The Clash of Ideology : Islam vs Komunisme & Sekulerisme
Oleh : Umar Syarifudin
(Lajnah Siyasiyah DPD Hizbut Tahrir Indonesia Kota Kediri)
Pergulatan ideologi: Islam, Kapitalisme-Sekuler, Sosialis-Komunis di dunia termasuk Indonesia sudah, masih, dan akan berlangsung dari generasi ke generasi. Fakta ini menjadi endapan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Spektrum ideologi merupakan sentra pemikiran dan pondasi utama untuk menggambarkan kondisi sosial perilaku masyarakat dan praktik politik dengan segala rangkaian kegiatan politknya. Ideologi juga terdeskripsi dalam sistem, cara berpikir, kepercayaan atau praktik-praktik simbolik yang berhubungan erat dalam aktivitas manusia, dan lebih utama adalah kegiatan dan praktik politik.
Posisi sosialisme dan kapitalisme perang terhadap Islam. Sosialisme-komunisme telah runtuh, Sekulerisme kini dominan di seluruh dunia menginginkan pemisahan agama dari negara menurut doktrin negara sipil sekuler. Kaum sekuler telah menundukkan semua hukum syara’ untuk ditundukkan kepada pemungutan suara menurut hawa nafsu Dewan Perwakilan Rakyat. Keputusan itu bertujuan agar mayoritas kursi diisi oleh setiap orang yang mengusung slogan-slogan liberalisme demokrasi, meski dengan jalan membeli suara menggunakan harta. Hal itu agar mereka bisa menghancurkan semua hukum Islam.
Di era kapitalisme ini, Islam telah dibatasi di dalam dinding-dinding masjid. Setelah itu dan dari dalam Dewan Perwakilan Rakyat khamr disetujui; porografi disebarluaskan atas nama kebebasan personal; manusia dijauhkan dari Islam atas nama kebebasan berakidah; di negara Barat wanita dilarang mengenakan busana syar’i di kehidupan umum, sekolah dan perguruan tinggi; apa yang masih tersisa dari hukum-hukum waris, perkawinan, dan talak di sebagian negeri dihapus dengan dalih kesetaraan; kaum Muslim ditekan atas nama demokrasi, sehingga masalahnya sampai pada meragu-ragukan manusia dalam akidah mereka. Semua itu akan menjadi konstitusional atas nama mayoritas di Dewan Perwakilan Rakyat.
Memahami polarisasi kontestasi pertarungan ideologi sangat penting bagi umat. Melakukan proses pemikiran dan penyadaran ideologi untuk menyelamatkan Indonesia dari bahaya kerusakan.
Komunisme dan Bahayanya
Banyak kalangan di Indonesia sangat kawatir dengan usaha-usaha yang sistematis yang dilakukan pihak-pihak yang berusaha membangkitkan kembali komunisme. Salah satu indikasinya melalui upaya-upaya yang dilakukan oleh sejumlah kelompok masyarakat yang terus menerus menekan pemerintah untuk mencabut Tap MPR No 25 tahun 1966 tentang larangan paham komunisme di Indonesia. Serta munculnya kegiatan komunitas yang sengaja menggunakan atau menggambarkan lambang bergambar palu arit di tempat umum. Bagaimana cara pandang komunisme?
Komunisme dan sosialisme adalah merupakan bagian dan cabang dari aliran Marxisme, yang dinisbatkan kepada ahli filsafat Jerman Karl Marx yang telah menerbitkan media dengan nama “Al-Bayan Al-Syuyu’i” pada tahun 1848 yang setelahitu diikuti oleh Frederix Angel. Sosialisme komunisme sebagai ideologi lahir untuk melawan ideologi liberal yang telah membentuk kelompok masyarakat yang kapitalis yang menyengsarakan rakyat. Sosialisme menurut Theimer merupakan “gagasan bahwa kekayaan dunia ini merupakan milik semua, bahwa kepemilikan bersama lebih baik daripada milik pribadi”. Kepemilikan bersama akan menciptakan dunia ini semakin baik, membuat ekonomi semua orang stabil, kepemilikan bersama akan menghapus jurang antara orang kaya dan orang miskin, akan menggantikan usaha mengejar keuntungan pribadi dengan kesejahteraan umum. Dengan demikian sumber segala keburukan sosial akan dihilangkan, tak ada lagi perang dan semua orang akan menjadi saudara.
Konsep pemikiran komunisme dianggap paling jelas dan paling lengkap, dibandingkan dengan konsep sosialisme. Karena itu, cita-cita sosialisme klasik telah menginsirasi Marx saat ia melarikan diri ke Paris dan itu yang mengantar dia untuk merumuskan karya ideologinya Manifesto Komunis. Kata-kata pembukaan manifesto komunis ditulis “ada hantu berkeliaran di eropa, hantu Komunisme”. Kekuatan revolusi ideologi ini, pada masa lalu telah menjadi sebuah kekuatan politik dan ideologi yang paling dahsyat, hampir semua negara didunia ini yang memilliki kekuatan politik komunis secara langsung dan tidak langsung selalu berusaha merebut kekuasaan. Pemikiran Karl Marx telah mengubah kekuatan dunia untuk melakukan perubahan atas dominasi kapitalisme. Marxisme telah menjadi inspirasi gerakan revolusi dan perjuangan kaum buruh, bahkan formula Marx telah merangsang perkembangan sosiologi, paham sosialisme, ilmu ekonomi dan filsafat kritis.
Komunis merupakan penyeru kehancuran, yang bekerja hanya berlandaskan asas sosial dan ekonomi, walaupun hal tersebut merupakan jargon yang sangat klasik, namun karena diformulasi dengan baik, terutama gerakan revolusi yang memiliki kaidah-kaidah dan sistem tertentu komunis telah menjadi rezim sosialis yang mengakar dalam diri manusia, yang pada pada permulaannya memiliki prinsip kapitalis berupaka hak kepemilikan adalah individual, kemudian berubah menjadi milik bersama. Dan setelah itu komunis menjadi contoh yang memberikan harapan baru kepada masyarakat. Dan setelah itu menjadi sebuah mazhab falsafah dan agama, yang menyeru untuk mengikuti ajarannya dan revolusioner.
Dan misi yang dibawa oleh komunis sangat dekat dengan misi yang dimiliki oleh sosialis, bahkan hampir tidak memiliki perbedaan antara keduanya kecuali pada sebagian aturan yang lebih rinci; bahwa komunis revolusioner pada falsafah dan sarananya memiliki kecendrungan yang dahsyat dalam melakukan aktivitas destruktif daripada gerakan revolusioner lainnya.
Komunis merupakan ideologi kehancuran, yang bekerja hanya berlandaskan asas materi, hal tersebut merupakan jargon klasik, namun karena diformulasi dengan baik, terutama gerakan revolusi yang memiliki kaidah-kaidah dan sistem tertentu, komunis telah menjadi rezim sosial yang mengakar dalam diri manusia.
Ideologi sosialisme tidak dibangun atas dasar akal, tetapi bersandar pada materialisme, sekalipun dihasilkan oleh akal, karena ide komunisme menyatakan bahwa materi itu ada sebelum adanya pemikiran (pengetahuan). Di samping itu karena ide ini menjadikan segala sesuatu berasal dari materi. Dengan demikian, ide ini bersifat materialistis. Sedangkan kapitalisme bersandar pada pemecahan jalan tengah (kompromi) yang dicapai setelah terjadinya pertentangan yang berlangsung hingga beberapa abad di kalangan para pendeta gereja dan cendekiawan Barat yang kemudian menghasilkan pemisahan agama dari negara. Sosialisme dan kapitalisme telah gagal. Sebab, keduanya bertentangan dengan fitrah manusia dan tidak dibangun berdasarkan akal.
Bukti bahwa ideologi sosialisme dibangun berlandaskan materialisme, bukan akal, adalah karena ideologi ini menyatakan bahwa materi mendahului pemikiran (pengetahuan). Jadi tatkala otak merefleksikan materi, akan menghasilkan pemikiran; kemudian otak akan memikirkan hakikat materi yang direfleksikan ke dalam otak. Sebelum hal itu terjadi, tentu tidak akan muncul pemikiran. Dengan demikian, segala sesuatu, menurut komunisme, haruslah berlandaskan pada materi. Maka dasar aqidah komunisme adalah materi bukan pemikiran.
Kejahatan Kapitalisme Sekuler
Kapitalisme dan liberalisme merupakan anak kandung sekulerisme yang meyakini pemisahan agama dari kehidupan (fashl ad diin a’anil hayah). Liberalisme berdiri di atas argumentasi John Locke dan Hobbes, Locke dengan jelas menyatakan “gagasan kebebasan absolut menjadikan siapa saja untuk melakukan apapun yang disenanginya, saya memastikan kebenaran dalil ini seperti matematika”. Hobbes sendiri mendefinisikan kebebasan adalah “tiadanya rintangan eksternal untuk bergerak, dalam hal ini kebebasan itu seperti air dan sesuai kebutuhannya“. Definisi hak alamiah manusia menurut Locke dan Hobbes menempatkan kedaulatan atas dirinya sendiri, setiap orang bebas untuk melakukan apa yang diinginkannnya.
Hak setiap orang secara alamiah untuk hidup dan bebas, semua pemilik hak secara alamiah berhak mendapatkan perlindungan atas hak-hak yang ia miliki. hak alamiah tersebut mendapatkan tempat yang utama dalam rasionalisme, bahwa kemampuan berpikir secara rasional untuk mendapatkan haknya, memperjuangkan haknya dan mempertahankan hak-haknya. Pada hakikatnya semua manusia sama, walaupun seseorang itu dilahirkan dari keluarga miskin, keluarga kaya, di istana ataupun di gubuk. Kesadaran atas hak manusia itu merupakan hasil dari pencerahan manusia dalam memahami dirinya sendiri.
Liberalisme berdiri dari liberalisme klasik, namun new liberalism dinamakan neoliberalisme yang rumusan pemikirannya berada dalam bidang ekonomi untuk melegalkan pasar bebas, kebebasan individu, lepasnya intervensi negara, dan merupakan teori relasi antarnegara, pasar individu dan masyarakat dalam sistem perekonomian yang berlandaskan kapitalisme. Karena itu, paham neoliberalisme merupakan metamorfosis paham liberalisme klasik.
Setelah sosialisme, ideologi sekulerisme, neo liberalisme dan kapitalisme tidak dibangun atas dasar akal, tetapi dibangun berdasarkan jalan tengah antara tokoh-tokoh gereja dengan cendekiawan, setelah sebelumnya terjadi pergolakan dan perbedaan pendapat yang sengit dan berlangsung terus-menerus selama beberapa abad di antara mereka. Jalan tengah itu adalah memisahkan agama dari kehidupan, yakni mengakui keberadaan agama secara tidak langsung, tetapi dipisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, ideologi ini tidak dibangun atas dasar akal, tetapi dibangun atas dasar kompromi kedua belah pihak sebagai jalan tengah.
Sistem politik kapitalis yang kosong dari aspek spiritual sehingga hanya mempertimbangkan aspek materi untuk menentukan bahagia-tidaknya seseorang. Politik luar negeri ala Kapitalisme juga penuh kerusakan. Politik luar negeri kapitalis dibangun atas dasar imperialisme—dalam segala bentuknya—yang tak lepas dari karakter materialistik alias menghisap kekayaan. Imperialisme ini dapat berbentuk perang militer secara langsung untuk meraih hegemoni politik dan ekonomi, seperti yang dilancarkan AS di Panama, Irak, dan Afganistan. Imperialisme dapat pula berbentuk penjajahan ekonomi melalui penguasaan moneter dan utang jangka panjang untuk menancapkan dominasi politik dan politik atas negeri yang berhutang. Dapat pula imperialisme itu berbentuk pengendalian lembaga-lembaga internasional seperti PBB dan segenap organisasinya, atau berbentuk penyebaran ide-ide yang menyesatkan seperti globalisasi, WTO, dan perdagangan bebas. Imperialisme juga dilaksanakan melalui kaum liberal kaki-tangan Barat untuk menyerang hukum-hukum Islam.
Sistem ekonomi Kapitalisme didasarkan pada asas kebebasan, meliputi kebebasan kepemilikan harta, kebebasan pengelolaan harta, dan kebebasan konsumsi. Asas kebebasan ini, menurut Thabib, tidak layak karena melanggar segala nilai moral dan spiritual. Bisnis prostitusi, misalnya, dianggap menguntungkan, meski jelas sangat melanggar nilai agama dan merusak institusi keluarga. Kerusakan sistem ekonomi Kapitalisme juga dapat dilihat dari berbagai institusi utama Kapitalisme, yaitu sistem perbankan, sistem perusahaan kapitalisme (PT) dan sistem uang kertas (fiat money). Berbagai krisis ekonomi dan moneter sering bersumber dari sistem-sistem tersebut.
Para politisi, ekonom, dan intelektual di dunia kini telah yakin bahwa sebab terjadinya krisis ekonomi global tidak lain adalah ideologi kapitalisme yang konsent pada kepentingan kaum kapitalis (pemilik modal). Sehingga kantong-kantong para kapitalis itu penuh dengan mengorbankan masyarakat. Ideologi kapitalisme telah membagi dunia menjadi dua kelompok. Pertama, kelompok yang jumlahnya tidak sampai 5 % dari masyarakat, namun menguasai lebih dari 80 % sumber daya dan kekayaan dunia. Kedua, kelompok lain yaitu 95 % manusia menguasai hanya 20 % kekayaan dunia; bahkan jutaan orang tidak bisa merasakan sesuap kehidupan demi kemakmuran para kapitalis.
Para politisi dan para ekonom telah yakin akan ketidakmampuan mereka untuk menciptakan solusi bagi bencana krisis ini. Mereka telah mengumumkan ketidakmampuan ideologi kapitalisme untuk mengatasi krisis yang terjadi. Keyakinan dan pernyataan itu keluar dari para politisi senior mereka seperti Sarkozy, Gordon Brown, dan lainnya. Meskipun mereka melakukan berbagai langkah untuk mengatasi krisis, namun mereka mengakui kegagalan langkah-langkah tersebut. Seperti ide bantuan likuiditas di pasar, bank dan perusahaan-perusahaan yang sedang kolaps. Untuk itu mereka telah membelanjakan harta para pembayar pajak, yang mereka ambil dari kaum fakir untuk menekan kolapsnya perusahaan orang-orang kaya. Jadi, tetap saja mereka berjalan di jalan kesesatannya. Yaitu fokus membantu (membangkitkan) orang kaya para pemilik modal yang kolaps, meski untuk itu harus mengorbankan kaum fakir.
Islam Sebagai Jalan Selamat
Berdasarkan semua uraian sebelumnya, hanya asas (aqidah) ideologi Islamlah satu-satunya yang benar, sedangkan asas ideologi sosialisme dan kapitalisme adalah rusak. Asas ideologi Islam sesuai dengan fitrah manusia, amat berbeda dengan ideologi sosialisme dan kapitalisme yang dibangun berlandaskan hawa nafsu. Maka asas ideologi sosialisme dan kapitalisme berlawanan dengan fitrah manusia.
Akidah Islam tidak bertentangan dengan fitrah manusia, sangat mendalam tetapi gampang dimengerti, cepat membuka akal dan hati manusia, cepat diterima dan mudah dipahami untuk didalami isinya. Karena memang beragama adalah satu hal yang fitri dalam diri manusia. Setiap manusia menurut fitrahnya cenderung kepada agama.
Ideologi Islam adalah ideologi yang positif. Karena menjadikan akal sebagai dasar untuk beriman kepada wujud Allah. Ideologi ini mengarahkan perhatian manusia terhadap alam semesta, manusia, dan kehidupan, sehingga membuat manusia yakin terhadap adanya Allah yang telah menciptakan makhluk-makhluk-Nya. Di samping itu ideologi ini menunjukkan kesempurnaan mutlak yang selalu dicari oleh manusia karena dorongan fitrahnya. Kesempurnaan itu tidak terdapat pada manusia, alam semesta, dan kehidupan. Ideologi ini memberi petunjuk pada akal agar dapat sampai pada tingkat keimanan terhadap Al-Khaliq supaya ia mudah menjangkau keberadaan-Nya dan mengimani-Nya.
Islam dibangun atas dasar akal yang mewajibkan kepada setiap muslim untuk mengimani adanya Allah, kenabian Muhammad SAW, ke-mukjizatan Al-Quranul Karim dengan menggunakan akalnya. Juga mewajibkan beriman kepada yang ghaib dengan syarat harus berasal dari sesuatu dasar yang dapat dibuktikan keberadaan dan kebenarannya dengan akal seperti Al-Quran dan Hadits Mutawatir. Dengan demikian, ideologi ini dibangun atas dasar akal.
Kritik terhadap sosialisme dan kapitalisme adalah kritik yang berdasarkan bukti rasional-faktual (dalil aqli). Di samping itu, kebatilan asas ideologi sosialisme dan kapitalisme juga dapat juga didasarkan pada dalil naqli, yakti bahwa keduanya adalah ideologi kufur yang tidak didasarkan pada apa yang diturunkan Allah. Segala sesuatu pemikiran tentang kehidupan yang tidak didasarkan pada apa yang diturunkan Allah adalah kufur dan thaghut yang harus diingkari dan dihancurkan. Allah SWT berfirman :
“Barangsiapa yang tidak memutuskan (perkara) menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir.” (TQS Al Maaidah : 44)
“Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah untuk mengingkari thaghut itu…” (TQS An Nisaa` : 60).
Tujuan sistem politik Islam bukanlah untuk menghisap kekayaan, melainkan untuk beribadah kepada Allah Swt., di bawah pimpinan Khalifah. Sistem Khilafah inilah yang akan mewujudkan ketenteraman (thuma’ninah) dengan menjamin keamanan, jaminan kebutuhan pokok, dan keadilan di dalam negeri.
Sistem ekonomi Islam sangat bertolak belakang dengan sistem ekonomi Kapitalisme. Asasnya adalah wahyu yang selalu mengaitkan akidah Islam dengan hukum-hukum ekonomi. Jadi, barang dilihat dari segi halal dan haram, bukan dari segi bermanfaat atau tidak. Bisnis prostitusi yang dibolehkan Kapitalisme dianggap ilegal karena hukumnya haram dalam Islam. Islam juga menolak institusi komunisme dan Kapitalisme. Sistem perbankan dalam kapitalisme ditolak karena ribawi, sistem perusahaan Kapitalisme ditolak karena bertentangan dengan hukum syirkah (perusahaan syariah), dan sistem uang kertas ditolak karena bertentangan dengan sistem moneter Islam yang berbasis emas dan perak.
Jalan kebangkitan kita adalah jalan yang satu, yakni dengan cara kita melanjutkan kehidupan Islam. Dan tidak ada jalan menuju kelanjutan kehidupan Islam melainkan dengan adanya Daulah Islamiyah. Dan tidak ada jalan lain menuju ke arah itu kecuali jika kita mengambil Islam secara paripurna (kâmilan), yakni kita mengambilnya sebagai Aqidah yang menguraikan Problematika Terbesar (al ‘uqdatul kubrâ), dan di atas aqidah tersebut tertancap sudut pandang kehidupan, dan juga pelbagai sistem yang terpancar dari aqidah ini. Sedangkan asasnya adalah Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya. (Taqiyuddin an Nabhani, Nizhâmul Islâm).
Tidak ada jalan selamat untuk umat manusia seluruh dunia kecuali dengan Islam. Kezaliman tidak akan hilang dari kita kecuali dengan penerapan syariah Allah. Banyak negara telah mencoba sosialisme, kapitalisme, nasionalisme dan patriotisme, akan tetapi kondisi masyarakat malah mengalami pembusukan di semua aspek kehidupan. [VM]
Posting Komentar untuk "The Clash of Ideology : Islam vs Komunisme & Sekulerisme "