mengirimkan tentara-tentara yang bersenjata lengkap untuk memerangi kaum penjajah. Maka disinilah letak pentingnya sebuah kesatuan umat Islam dalam satu kepemimpinan. Pentingnya memiliki Khilafah untuk menggerakkan tentara-tentara kaum muslimin demi membebaskan bumi Palestina. 

Olehnya itu kami tegaskan bahwa siapapun yang berkeinginan  membebaskan Palestina dan negeri-negeri Islam lainnya dari penjajahan, maka seharusnya bersungguh-sunguh dalam memperjuangkan tegaknya Khilafah Islamiyah, apalagi mewujudkan Khilafah adalah kewajiban syar’i yang tidak boleh berlepas diri dari kewajiban ini.

Mengutip perkataan Amir Hizbut-Tahrir al-Alim al-Jalil Atha’bin Khalil Abu Ratah hafidzahullah menegaskan: Wahai orang-orang yang memiliki mata, hati dan akal, serta orang-orang yang memiliki rasa sakit dan perih akibat tidak adanya khlafah, perisai yang melindungi kaum muslim… Selamatkan diri kalian dari dosa besar. Berjuanglah untuk mengembalikan kehidupan Islam di bumi dengan menegakkan kembali Khlafah Rasyidah. Ingat berdiam diri dari (kewajiban menegakkan Khilafah) adalah dosa besar, kecuali orang yang terlibat dalam perjuangan (hizbut-tahrir.or.id/04/05/2015) [VM]

Posting Komentar untuk "Solusi Apatisme Perdamaian Dalam KTT OKI"