Militer, Seluruh Umat Islam dan Pimpinan Ormas Islam: Jangan Takut kepada AS dan Rezim Bonekanya!
Oleh : Ustadzah Ainun Dawaun Nufus
(Muslimah HTI Kediri)
Negara-negara yang dibangun di atas asas (akidah) pemisahan agama dari kehidupan dan negara (fashluddin ‘anil hayah wad daulah), maka negara-negara itu tidak akan peduli, apakah rakyatnya beriman kepada Allah, kafir, dan atheis. Sebaliknya, negara-negara itu justru melarang rakyatnya beriman terhadap haramnya riba, hukuman potong tangan bagi pencuri, hukuman mati bagi orang yang murtad, dan kewajiban menjatuhkan sanksi bagi orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja.
Negara-negara itu juga tidak akan peduli apakah rakyatnya mengharamkan apa yang dihalalkan Allah atau mereka menghalalkannya; tidak akan peduli apakah rakyatnya menghalalkan apa yang diharamkan Allah atau mereka mengharamkannya. Sebaliknya, negara-negara itu justru menghukum siapa saja yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh negara, padahal itu dihalalkan oleh Allah; atau mengharamkan apa yang dihalalkan oleh negara. Negara-negara itu tidak akan peduli, apakah rakyatnya memutuskan masalah pernikahan dan talak sesuai dengan hukum-hukum syara’ atau sesuai perundang-undangan. Sebaliknya, negara-negara itu justru memaksa rakyatnya agar memutuskan berdasarkan hukum-hukum kufur terkait persoalan-persoalan harta benda, darah, dan kehormatan.
Oleh karena itu, akidah pemisahan agama dari negara (fashluddin ‘anid daulah) ini adalah benar-benar merupakan akidah kufur. Sehingga pemerintahan yang dibangun di atas akidah ini adalah pemerintahan kufur dan kekuasaan kufur. Jadi, kewajiban umat yang pertama dan utama, khususnya para pemilik kekuatan dan pengaruh adalah memerangi akidah pemisahan agama dari negara (fashluddin ‘anid daulah) ini. Dan mencegah agar jangan sampai akidah ini menjadi asas bagi pemerintahan dan kekuasaan. Sebaliknya, harus berusaha dengan sekuat tenaga agar pemerintahan hanya tegak di atas akidah Islam. Untuk itu, sudah menjadi kewajiban umat, khususnya siapa saja yang memiliki kekuatan dan pengaruh agar segera melakukan aktivitas dengan sungguh-sungguh dan serius untuk menghapus semua perundang-undangan kufur ini, dan menegakkan hukum syariah Islam semata. Sungguh, telah tiba saatnya untuk menghapus hukum-hukum kufur dari negeri-negeri Islam.
Telah berlangsung tradisi bahwa barat dan antek-anteknya bertemu di atas kepentingan meraih capaian mulia milik umat ini. Mereka mengotorinya agar berubah dari kenikmatan menjadi bencana karena tidak adanya kesadaran dan keikhlasan. Dan sekarang mereka sibuk untuk mempertahankan dan memenangkan ide mereka, kepentingan mereka dan tokoh-tokoh mereka.
Apakah umat akan menyerahkan kepemimpinan kita kepada pribadi-pribadi yang dilatih oleh barat, saling mengikat janji dengan barat, barat ridha kepada mereka dan mereka ridha kepada barat. Mereka itu adalah ruwaibidhah (orang-orang pandir) yang tidak mampu menjalankan satu tambang pun di negeri ini. Lalu bagaimana dengan negeri yang mencari kemuliaan. Banyak dari mereka tidak mengetahui dari Islam sampai rukun-rukun dan hal-hal yang sangat gamblang sekalipun. Bagaimana dengan hukum-hukum Islam yang mulia. Banyak dari mereka termasuk orang-orang yang melecehkan secara sinis terhadap umat, sejarah dan Islam.
Para penguasa negeri-negeri Islam, apabila mereka diseru kepada Allah dan Rasul-Nya, maka mereka menutup telinga mereka dan menutup diri mereka dengan berselimut pakaian kedamaian palsu, mereka tetap tidak mau berubah dengan sikapnya itu, bahkan mereka menjadi semakin sombong dan angkuh. Apabila mereka diseru agar memutus loyalitas mereka kepada kaum kafir penjajah, maka mereka itu menjadi buta dan tuli, seolah-olah di telinganya ada sumbat yang menutupinya. Begitu juga, apabila mereka diseru agar menggerakkan tentara mereka untuk menolong muslim Rohingnya, Palestina, Kasymir, Suriah dan menolong warga Irak serta Afghanistan atau membantu warga Somalia dan Sudan, mereka malah mengikuti instruksi para tuan-tuannya AS dan Uni Eropa.
Dan apabila mereka diseru agar menjadikan negeri-negeri mereka menjadi satu negara saja, negara Khilafah, maka mereka berkata “ini adalah negeri impian para teroris” Mereka lebih senang hidup tersesat dalam ketercerai-beraian dan perpecahan. Para pemimpin hina buatan para penjajah itu senantiasa menjaga kepentingan tuan-tuan mereka, yang membuatnya berkuasa; mereka mengikuti semua instruksinya, terikat dengan setiap perintahnya, dan berjalan di atas strategi yang telah buat oleh tuannya sejak mereka menyerahkan kekuasaan, dan mengangkatnya sebagai buruh (budak) di pemerintahan.
Mereka para pemimpin pengecut senantiasa menindas rakyatnya untuk melaksanakan agenda tuan-tuan mereka; mereka membunuh, menyiksa dan memenjara orang-orang terhormat yang tidak berdosa; mereka menentang setiap usaha yang dilakukan oleh rakyat untuk pembebasan dan kemerdekaan dari jeratan para pemimpin upahan ini; mereka menghalangi pergerakan rakyatnya dari kebangkitan; dan mereka berusaha agar rakyat tetap dalam rawa-rawa kemunduran dan keterbelakangan yang telah menenggelamkannya selama beberapa dekade.
Oleh karena keberadaan para penguasa ini tidak mendatangkan apa-apa selain kekalahan demi kekalahan, bencana demi bencana, kelemahan demi kelemahan, dan kehinaan demi kehinaan, maka kaum Muslim wajib mengoreksi dan mengubahnya, seperti yang Allah perintahkan, untuk mengembalikan sistem Islam dalam kehidupan di bawah perintah seorang Khalifah, yaitu Khalifah yang dibaiat oleh kaum Muslim agar menjalankan roda pemerintahan berdasarkan pada Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya; dan agar Khalifah itu memimpin kaum Muslim di medan jihad dalam rangka membebaskan kaum Muslim, dan negeri-negeri mereka dari kekufuran dan kaum Kafir. Selanjutnya, menyatukan semua kaum Muslim dalam daulah Khilafah, yang akan mengemban bendera risalah Islam kepada seluruh umat manusia, untuk menyelamatkan mereka dari kebusukan dan kezaliman sistem positif buatan manusia menuju cahaya Islam dan keadilannya. [VM]
Posting Komentar untuk "Militer, Seluruh Umat Islam dan Pimpinan Ormas Islam: Jangan Takut kepada AS dan Rezim Bonekanya!"